Kamulah Takdirku (Vrene)

428 46 12
                                    

Semua ini gila, dia yang dulunya kuajak bersanding peran sewaktu kecil di perusahaaan besar milik keluargaku. Sepak terjang dan daya juangnya memang tinggi itu etos kerja yang baik. Tapi ada satu minus yang paling menonjol untuk seorang Rafael Januarisman.

Penakhluk kaum hawa, aku benci mengatakan ini. "Ma, mama yakin dia itu serius sama Ai?"

"Kalau gak serius ngapain dia kesini mau lamar kamu, Ai?"

"Ma, aku gak mau. Dia itu koleksi ceweknya banyak. Mama tahu kan hampir tiap bulan dia wara wiri gandengannya beda-beda. Mama mau aku nikah sama orang yang hobinya jelalatan gitu?"

"Ai, kamu bisa nolak" jawab Mama membungkam protesku.

"Kamu tahu semua laki-laki akan berpetualang dan saat mereka merasa cukup. Mereka akan memilih, pilihan terbaik untuk menjadi bagian penting terakhirnya." Jawab Papa yang kini datang, meskipun telah berpisah mereka tetap mendampingi anak-anaknya.

"Bahkan Mama sama Papa juga pisahkan?"

Inilah yang menjadi catatan bagi mantan suami istri yang menjadi orang tua Airin Kalelia. Bagaimanapun Ai kecillah, yang menjadi saksi bisu mereka ketika sudah menyerah akan prahara rumah tangga dan selalu bertengkar sepanjang malam.

Bersyukur waktu itu, adik Ai sudah dititip di keluarga sang nenek.

"Kak, jangan terlalu benci sama Kak Rafa. Kakak inget kan gimana bencinya aku dulu sama Juna sampai sekarang malah udah ada Thea"

"Tapi Rafa gak kayak Juna yang selalu berputar disekitar kamu Rin, Rafa terlalu abu-abu gak cuma satu poros yang ia kelilingi bahkan entah siapa sebenarnya yang sungguh-sungguhnya yang dia mau."

___________________________________________

"Bang Rafa, abang beneran serius sama kak Ai?" tanya adik Rafa, menjadi anak pertama dari tiga bersaudara dengan kondisi sosok ayah yang sudah lama berpulang menjadikannya sosok tulang punggung keluarga sekarang.

"Kalau gak serius. Rugi dong ajak kalian semua main ke rumah dia"

"Aku harap kak Ai bisa sabar sama sifat abang" untuk yang satu itu Rafael hanya bisa tersenyum tipis dan merapalkan dalam hati, semoga demikian ya, dek! Doain abang.

Namanya kehidupan saat diatas kita akan memiliki banyak teman dan saat jatuh, mana ada orang yang mau tahu.

Semua ini karena salahnya, Rafael memang senang mencari teman ya banyak teman tapi belum tentu benar teman. Ada orang yang menjebaknya, dia memang sering main ke club hanya untuk melepas penat minum dan pulang. Ya walaupun suka kencan cipika cipiki tapi tak lebih itu masih wajar bukan?

Apesnya, ada kejadian dimana oknum tertentu melakukan operasi jual beli obat terlarang dan bertepatan orang itu baru saja berkenalan dengan Rafael dan kejadiannya sangat cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Apesnya, ada kejadian dimana oknum tertentu melakukan operasi jual beli obat terlarang dan bertepatan orang itu baru saja berkenalan dengan Rafael dan kejadiannya sangat cepat. Penggerebekan terjadi hingga Rafa ikut digiring.

One Shoot About BangtanVelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang