25

612 82 8
                                    

Gito berusaha menahan tawanya manakala dirinya sedang memergoki Chika tengah melepaskan kaus Zahran. Dari ekspresi Zahran, Gito bisa melihat bahwa pria itu tengah mengerjai Chika.

Perihal keberadaannya di apartemen Zahran, Chika sendirilah yang memintanya untuk datang guna menemani Zahran yang katanya sedang sakit.

Tetapi, tidak seperti sakit yang Gito bayangkan, pria itu terlihat sangat sehat meskipun ada beberapa bekas luka goresan yang tercetak diwajahnya.

Satu lagi, Gito memang sudah tahu kode apartemen Zahran. Itulah sebabnya Gito bisa masuk meskipun pintunya terkunci.

"Kak, please jangan salah paham dulu. Chika sama Mas Zahran gak ngapa-ngapain kok tadi. Iya kan, Mas?" Chika mencoba mencari pembelaan dari Zahran.

"Ah kamu suka gitu deh, Chik. Gak mau ngaku padahal udah jelas-jelas ketahuan"

Bola mata Chika membulat sempurna mendengar ucapan Zahran.

"Bang Gito juga pasti bisa bedain kok mana orang yang mau begitu-begitu sama orang yang mau kerokan"

Gito sudah tidak tahan lagi. Suara tawanya pecah begitu saja.

"Kampret emang lo, Ran. Anak perawan udah sampai pucat begitu masih aja lo kerjain"

Mengingat waktu sandiwara sudah selesai, Zahran bergegas untuk mengenakan kaosnya kembali. Bahaya jika Chika tahu ternyata di bagian perutnya, tidak ada luka sayatan sama sekali.

"Lo kemana aja seminggu ini?"

"Biasa lah, Bang. Orang ganteng banyak musuhnya"

Satu hal yang ingin Chika tanyakan disini. Kemana Pak Zahran yang dia kenal dulu? Pak Zahran yang independen dan penuh dengan keseriusan? Pak Zahran yang tegas dan selalu meluluhkan hati Chika dengan cara yang berbeda?

Mengapa sejak berpacaran, Zahran menjadi sangat narsis dan memuakkan seperti itu?

"Halah, palingan juga gak jauh-jauh soal Fiony kan? Dari dulu emang lo gak pernah bisa diem kalau urusannya udah sama dia. Nih ya Chik, aku kasih tahu. Kamu jangan mau dibodohi sama Zahran"

"Kamu gak mau kan kalau dia terus-terusan ikut campur sama urusan Fiony?"

"Kalau dia gak bisa konsisten sama kamu, jangan ragu buat putusin dia. Laki-laki kaya begitu gak pantas untuk dipertahankan"

Sementara Gito masih sibuk mencela Zahran, pria yang tengah dia omongkan kini sedang menatapnya dengan serius.

"Lo kalau cuma merusak suasana mendingan pulang aja deh, Bang! Gue gak butuh dijagain sama sepupu laknat kaya lo!"

"Lo ini ya, Ran! Udah sebatang kara, belagu lagi! Gue kalau bukan Chka yang minta juga ogah datang kesini. Anyway, kapan lo mau damai sama orang tua lo?"

Melihat Zahran yang tampak menimbang-nimbang sesuatu setelah mendengar ucapan Gito, Chika pun bersuara.

"Nanti setelah kamu sembuh gimana? Tapi Chika gak mau ketemuannya di rumah sakit lagi ya, Mas. Yang ada kita putus beneran"

Zahran menghela napasnya pelan.

"Kamu lebih percaya sama Bang Gito, Chik?" Tanya Zahran dengan suara putus asa.

"Chika percaya sama kamu, Mas. Kalau Chika gak percaya, Chika gak akan mau maafin Mas Zahran dari kemarin-kemarin"

"Ya meskipun kalau diingat lagi, rasanya masih sedikit sesak, nyatanya memberi Mas Zahran kesempatan juga tidak ada salahnya"

Detak jantung Zahran tiba-tiba berpacu lebih kuat.

"Tetapi, Chika juga percaya sama Kak Gito. Apalagi, Fiony ini sedang hamil dan tidak bersuami. Mas ngerti kan tentang kekhawatiran Chika?"

Bibir Chika melengkung manakala dirinya melihat Zahran tengah mengangguk.

"Chika begini juga niatnya cuma antisipasi aja kok, Mas. Karena Chika sayang sama mas, Chika gak mau kalau hubungan kita jadi gak baik gara-gara Fiony"

"Tapi, kamu tahu kan, aku udah janji sama Aji kalau aku akan bantu dia untuk perbaiki hubungannya dengan Fiony?"

"Mau gak mau, aku harus ketemu dia sampai urusan ini selesai. Kalau enggak, Aji lebih nekad daripada kemarin"

Ekspresi Chika kembali tertekuk usai mendengarnya.

"Tapi setelah itu, Mas bisa janji gak akan ikut campur urusan dia lagi?"

"Iya, aku janji" Ucap Zahran sambil tersenyum.

Sementara itu, Gito yang sejak tadi merasa terkacangi tiba-tiba berdehem. Namun dehemannya sama sekali tak berpengaruh apapun.

"Chik"

"Ya?"

"May I kiss you?"

Gito melotot saat kedua bibir itu bertemu.

~~~

untuk pembaca yang baik hati dan tidak sombong, ada yang mau pungut Gito?

asia festival kemaren jkt48 bagus bgt si walau mereka gak ikut secara live sm mnl48 gokil perform nyanyi nya

udh lama bgt gak up, semoga ke depannya rajin

Tentang Jatuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang