Suddenly (Jungri)

849 87 9
                                    

"Aku mau kita udahan, Rey!" Dengan suara yang sangat lirih Karina mencoba mematikan rasanya pada sang kekasih yang selama ini mengisi hidupnya kurang lebih 5 tahun lamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku mau kita udahan, Rey!" Dengan suara yang sangat lirih Karina mencoba mematikan rasanya pada sang kekasih yang selama ini mengisi hidupnya kurang lebih 5 tahun lamanya.

"Apalagi sekarang Rin? Kita udah sering putus nyambung kalau cuma soal bosen aku masih bisa kasih kamu break kayak biasanya."

"Aku udah gak bisa sama kamu"

"Kenapa? Kasih aku satu alasan"

"A-aku udah gak cinta lagi sama kamu" ucapan final dari Karina yang berhasil membuat Reyhan kehilangan cara untuk bernafas.

Ada perasaan sesak yang tidak bisa ia ungkapkan tapi begitu menyakitkan. "Lihat mata aku sekali lagi, dan ulangi sekali lagi"

 "Lihat mata aku sekali lagi, dan ulangi sekali lagi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reyhan masih tidak percaya. Tapi detik itu pula hatinya hancur. Bukan ini yang ia mau, bukan ini. Padahal pertemuan mereka kali ini Reyhan sudah menyiapkan kejutan untuk melamar Karina.

_______________________________________________

"Rin,, Mama perhatiin belakangan ini kamu banyak melamun kenapa?" tanya Mama yang sedang mengupas apel diruang rawat Papa.

"Karin, cuma lagi capek Ma"

Sementara sang Papa menatap bahu merosot anaknya, ia tahu pasti permintaan dirinya tergolong jahat bagi sang anak. Lebih baik begitu melepas Karin dengan anak sahabatnya lebih menjamin kehidupannya. Ketimbang bersama pacar yang entah berasal darimana yang sering Karina ucapkan tapi belum juga memiliki itikad baik.

Malam itu, Mama pulang untuk mengambil pakaian bersih. Sementara Karina berganti menjaga sang Papa.

"Karin, duduklah lebih dekat. Kemari, nak!" Karina berjalan mendekat menyambut dengan senyum hangat tidak ingin membuat sang Papa khawatir.

"Permintaan Papa berat ya, buat kamu? Kamu gak perlu menurutinya jika kamu sudah serius dengan pacarmu"

"Tidak Pa, kami sudah putus bulan lalu"

"Maaf pria tua ini harus mematikan perasaanmu. Tapi percayalah, Nak! Papa cuma ingin yang terbaik untuk kamu. Semoga Papa tidak salah memilih untuk putri kecil papa"

"Pa, jangan mikir Karin. Karina sudah besar, pokoknya Papa harus sehat. Karina sama Mama gak sabar nunggu Papa keluar dari sini"

Tuhan semoga saja, setelah ini hatiku masih berfungsi untuk ikhlas dengan perasaan dan orang yang baru. Bila memang kami jodoh semoga dilancarkan, begitu batin Karina sembari menerima pelukan dari sang Papa.

_______________________________________________

Selang beberapa bulan. Tepatnya di ruang makan keluarga Karina. Manik mata pekat yang mampu memikat hati kaum hawa itu kini ada dihadapannya.

Matanya seolah memiliki laser untuk menjelajahi inci tubuh Karina. "Selamat datang Pak, perkenalkan ini anak kami Reyhan Anugrah"

Sekali lagi takdir mempermainkan hidup Karina.

Mengapa kita bertemu bila akhirnya dipisahkan.

Mengapa kita berjumpa bila akhirnya dijauhkan.

Kau bilang cintamu aku, nyatanya bukan untuk aku

Lagu itu seakan menohok Karina saat lagi-lagi harus berbagi satu tempat dengan sang mantan kekasih.

"Kamu benar-benar keterlaluan Rin, kalau dari awal kamu bilang Papa kamu sakit. Aku bakalan lebih awal minta serius dihadapan orang tua kamu. Tapi kamu malah milih cara seperti ini. Jujur aku kecewa, kamu dengan semudah itu pergi ninggalin aku. Tapi aku sadar Papa kamu benar dia ingin yang terbaik, dan lucunya disini dia yang minta aku buat jagain kamu. Bukan aku yang harusnya datang lebih dulu.

Melihat kamu yang sekarang rasanya lebih dari cukup. Lihat kelopak mata ini, kenapa bisa secekung dan sehitam ini" Reyhan mengelus bawah mata Karina. Sementara Karina masih menahan nafasnya saat tangan hangat itu menyentuh wajahnya.

Apa ini mimpi? Tolong jangan bangunkan hamba Tuhan, pekiknya dalam hati.

"Kamu juga gak bisa makan dengan benar. Kemana perginya pipi mu, aku benci melihat mu tidak bisa menjaga dirimu" bisik Reyhan memangkas jarak diantara mereka dan merenguh tubuh mungil Karina kedalam dekapannya.

"Harusnya kamu juga ngaca. Lihat rambut panjang mu dan bulu halus yang ada diwajahmu. Kamu bahkan terlihat seperti om pedofil" balas Karina sembari menangis haru. Rasanya seperti pulang kembali ke rumah.

"Secengeng ini meminta ku untuk pergi humm"  Reyhan menekan dagunya diatas kepala Karina.

"Jangan mengejek ku lagi, Rey! Atau aku akan melarikan diri setelahnya" rengek Karina melepas pelukan mereka.

"Dan aku akan melarikan Papa mu agar kau kembali mengejarku" sepertinya tulang rusuknya sudah kembali, semua terasa lebih aman saat berada disisi yang tepat.

Dari dalam sudut rumah, Papa Karina melihat mereka diluar sana. "Aku rasa bisa lebih tenang sekarang. Percepat saja bila memang sudah saatnya"

"Papa gak salah milih, Mama bahkan bisa melihat kembali binar bahagia dimata Karina" ujar Mama memeluk sang suami.

Dipenghujung malam itu, Papa berpesan pada Ayah Reyhan.

"Aku titip mereka ya, Nugrah. Aku rasa waktuku sudah tidak lama. Terima kasih telah menerima aku dalam hidup kalian"

Seusai dari perjamuan kedua keluarga, dua minggu kemudian Papa dilarikan kembali kerumah sakit dengan situasi diriku yang baru saja menikah dihari kemarin.

Satu hari yang lalu aku masih bisa melihatnya tersenyum bahagia melepas ku dengan kekasih hatiku,, dan hari ini cinta pertama setiap anak perempuan itu pergi meninggalkan ku dengan raut wajah penuh ketenangan.

Pa, tenang disana ya! Karina bangga punya Papa yang hebat seperti Papa. Maaf kalau Karin, masih banyak punya salah dan belum bisa banggain Papa.

Dulu ku pikir akan seorang diri saat melepas kepergian Papa. Tapi dugaan ku salah Papa sudah menyiapkan bahu kokoh untuk diriku bersandar yaitu suamiku, Reyhan Anugrah.


20 Januari 2022

Udah lama aku gak muncul, selamat tahun baru kawan ❤

One Shoot About BangtanVelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang