***
Waktu berjalan sangat cepat. Sudah satu bulan semenjak kejadian kolan renang, dan jasmine maupun revan sama-sama saling menghindari satu sama lain.
Sejak saat itu juga jasmine bersyukur karna revan tidak pernah meminta haknya untuk melayaninya lagi.
Sedangkan revan, lelaki itu malah asik bermain dengan tasya dan berusaha melupakan jasmine. Bahkan revan berniat untuk menyudahi pernikahannya dengan jasmine.
Tetapi semakin berusaha melupakan revan justru malah semakin memikirkan jasmine.
Seperti sekarang, revan duduk diam di kursi kebesarannya dan menganggurkan pekerjaannya yang berserakan di atas meja.
Pikirannya sejak tadi tak bisa tenang, dirinya merindukan jasmine. Tubuh hangat dan lembut jasmine membuat revan menggila, bahkan membayangkannya saja membuat sesuatu di bawah sana menggeliat membuat tubuhnya semakin panas dingin.
Untung saja ponselnya berbunyi hingga mampu menyingkirkan pikiran konyolnya tadi.
Tanpa melihat siapa yang menelpon, revan langsung mengangkatnya. Dalam hati revan berterimakasih pada si penelpon karna sudah menarik kesadarannya hingga bangun ke dunia nyata lagi.
"Maaf mengganggu waktu anda tuan. Tetapi markas di serang, dan kami menangkap beberapa penyusup. Kami butuh perintah anda tuan"
Revan melihat siapa yang menlponnya, nama alex terteda di layar dan revan langsung memberi perintah.
"Tahan saja mereka di penjara bawah tanah. Siksa mereka tapi jangan sampai mati"
"Baik, tuan"
Revan langsung memutuskan sambungan dan mulai mengerjakan pekerjaannya yang terbengkalai sejak tadi karna memikirkan jasmine.
***
Saat ini, jasmine sedang menanam bunga baru di taman mension, tentu di bantu beberpa pelayan.
Kemarin jasmine meminta pelayan untuk membeli bunga baru dari tokonya dan mereka melakukannya.
Membawa pesanan sesuai yang jasmine inginkan. Bunga mawar putih, merah biru, lavender, bunga matahari, dan bunga matahari yang kecil.
Dengan riang jasmine menanamnya di dalam pot, tetapi kedatangan tasya membuat jasmine terpaksa harus memberhentikan pekerjaannya.
Semenjak jasmine pulang dari rumah sakit, tasya tidak pernah berhenti mengganggunya. Bahkan tak segan-segan melujai jasmine walau itu di hadapan revan sekalipun.
"Heh, bitch. Kenapa sih ngga keluar aja dari rumah ini. Ohh, aku tahu, kamu pasti mau uang kan. Aku bisa memberikanmu uang berapapun yang kamu mau. Asal kamu pergi dari dari sini dan jangan menggoda revan lagi"
Wajah jasmine memerah mendengar penghinaan tasya, jasmine mengepalkan lengannya mencoba untuk tidak mengubur hidup-hidup manusia sombong di depannya itu.
Jasmine hanya tidak ingin kejadia bulan lalu terjadi lagi hanya karna ia membalas apa yang tasya lakukan padanya.
Lagi pula jasmine mengatakan hal yang sebenarnya pada revan pun tidak akan di dengan yang ada malah jasmine yang mungkin akan di tendang ke laut jika itu sanpai terjadi.
"Ya, namanya juga manusia, wajar jika butuh uang buat hidup. Ngga kaya situ yang nempel di hidup orang biar bisa hidup. Kaya benalu" balas jasmine tak kalah pedas.
Sekarang giliran tasya yang wajahnya memerah menahan marah.
"Kau! Berani sekali kau mengatakan aku benalu! Kau lah yang benalu! Dasar murahan" pekik tasya. Dengan kekesalan yang memuncak tasya pegi meninggalkan jasmine dan para pelayan yang bertanam di sana.
Para pelayan itu menahan senyum dan tawa agar tidak kelepasan dan membuat revan menghukum mereka semua.
Sedangkan jasmine, gadis itu puas dengan apa yang ia katakan tadi. Namun senyumannya luntur saat ingat jika tasya suka sekali mengadukan jasmine pada revan yang tidak-tidak.
Bagai mana jika revan mempercayai apa yang di katakan tasya dan menghumnya di kolam lagi.
Jasmine tidak mau hal itu terulang lagi. Cukup satu kali saja.
***
Saat malam sudah menjemput, jasmine terus mengomel di dalam hatinya dan mengatai tasya yang duduk di samping revan.
Padahalkan jasmine adalah istri sahnya revan, walaupun hanya terikat kontrak tetapi tetap saja jasmine adalah istrinya revan.
Dan jasmine lah yang berhak ada di samping revan, tempat dimana tasya berada sekarang.
Tapi, lagi dan lagi jasmine hanya bisa menelan kekecewaan tentang hal itu, jasmime terus menyadarkan dirinya tentang siapa jasmine dan siapa tasya.
Jasmine hanyalah istri kontrak nya revan dan satu bupan lagi jasmine akan pergi dari sini.
Sedangkan tasya, wanita itu selalu mengaku jika ia adalah kekasihnya revan pada jasmine. Saat jasmine bertanya pada revan tentang hal itu, revan tidak mengatakan apapun lelaki itu hanya diam, bahkan tidak pernah melihat jasmine. Seperti terkesan jijik.
Bahkan sesekali jasmine harus menghela nafas saat melihat tasya mengecup pipi revan tanpa malu di depan banyak orang.
Hayalan memiliki suami yang menyayanginya hanya bisa menjadi mimpi untuk jasmine. Karna kenyataannya realita tak seindah kenyataan.
***
Bahkan hingga makan malam selesai revan langsung menarik tasya ke kamar wanita itu.
Padahal jasmine ingin mengatakan sesuatu pada revan tentang kejelasan hubungan revan dan tasya.
Setidaknya jika revan mengompirmasi hubungan mereka, jasmine jadi tak harus menanggung beban terlalu berat sebagai seorang istri.
Selama satu bulan ini jasmine sudah berusaha keras menjadi istri yang baik untuk revan, tetapi lelaki itu tidak pernah menghargainya sama sekali.
Sepertinya jasmine memang sudah jatuh cinta pada revan.
Jasmine tidak pernah menyesal mencintai revan, tetapi jasmine hanya menyalahkan hatinya yang terlalu lemah karna bisa jatuh cinta dengan mudah pada seorang revan.
Jamine juga menyalahkan dirinya sendiri karna tidak bisa membenci revan, bukannya membenci jasmine justru malah semakin ingin membuat revan melihatnya.
Setidaknya revan mengakui jasmine sebagai istrinya di rumah ini. Bukan pelayan atau apapun itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Struggle Of The Mafia [TAMAT]
Diversos[JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA] [WARNING!!! DIDALAM CERITA INI TERDAPAT UNSUR DEWASA, KEKERASAN DAN LAINNYA!! MOHON UNTUK BIJAK DALAM MEMBACA!!!] Jasmine Tyara Zura, gadis cantik, lugu dan tanggguh harus menerima nasib malang karna har...