2

13.7K 602 1
                                    

Warning!!!
Terdapat adegan kekerasan dan dewasa. Mohon untuk bijak dalam membaca!!!
Terimaksih
***

Jasmine terbangun didalam sebuah kamar yang sangat luas dan besar. Kasur yang ia tiduri pun sangat besar. Mungkin cukup untuk lima orang dengan empat bantal dua guling dan selimut tebal berwarna putih.

Semua ruangan ini hampir didominasi warna putih mungkin hanya beberapa benda yang berwarna lain. Jasmine bisa melihat dari gorden berwarna putih jika keadaan di luar gelap. Ntah ini masih malam atau memang sudah malam lagi. Jasmine tidak tahu.

Jasmine menyibak selimut dan menurunkan kakinya pada lantai. Memperhatikan sekitar dan mulai menerka-nerka dimana dirinya sekarang?

Jasmine melangkah menuju pintu dan saat membuka pintu, jasmine dikejutkan dengan beberapa orang perempuan berpakaian serba putih yang juga membuka pintunya.

Para maid yang mendapat tugas dari revan untuk membantu segala keperluan jasmine dari pagi hingga pagi di kejutkan karna jasmine yang sudah sadar dan akan keluar. Jika saja mereka terlambat datang dan jasmine sudah keluar dari kamar, maka nyawa merekalah yang akan lenyap di tangan revan.

"N-nona mau kemana?" Tanya salah salah satu maid dengan gugup.

"Aku mau keluar, aku ingin pulang" jasmine bisa melihat dengan jelas jika tubuh ketiga maid itu sedikit bergetar dan wajahnya memucat.

"Ja-jangan, nona lebih baik di dalam kamar saja. Kami yang akan membantu semua kebutuhan anda"

Jasmine mengernyitkan dahinya bingung. Jadi dirinya benar-benar di culik.

Serasa bermimpi.

"Tidak perlu" jasmine menggeleng, "aku bisa mengurus diriku sendiri"

"Tapi, nona---"

"Apa yang kalian lakukan di sana?"

Suara berat mengintrupsi dan memotong ucapan maid itu. Jasmine bisa melihat seorang lelaki tampan berjalan kearah mereka, para maid yang tahu tuannya sudah pulang menundukan kepalanya dan memundurkan langkah mereka.

Revan menatap jasmine dengan tajam, revan bisa melihat ada gurat ketakutan dalam sorot mata jasmine saat menatapnya.

Jasmine memundurkan langkahnya saat menyadari jika lelaki itu terus berjalan kearahnya.

Saat sudah tiga langkah memasuki kamar jasmine, tanpa menoleh revan memberi kode melalalui tangan kanannya yang terangkat. Meminta mereka meninggalkan revan dan jasmine berdua. Lalu menutup pintu dan menguncinya menggunakan sidik jarinya.

Jasmine menelan ludahnya gugup, apa yang akan di lakukan lelaki itu? Dan kenapa pintunya di tutup? Banyak pertanyaan dalam kepala jasmine dan sekua itu tak luput dari mata tajam revan.

"Kenapa? Takut" revan dengan santai membuka jas dan melemparnya ke sofa, lalu melonggarkan dasinya dan menggulung kemejanya sampai siku.

Jasmine tak menjawab, gadis itu hanya terus memundurkan langkahnya karna revan terus melangkah mendekatinya. Hingga dirinya terhatuh terduruk di pinggir ranjang, membuat revan menyeringai dan langsung membungkukan tubuhnya, mengurung tubuh kecil jasmine.

Merasa alaram tanda bahaya dalam kepalanya berbunyi, jasmine berusaha menaiki ranjang untuk lepas dari kukungan lelaki asing itu.

Namun saat akan berlari ke sisi  ranjang lainnya. Revan dengan cepat menarik kaki jasmine dan menindih tubuh jasmine dalam keadaan telungkup dan menahan kedua lengan jasmine di sisi tubuh jasmine agar tak memiliki kesempatan untuk kabur lagi.

Semua gerakan jasmine bisa terbaca dengan jelas oleh revan, maka dari itu revan bisa dengan mudah mengunci pergerakan jasmine di bawahnya.

"Le-lepas" jasmine merasa tulangnya akan remuk karna di tindih oleh revan dari atas. Lengannya juga terasa sakit karna di tahan dan di cengkram sangat kuat.

"Kenapa? Kita akan bersenang-senang malam ini" bisik revan dan menggigit telinga jasmine. Membuat jasmine bergetar ketakutan.

Revan mencium belakang telinga jasmine dan merambat menuju leher jasmine yang masih mulus. Sesekali revan akan menghisap dan menggigit leher jasmine hingga meninggalkan jejak kemerahan.

Jasmine menangis terisak saat merasakan rasa panas di lehernya yang ditinggalkan revan. Terasa sedikit perih juga. Jasmine merasa terhina dan dilecehkan oleh lelaki asing ini.

"Lepasss, hiks"

Revan menghentikan kegiatannya saat mendengar isakan dari jasmine. Dengan gerakan cepat, revan membalikan tubuh jasmine dan membawa kedua lengan jasmine keatas kepalanya, membuat isakan jasmine terhenti dan tergantikan oleh raut panik saat revan mengikat lengannya di kepala ranjang.

"A-apa yang kau lakukan! Lepaskan aku brengsek!" Jasmine meronta, mencoba melelaskan ikatan di lengannya.

Tak peduli dengan teriakan dan isakan jasmine, dengan kejam revan merobek pakaian jasmine dan membuang semua kain itu asal ke lantai.

Revan menatap tubuh mulus jasmine dengan intens, revan terpesona dengan gadis itu, lekukan tubuhnya yang pas dan suaranya yang lembut membuat revan tak sabar mendengar rintihan dan desahan merdu dari bibir manis itu.

Jasmine memalingkan wajahnya, jasmine merasa sangat malu karna baru kali ini ada yang melihat seluruh tubuhnya, dan itu seorang lelaki. Jasmine merapatkan kakinya dan menarik kesadaran revan yang sedang mengagumi tubuhnya.

Revan kembali menunduk dan memcengkram rahang jasmine, lalu mencium bibir jasmine dengan penuh gairah.

Jasmine terhasut oleh ciuman revan. Tanpa sadar jasmine melenguh kecil dan membuka kakinya saat tangan revan menyuntuh paha dalamnya.

Revan memang ahli dalam ciuman hingga membuat lawannya takan pernah bisa menolak sentuhannya. Merasa inti jasmine sudah basah. Revan melepas ciumannya dan turun dari ranjang untuk melepas semua pakaiannya.

Jasmine terengah dan menutup matanya, jasmine membuka kembali matanya saat revan kembali menindih tubuhnya dan kembali mencium bibirnya lalu berpinda pada leher dan dada. Tidak lupa juga memberikan tanda kepemilikan, hingga membuat leher dan dada jasmine penuh dengan tanda kemerahan hasil karna revan.

Jamsine membolakan matanya saat merasakan sesuatu membelai area inti nya. Dan saat revan melepas ciumannya, jasmine bisa melihat dengan jelas jika revan juga sudah telanjang, sama seperti dirinya.

'Sejaka kapan dia membuka pakaiannya?'

Semua pertanyaan-pertanyaan didalam kepalanya lenyap saat jasmine merasakan sesuatu menerobos memasuki intinya.

jasmine mengernyitkan keningnya dan berdesis, rasa sakit yang semakin lama semakin terasa sangat menyakitkan. Jasmine menatap revan yang juga menatapnya.

gadis malang itu masih menangis terisak, berusaha untuk melepaskan ikatan tangannya dengan tenaganya yang tersisa. Jasmine merasa jika lelaki yang saat ini sedang menggagahinya telah menyerao semua energinya.

Revan yang melihat jasmine melemah melepaskan ikatan tangan jasmine dan melempar dasinya asal.

Jasmine berusaha mendorong pinggang revan agar menjauh darinya namun tak bisa karna tenaganya tak cukup kuat, salah satu lengannya kembali di tahan oleh revan di sisi kepalanya sedangkan sebelah lagi dibiarkan mencakar pinggang dan punggungnya.

Setelahnya, jasmine tak mengingat apapun, gadis itu langsung pingsan saat revan melepas penyatuan mereka.

***

The Love Struggle Of The Mafia [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang