Cinta Buta (Vrene)

832 75 6
                                    

Aku kira di dunia ini tidak ada yang gratis, tak kusangka pertemuan ku dengan dirimu membuat aku sadar hidup tak selamanya penuh dengan apa yang harus dibayar yaitu ketulusan hatimu.

______________________________________

"Maaf Tuan saya tidak tahu jika Tuan ada disana" pekik Juwita,assisten rumah tanggaku yang baru.

"Untuk apa kamu disana?" tanyaku masih sibuk mendengar lagu dari radio diruang tengah.

"Ti-tidak apa-apa Tuan" elak Juwita yang terjatuh tidak sengaja menginjak lantai yang masih basah usai ia pel tadi.

Gadis bodoh itu selalu bertingkah konyol jika saja aku tidak sedang menguji kesabaran aku pasti sudah menendangnya.

"Tuan Victor, makanannya sudah siap mau saya bawa kesana atau ke ruang makan?"

"Kau bodoh atau apa, cepat kemari! Aku sudah lapar dari tadi" ucap ku dengan sedikit kesal.

Dengan langkah yang tertatih-tatih Juwita datang dan menuntun ku menemukan kursi tempat makanan sudah tersedia.

Aromanya cukup lezat, tapi tidak bisa menipu indra pengecapku. "Terlalu banyak garam. Jika kau sudah ingin menikah, cepat kemasi barangmu!"

"Ma-maaf tuan" cicitnya. Namun menatap penuh kesal kearah ku, lihat tangannya dengan berani membuat gerakan ingin memukul ku.

Dasar pembantu tidak tau diri!

Seusai kejadian di meja makan, Juwita akhirnya bisa beristirahat dengan tenang. "Bu, kapan pulang? Juwita tekanan batin dimarahin Tuan galak itu"

"Kamu tidak boleh seperti itu Juw. Atas kebaikan keluarga mereka kamu bisa lulus sekolah"

"Tapi Juwita mau kerja diperusahaan. Jadi Cleaning Service pun gak masalah tapi disini-"

"Kamu sudah jadi ART apa bedanya sama CS?"

"Juwita capek dimarahin Tuan Victor, bawaannya pengen marah balik tapi takut kualat orang gak bisa liat masak aku kerjain, Bu!"

"Kamu ini, jangan aneh-aneh! Tuan muda sedang dimasa sulit selepas kecelakaan. Kamu jangan membuat mentalnya down!"

Ringisan cukup kencang berhasil membuat telinga Juwita terkejut saat mendengarnya segera melarikan dirinya menuju sumber suara berasal.

"Astaga ya Tuhan. Tuan Victor! Kenapa gak bilang kalau mau cukuran!" pekik Juwita benar-benar marah sekaligus frustasi dibuat Victor.

Darah bercucuran dari dagu Tuan Muda. "Pergi! Siapa yang memanggil mu!"

"Dengan hormat Tuan, saya hanya ingin membantu. Lihat ini dagu tuan sudah berdarah dan lihat apa lagi yang akan berdarah jika Tuan tidak bisa melakukannya sendiri biar saya membantu"

"Puas kamu mempermalukan saya! Kamu pikir aku buta permanen! Saya bisa tau kamu sering mengolok-ngolok saya karena saya buta kan! Saya bisa ngerasain itu dengan jelas"

Juwita tertegun, jadi selama ini gerak geriknya dapat dirasakan oleh Tuan muda.

"Kamu juga terlalu bodoh untuk mengurus rumah. Kamu selama ini kerjanya ngapain sampai terjatuh padahal kamu sendiri yang ngepel. Saya bahkan bisa dengar suara kaki kamu waktu jatuh"

"Lalu apa bedanya saya sama tuan. Saya terlalu malu untuk meminta bantuan. Maaf jika saya lancang, tapi sikap tuan muda yang seperti ini yang membuat susah hidup tuan. Saya minta maaf karena sering kesal sewaktu dimarah Tuan. Tapi saya tidak ada niat jelek sedikit pun meski saya ingin"

"Kamu terlalu lugu Juwita. Kamu ingin bekerja dan keluar dari rumah ini sementara kamu pikir saya yang seperti ini saja, kamu sudah anggap saya kejam ketimbang orang lain yang belum kamu kenal yang bisa jadi lebih berpotensi melakukan kejahatan dari saya"

"Saya hanya ingin mencoba"

"Mencoba untuk menjadi sasaran orang jahat diluar sana?"

"Lebih baik saya bereskan ini dulu. Setelahnya Tuan bisa kembali marah kepada saya"

Bahkan Victor sangat sadar gadis belia yang dihadapannya ini menahan nafas, dengan tangan yang sedikit gemetaran mulai membantu mengoleskan krim cukur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bahkan Victor sangat sadar gadis belia yang dihadapannya ini menahan nafas, dengan tangan yang sedikit gemetaran mulai membantu mengoleskan krim cukur.

Diam-diam pandangan Juwita baru menyadari bahwa tuan Victor hanya menggunakan handuk dipinggangnya.

Lihat bahkan bahu lebar yang begitu atletik, dan sorot matanya berhasil membuat Juwita sedikit ketar ketir takut bila detak jantungnya terdengar saking dekatnya jarak diantara mereka.

Dengan keheningan yang tercipta akhir Juwita berhasil menyudahi aksi cukur kilat dengan senam jantung yang penuh dengan sorak ingin lari menjauh. Ini tidak baik untuk kesehatannya.

"Tu-tuan sudah selesai. Saya sudah menyiapkan pakaian lengkap. Ini sudah jam 9 malam. Sebaiknya cepat istirahat bila perlu bantuan bisa panggil saya!"

Lalu Juwita melarikan dirinya menuju ke kamar.

Dan tanpa sadar kepergian Juwita dari kamarnya membuat, Victor mengelus dagunya yang sudah lembut terbebas dari bulu jangut. Senyum tuan muda terukir begitu saja.

Moment ini mengingatkan ku akan kesan cinta pertama, gadis yang kini sudah menjelma menjadi Ibu dari anak-anak ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Moment ini mengingatkan ku akan kesan cinta pertama, gadis yang kini sudah menjelma menjadi Ibu dari anak-anak ku.

"Papa pulang!!"

Dan dengan kompak mereka menyambutku setelah perjuangan yang panjang. Operasi mata ku berhasil tak kusangka kisah cintaku pun mulai membuahkan hasil.

Juwita, gadis yang menemaniku dari suramnya dunia hingga bersinar membawaku pada kebahagiaan ini.

Juwita, gadis yang menemaniku dari suramnya dunia hingga bersinar membawaku pada kebahagiaan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Wkwk dtg-dtg gak jelas ini lah aku. Capek banget kerja lembur tapi gak masalah yang penting hasil dong, makasih udh nunggu ❤️❤️

One Shoot About BangtanVelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang