Bangtan Velvet area warning 18+ dibeberapa scene. Tolong sesuaikan bacaan dengan umur kalian, dimohon kesadarannya.
One shoot berbeda disetiap part, atau bahkan miniseries.
Update sesuka hatiku, dan semauku haha^^
#8 - KimYerim, 5 Nov 2021
Jadi disinilah, kami terjebak. Aku Ajeng Ningrum. Yang notabene sobih seperjuangan lahir dengan Raden Rajendra, orang terkonyol yang pernah ada dan serba bisa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lihatkan, kami lebih cocok sebagai saudara kembar ketimbang status tunangan yang makin ngalor ngidul begini.
Siapa bilang aku mau sama Raden? Kalau pun iya, aku juga masih sayang sama hati ku.
Raden yang friendly ramah dan humoris selalu berhasil membuat perempuan disekelilingnya sering salah sangka dan berakhir menaruh rasa.
Aku sangat tau dia dari kami kecil, Come! Kami tumbuh bersama bahkan saat diam-diam Raden histeris melihat ku yang seperti biasa main masuk ke kamarnya untuk mengajaknya berangkat sekolah sewaktu SMP.
"Pergi!!"
"Aku gak akan bilang kalau kamu masih ngompol kok Den! Ayo cepat siap-siap"
Bahkan setelah sejam aku menunggunya dan berakhir demgan terlambat yang tidak membuahkan hasil, aku pun memutuskan mengganti pakaian seragam sekolah dan ikut membolos.
Hari itu paling tidak aku sukai, karena Raden bahkan tidak mau keluar untuk main bersama seperti biasanya.
"Jeng! Sini"
"Kenapa tante? Raden masih marah sama Ajeng ya!" ujar ku cukup lirih, sungguh membosankan tanpa Raden yang usil.
"Gak, dia masih ngambek karena ketahuan kamu kalau masih ngompol padahal udah SMP"
"Tapi Ajeng kan sudah bilang gak bakal bilang siapa-siapa"
"Jeng, mulai sekarang jangan masuk kamar anak cowok lagi ya! Bahaya apalagi modelan Raden dia bisa berubah jadi monster nanti ngamuk gak jelas" semenjak hari itu Ajeng tidak lagi menginjak ranah pribadi Raden yang entah sekarang dalamnya isi apa saja.
______________________________________
"Lo masih PDKT sama Junaidi?" tanya Raden yang melihat perilaku Ajeng yang masih suka memisahkan sayur dengan nasinya untuk dimakan bagian akhir.
"Juna yang mesum itu? Gila tau gak, gue gak nyangka kalau dia nyembunyiin anak dibawah umur. Gue kira dia benar adek kakak. Gila gue dikibulin tau gak Den!" Ajeng mencak-mencak menelan bulat-bulat perkedel kentang kesukaan Raden.
"Yeay! Ngelunjak perjanjiannya gak ada ngambil jatah gue ya anjing!!"
"Prihatin, sedikit dong Den! Gue lagi patah hati ini"
"Lo gimana sama Celline?" muka Raden langsung berubah. Lalu mengambil sesuatu dari tasnya.
Serius? Ini Ajeng dilemparin model beginian. Ini mah double kill namanya!
"Selamat nasib kita gak jauh beda. Jangan-jangan dekat sama lo bikin sial Den!"
"Sialan! Pengen gue bakar rasanya bisa-bisanya gue dikasi surat undangan sementara belum ada kata putus dari sebulan lalu. Dia pamitnya ke Amrik mau jenguk Opanya kenapa jadi dikasi surat undangan gini gue. Kalau emang dari awal gak serius, gue juga gak bakal seniat ini DP KPR"