1

25K 738 2
                                    

Warning, didalam cerita ini terdapat adegan kekerasan dan lainnya. Mohon bijak dalam membaca^^
Terimakasih

***

"Terimakasih, semoga temannya cepat sembuh, ya" ujar seorang gadis pada pelanggannya.

Jasmine Tyara Zura, gadis berparas cantik, lugu, dan tangguh pantang menyerah itu baru saja selesai melayani pembeli di toko bunganya. Jasmine memiliki toko bunga dari hasil tabungannya sebagai tukang antar koran dan bunga.

Jam sudah menunjukan pukul sembilam malam, langit sudah lama menggelap. Biasanya jasmine sudah menutup tokonya jam lima sore tadi. Tapi, hari ini adalah hari tersibuknya karna tokonya kedatangan banyak pembeli dan terpaksa harus buka hingga larut seperti ini.

Dengan cepat jasmine melepas apron coklatnya dan melepas ikatan rambutnya. Jasmine tak ingin pulang terlalu larut hingga buru-buru memutup tokonya. Bukan ingin menolak rezeki, tapi jasmine tidak terbiasa pulang malam seperti ini.

Setelah mengunci pintu tokonya, jasmine melihat sekitar, keadaan malam ini sangat sepi dan berbeda dari biasanya. Perasaannya mulai tak enak, jasmine memilih berjalan cepat agar bisa cepat sampai di rumah.

Dari arah belakang, ada sebuah mobil hitam yang bergerak cepat dan berhenti tepat di sebelah jasmine. Merasa jika pemilik mobil itu bukanlah orang baik, jasmine berlari.

Namun, orang didalam mobil dengan cepat keluar dan mengejar jasmine lalu menangkap pergelangan lengan jasmine.

"Lepas! Tolonggg!"

Jasmine berteriak dan memberontak untuk membebaskan dirinya. Namun orang yang menangkapnya itu memeluk tubuhnya dari belakang dan menahan mulut dan hidung jasmine dengan sebuah kain.

Jasmine bisa mencium aroma menyengat dari kain yang menutup saluran pernafasannya itu. Tak lama jasmine merasakan kepalanya memberat dan tak sadarkan diri.

Pria itu langsung mengangkat jasmine kedalam mobil dan mobil hitam itu mulai melaju meninggalkan jalanan.

***

Beberapa jam sebelumnya...

Seorang lelaki tampan dengan setelan kerjanya duduk di kursi kebesarannya dan menatap tamu tak diundang di hadapannya dengan tajam. Sedangkan di belakangnya berdiri tangan kanannya.

"Jadi, apa maksud kedatanganmu ke kantorku?" Tanyanya to the poin. Ia tak suka berbasa basi dengan modelan orang plinplan seperti itu.

"Begini tuan, tuan tahu sendiri jika saya selalu memiliki barang bagus untuk di jual, dan saat ini saya memiliki berlian, masih tersegel dan husus untuk tuan revan saya akan memberikan harga murah"

"Berapa?" Tanya revan yang mulai tertarik dengan apa yang dijual pria tua di depannya itu.

"Hanya 1M. Dan itu sudah harga termurah" ujarnya dengan menyeringai dan memberikan selembar foto pada revan.

Revan bisa melihat jika gadis itu sangat cantik, dilihat dari berbagai sudut memang belum tersentuh sama sekali. Dan revan memutuskan untuk mengambilnya.

"Kuambil, tapi jika kau menipuku, jangan salahkan aku jika esok kau tak bisa lagi melihat mentari"

"Tentu, tidak usah meragukanku karna bukankah kita sudah bekerja sama sangat lama jadi anda bisa mempercayai ku" ujar donal membasahi bibirnya dan menggosok lengannya dengan tak sabar.

"Alex" revan memberi kode pada alex yang sedari tadi setia berdiri di belakangnya. Alex yang mengerti langsung keluar ruangan dan tak lama kembali lagi dengan tas koper hitam di lengannya. Alex memberikan koper itu pada revan.

"Ini 1M mu, dan segera kirim mainanku ke mension dalam satu jam, jika tidak, nyawamu taruhannya."

Donal mengangguk dan langsung memeluk koper berisikan uang itu. Mereka bangkit dari kursinya dan saling menjabat tangan. Lalu donal meninggalkan ruangan revan dengan perasaan senang.

"Alex, jemput mainanku. Jangan sampai ada lecet sedikitpun" perintahnya dan langsung mendapat anggukan dari alex, dan pria itu langsung meninggalkan ruangan revan untuk menjemput mainan tuannya.

***

Saat dalam perjalanan ke mension revan, gadis itu memberontak dan meminta dilepaskan bahkan sampai rela melukai dirinya sendiri. Keadaan gadis itu sudah sangat kacau, rambut panjang yang acak-acakan, tengan dan kaki terikat, ditambah beberapa bekas tamparan dan luka lebam di sekujur tubuhnya memperlihatkan betapa gadis itu sangat tersiksa.

"Lepaskan aku hiks" lirihnya dengan siara serak.

Alex hanya menghela nafas dan memilih mematap ke arah jalanan dari kaca sampingnya. Untung saja ia mengajak satu temannya untuk membawa gadis itu. Jika tidak mungkin alex sudah kerepotan sendiri.

Mobil terpaksa berhenti mendadak karna ada sebuah mobil yang berhenti mendadak dari arah berlawanan.

Orang-orang dalam mobil itu keluar dengan senjata dan alex juga edward pun terpaksa keluar. Aksi tembak menembakpun tak bisa terelakan. Sepuluh lawan dua. Bukanlah hal sulit untuk alex dan edward taklukan.

Merasa ada kesempatan gadis itu berusaha menggapai pisau lipat yang terselip di belakangnya. Setelah mendapatkannya gadis itu langsung memotong tali yang mengikat lengan dan kakinya. Walaupun terasa sangat sakit gadis itu memaksa keluar dan berlari menjauh lalu bersembunyi di semak semak.

"Hubungi yang lain untuk membereskan mayat-mayat ini" perintah alex dan edward langsung menghubungi yang lain.

Saat masuk kedalam mobil alex dan edward saling menatap satu sama lain. Seolah bertanya, 'kemana gadis itu?'

Dengan panik mereka mencari keberadaan gadis itu namun tak ketemu. Karna waktu yang mepet dan nyawa taruhannya. Akhirnya alex memutuskan untuk mencari pengganti.

Sungguh, sepertinya tuhan sedang ada di pihak mereka dan nyawa mereka selamat. Alex bisa melihat seorang gadis cantik berambut panjang yang baru saja menutup tokonya. Edward langsung saja membawa gadis yang sudah pingsan itu kedalam mobil dan langsung membawanya ke mension revan.

Urusan masih tersegel atau tidak, itu bukan urusan mereka, lagi pula mereka juga tidak tahu jika gadis yang dijual itu masih virgin atau tidak. Dan itu hanya akan menjadi urusan revan dan donal nanti.

***


Hy, aku bawa cerita baru, semoga ada yang suka sama cerita ini^^

Jangan lupa follow, vote and commet kalian ya^^

See you♡

The Love Struggle Of The Mafia [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang