FWB (Seulmin) 18+

3.4K 91 7
                                    

Warning 18+

Sudah bertahun-tahun menjalin hubungan ini, kenapa sangat susah untuk melepas orang lain yang selalu bisa mengalihkan perhatian Gisel untuk selalu menatap Jeremy.

"Jer, ihh! Jangan kasih tanda!" memang pada dasarnya Jeremy bebal, jika sudah berdua seperti ini bawaan dirinya ingin membuai kulit lembut Gisel selalu.

"Dengar gak sih, Jer!" Bukannya menjauh, Jeremy sudah menarik baju Gisel agar terlepas belum lagi tangan yang sudah menjalar kebawah.

"Hmmm.. nanti kan bisa diakalin Sel, gue lagi pengen banget. Gak kasihan dibawah sini sudah tegang banget minta dilembutin" lalu membuka celana miliknya.

"Lo kebiasaan, siang-siang malah sange pasti dapat kiriman baru di grup!" Tebakan Gisel memang tepat, grup beranggotakan tujuh orang tersebut perkumpulan laki-laki buas haus belaian.

Tentu Gisel sangat tahu mereka siapa dan pernah bertemu sesekali tapi hanya Jeremy yang tidak memperbolehkan Gisel untuk sampai bermain dengan anggota grup itu.

Padahal menurut Gisel, Kak Reymond sangat gentle laki-laki macho dengan kulit kecoklatan. Sementara suara deep voice yang paling Gisel yakini kalau mendesah sangat mendebarkan akan jatuh pada Vidi. Dan jangan lupakan anak baru gede yang memiliki tubuh yang bagus dari Jeremy siapa lagi kalau bukan Junaedi. Lalu si mood booster yang selalu punya sejuta humor, Hassan. Dan si cool boy tipe-tipe yang sangat disukai wanita kalau bukan Gandhi.

Namun sialnya Gisel bertemu lebih dulu dengan Jeremy sehingga laki-laki tidak ingin berbagi kebutuhannya dengan anggota grupnya. Jika di luar itu semua masih aman karena pada dasarnya Gisel yang tidak bisa bertahan lama dengan satu pria karena menurutnya terlalu membosankan.

Melihat Gisel menggenakan underware dengan renda-renda yang nampak tidak menutup sama sekali membuat Jeremy gemas ingin merobek tersebut. Apa gunanya kalau ujung-ujungnya kelihatan kok.

Kendati kerap berganti pasangan entah kenapa Gisel akan selalu balik kepada Jeremy. "Ahh, jangan dirobek sialan! Itu koleksi victoria secret gue belinya sampai nabung beberapa bulan!"

"Nanti gue beliin selusin, jangan berisik mending lo ngedesah"

Memang sengklek pantas saja hanya mereka berdua yang paling cocok untuk urusan ranjang.

"Ahh Jer, pelan ih sakit!" Jeremy langsung merangsangkan jarinya keluar masuk membelai lipatan kewanitaan Gisel.

"Yang,, ce--cepet ih!!"

"Banyak banget maunya, giliran blow job gak mau!"

"Berisik!" Melihat Gisel hampir klimaks, Jeremy langsung menghentikan gerakannya dan mendapatkan protesan dari Gisel. "Kok lo gitu sih Jer!"

Jeremy langsung memasukan miliknya ke liang kewanitaan Gisel, "eughh.."

"Lebih nikmat kan?"

"Ahh.. Jer" begitulah mereka saling memuaskan. Nafas mereka masih saling memburu, Jeremy masih dapat merasakan getaran tubuhnya sambil memeluk Gisel yang nampak cukup lelah dengan keringat di keningnya.

"Ahh sial" suara Jeremy tidak tahan hingga melepaskan seluruh benihnya di dalam rahim Gisel. Terlalu nikmat untuk ia keluarkan diluar.

Melihat keringat di kening Gisel, tangan Jeremy mengusap peluh tersebut. Lalu kembali menjatuhkan kepalanya di sekitaran leher jenjang milik Gisel. Merasakan gerah didekap Jeremy, Gisel mulai melakukan pergerakan setelahnya.

"Ahh, lepas ih! Badan lo berat!" Gisel memukul ringan tubuh Jeremy yang baru mendapatkan klimaks beberapa saat yang lalu.

"Diem Sel, lo gerak gue bisa bangun lagi!"

One Shoot About BangtanVelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang