Teman hidup (Seulmin)

1.2K 82 23
                                    

NP: Devano Danendra-Menyimpan rasa.

Berawal dari celoteh, berantem hingga berjodoh siapa sangka hidup selucu itu terjadi pada Anggita si anak mama yang manja, dan Mario si bungsu yang selalu suka menganggu Anggita, yang notabene anak dari teman ibunya.

______________________________________

"Mama kenapa dia ada disini!!!"

"Tata! Mama gak suka ya kalau kamu gitu, masih untung Rio mau main sama kamu!"

"Tapi Ma, dia itu nakal suka ganggu Tata kalau lagi main! Pokoknya Tata gak mau kalau Rio masih disini! Sebel pokoknya!"

"Husst! Gak sopan kamu itu, Rio lagi sedih neneknya baru aja meninggal seminggu yang lalu. Harusnya kamu hibur dong bukan diambekin terus anaknya!"

"Apa ma? Nenek Rio yang baik itu udah gak ada?" Matanya Anggita berair meneteskan kesedihan, kabar duka soal nenek Rio yang baik suka memberi Anggita cemilan dan kue-kue yang enak dan jangan lupa nenek Rio itu baik banget.

Semasa hidupnya apapun yang Anggita minta pasti dituruti, maklum cucunya semua berjenis kelamin laki-laki. Membuat sang nenek yang melihat teman cucunya ikut memanjakan impian sederhana nenek tua itu memang suka memanjakan dan juga membelikan printilan aksesoris anak perempuan untuk Tata, panggilan kesayangan keluarga Anggita padanya.

"Mama kok gak bilang adek! Kita kan harusnya kesana!"

"Lho yang kemaren ngambek minta ke rumah Mbak Sheila siapa?" tanya balik Mama, sekedar tahu aja ya. Tata lagi suka sama seseorang jadinya suka konsultasi sama Mbak Sheila sepupunya yang sudah SMA. Sementara tinggal menunggu beberapa bulan lagi Tata tamat dari sekolah menengah pertama.

"Mama! Tata jahat sama nenek" Tata menangis merutuki dirinya yang tidak sempat melihat nenek Rio yang sudah ia anggap nenek sendiri.

Tata berhamburan mendekat Mario yang tengah asyik bermain PS diruang tengah.

Rio hampir terjungkal saat Tata tiba-tiba memeluknya cukup erat dengan tetesan air mata membasahi baju kaos jersey milik Mario yang hendak bermain bola di halaman belakang rumah Anggita.

"Eh- kamu kenapa?" Seketika Rio dibuat tengang takut-takut Mama Anggita melihat mereka dan memarahinya membuat Tata menangis seperti ini.

"Rio memang paling jahat! Kenapa gak bilang nenek sakit sampai meninggal pun gak ngabarin aku! Setidaknya aku harus lihat nenek untuk terakhir kalinya! Kena--"

"Stts! Ini yang bikin aku gak mau ngasih tau kamu. Salah-salah waktu pemakaman yang histeris kamu bukan aku. Bisa disangka cucu angkat aku kalau begitu!" Memang Rio ini bisa sekali bercanda padahal Tata lagi serius.

"Yampun! Kamu itu ngeselin banget!!" gerutu Anggita, memang Rio sengaja mengalihkan pertanyaan sebab Mario sangat tahu pasti apabila nenek bertemu dengan Tata sebelumnya pastilah hal yang sama akan terjadi pada Tata saat sang nenek meminta suatu hal yang susah untuk Rio putuskan terlebih dirinya masih muda dan perjalanan masih panjang.

Lupakan perihal itu sejenak biar nanti saja, sudah cukup Mario bersedih seminggu ini. Bisa-bisa neneknya bangkit dari kubur dan minta permintaan terakhirnya segera terkabul. Pusing!

Balik lagi dengan Tata yang memang cengeng, entah karena hatinya terlalu lembut atau pada dasarnya gadis itu memang kelebihan pasokan air mata sehingga gampang sekali meneteskan bulir pada matanya. Baik saat sedih maupun tertawa.

Tapi satu hal yang Mario inginkan lebih baik Tata marah-marah ketimbang bersedih seperti sekarang. Meskipun ya! Gadis satu itu punya cubitan yang mematikan, asli tangan Rio pernah biru karena bikin kesel gadis sipit itu.

One Shoot About BangtanVelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang