***
Tasya yang kesal karna revan menolak permintaannya untuk mengeluarkan jasmine dari rumah ini, dengan tekad yang kuat, tasya nekat masuk kedalam ruangan kerja revan di lantai tiga.
Tasya tahu dimana saja letak cctv di rumah itu, hingga tasya bisa mematikam cctv selama dia berkeliaran bebas di rumah ini, lalu kembali menghidupkan cctv itu setelah urusannya selesai.
Melihat kanan kiri agar tidak ada yang tahu jika ia masuk ke ruangan kerja revan di mension, dirasa aman tasya masuk lalu menutup pintu kacanya dengan rapat.
Ruangan kerja revan memang terbuat dari kaca, dan bersebrangan dengan ruang gym. Sedangkan kamar ada di bagian belakang ruang pakaian yang terhubung langsung dengan kamar pribadi revan.
Tasya membuka satu persatu laci dan lemari yang ada di ruangan itu hingga tatapannya tertuju pada atas meja yang terdapat beberapa map dan kertas lainnya.
Di sana ada sebuah map dengan sampul hitam, tasya penasaran dengan map itu karna hanya map itu satu-satunya yang tidak memiliki nama.
Saat di buka, tasya membaca kata perkata hingga matanya membulat tak percaya. Tak lama, senyuman licik tercipta di bibirnya.
"Ternyata, pernikahan mereka hanya pernikahan kontrak, bagaimana jika revan tahu aku hamil, aku yakin revan akan langsung menikahiku dan menendang jasmine dari rumah ini."
Tanpa tasya sadari, walaupun tasya mematikan semua cctv yang ada di mension itu, tetap masih ada cctv yang aktif. Yaitu di setiap kancing kemeja, jas, atau kancing apapun itu terdapat camera yang ukurannya sangat kecil.
Bahkan, tasya juga tidak menyadari jika balpoin yang ada di atas meja revan juga memiliki mata camera yang sangat tajam.
***
Secara diam-diam thea maupun lea membeli alat tastpack untuk menjawab keyakinan jasmine tentang kehamilannya.
Dan saat di coba, ternyata alat itu menampilkan garis satu berwarna merah, dan ketiganya menghela nafas lega, saat tahu jasmine tidak lah hamil.
Jasmine yang tahu kelakuan thea dan lea hanya tersenyum geli dan mengatakan tidak perlu repot. Tetapi thea dan lea bersikeras ingin membantu jasmine, sebagai sahabat sekaligus kaka.
Jasmine merasa terharu dengan yang dilakukan thea dan lea. Jasmine tak menyangka jika akan di pertemukan dengan orang-orang baik seperti thea dan lea.
Bahkan, keduanya selalu menanyakan apa yang di inginkan jasmine. Tetapi jasmine tidak pernah menginginkan apapun.
***
Malam kembali menjemput, jasmine duduk di ruang makan sendirian sambil menunggu makanan nya selesai di masak oleh koki.
Tak lama, tasya datang dengan senyuman manisnya. Jasmine masa bodo dengan tasya, jasmine tidak ingin cari ribut dengan tasya. Apalagi setelah tasya mengancamnya tadi siang.
"Malam jasmine" sapanya basa-basi.
"Malam juga" balas jasmine seadanya.
"Santai aja, aku tidak akan malukai kalian, santai jangan kaku begitu dong" jasmine hanya membalasnya dengan senyuman dan anggukan.
Dalam hati jasmine berkata, 'aku tidak hamil, dan mungkin kau lah yang hamil anak orang lain, bukan anak revan'
Itu yang jasmine pikirkan tentang tasya. Bisa saja kan anak yang di kandung tasya itu bukanlah anaknya revan, tetapi anak orang lain.
Tasya yang hanya mendapat respon biasa saja dari jasmine memilih diam. Malam ini suasana hatinya sedang senang karna tak lama lagi tasya akan melihat jasmine keluar dari rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Struggle Of The Mafia [TAMAT]
Разное[JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA] [WARNING!!! DIDALAM CERITA INI TERDAPAT UNSUR DEWASA, KEKERASAN DAN LAINNYA!! MOHON UNTUK BIJAK DALAM MEMBACA!!!] Jasmine Tyara Zura, gadis cantik, lugu dan tanggguh harus menerima nasib malang karna har...