14

9.2K 429 1
                                    

***

Tasya, bukanlah wanita bayaran seperti yang orang lihat, tasya adalah gadis yang bahagia, hidup bahagia dengan keluarga kecilnya.

Tasya menikah di saat bertemu dengan elyo, lelaki yang sangaat tasya cintai dan sayangi.

Tetapi pernikahan mereka hanya bertahan tiga bulan, karna tasya melihat dengan jelas jika elyo di tembak tepat di dadanya dan di seret kearah jurang oleh revan dan dibuang tanpa perasaan.

Tasya yang saat itu di dorong elyo ke semak-semak untuk bersembunyi hanya bisa menangis dalam diam.

Rasa sakit karna kehilangan elyo membuat tasya bertegad untuk mencari tahu siapa orang yang telah melenyapkan elyo, suaminya.

Dan saat tasya tahu jika lelaki itu adalah revan, tasya mulai berencana untuk menghancurkan kehidupan revan perlahan. Tasya ingin lelaki itu juga merasakan apa yang ia rasakan.

Tasya bisa dengan mudah memasuki kehidupan revan bahkan memasuki rumah tevan tanpan harus bersusah payah.

Saat tahu revan memiliki istri namun revan memperlakukannya seperti hewan peliharaan, tasya berniat melampiaskan kemarahannya pada jasmine.

Tasya semakin merasa tersakiti saat tahu jika dirinya mengandung, sebelum dirinya bertemu dengan revan.

Tasya akan melanjutkan rencana ketahap lanjut di saat yang tepat, tasya yakin jika revan akan membuat anaknya hidup layak, asalkan tasya harus bisa meyakinkan revan jika ini adalah anaknya.

***

Tasya sedang duduk bersantai di atas kasur sambil memainkan ponselnya. Tasya melihat revan yang keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk di pinggangnya.

Tasya terpaksa melakukan semua ini agar revan tidak mencurigainya dan tasya harap suaminya tidak marah dan anaknya juga tidak masalah dengan apa yang ia dan revan lakukan.

"Revan sayang. Kenapa kau memelihara wanita tak berguna itu di rumah ini, kenapa kau tidak mengusir nya saja" tasya memeluk tubuh setengah basah revan dengan mesra.

"Aku akan mengusirnya jika sudah waktunya" balas revan memakai kemejanya.

"Kapan, aku merasa tak nyaman jika ada dia di rumah ini" tasya mendudukan dirinya di meja rias tempat revan menyisir rambutnya.

"Nanti, bersabarlah. Jika kau tidak suka, kau bisa pergi dari rumah ku" setelah selesai revan langsung berjalan keluar menuruni tangga untuk makan malam.

Tasya hanya mengikuti dengan mengehentakan kakinya, kesal. Tasya tidak akan pergi, sudah susah payah ia masuk kedalam rumah ini, masa ia keluar lagi.

***

Setelah selesai mandi, jasmine memilih memakai kaos kebesaran dan celana training. Jasmine hanya akan memakai sesuatu yang nyaman menurutnya dan tak peduli apa perkataan orang lain.

Maka dari itu jasmine memilih untuk memakai pakaian oversize agar tidak terlalu memperlihatkan lekuk tubuhnya.

"Sabar jasmine, hanya tinggal tiga minggu lagi, kau akan hidup bahagia."

Jasmine menguatkan hatinya untuk terus bersabar dan bersabar. Lagi pula, manusia kecil seperti dirinya tidak akan mampu melawan orang orang yang memiliki status keuangan tinggi seperti revan

Setelah selesai berdandan, jasmine turun untuk makan malam. Biasanya jam segini revan dan tasya sudah selesai sarapan.

Saat sampai di ruang makan, jasmine berniat untuk kembali saat melihat ada revan dan tasya di meja makan. Tetapi langkahnya terhenti saat revan bersuara.

"Kenapa balik lagi, kau ingin membuatku keluar uang hanya karna kau sakit"

Jasmine yang mendengar hal itu, menangis dalam hati.

Tak ingin merusak suasana. Jasmine melangkah ke ruang makan dan duduk di tempatnya. Lea dan thea langsung melayani jasmine dan kembali ketempatnya saat makan malam di mulai.

Tasya diam-diam menatap perut jasmine yang terhalang baju oversize. Lalu tatapannya beralih pada perutnya yang sedikit membuncit.

Mungkin tasya harus melakukan rencana itu secepatnya, sebelum perutnya semakin membesar.

***

Saat selesai sarapan pagi itu, revan juga sudah berangkat ke kantor. Para pelayan sudah kembali ke papilium belakang untuk istirahat dan di dalam mension hanya ada dua orang.

Jasmine sedang menyiram bunga di taman dan sesekali jasmine mencabuti rumput liar di dalam pot bunga.

Tasya yang melihat keadaan sudah aman, menghampiri jasmine dan menendang salah satu pot bunga mawar hingga terguling dan pecah.

Jasmine menatap tasya dengan tatapan terganggu. Dirinya saja tidak pernah mengganggu tasya, lalu kenapa tasya selalu mengganggu jasmine.

"Hy bitch. Anak siapa yang ada di perutmu itu?" Ejek tasya dengan suara pelan.

Jasmine membelalakan matanya kaget, jasmine tidak hamil, tetapi kenapa tasya mengatakan hal itu?

"A-apa maksudmu? Aku tidak mengerti" tanya jasmine.

"Halah, jangan sok polos deh. Udah ngaku aja, kau hamil kan? Anaknya siapa?"

Bibir jasmine langsung bungkam, kenapa keadaannya jadi begini, jasmine tidak pernah mengatakan hal yang aneh pada siapapun.

"Jaga omongan kamu ya, tasya."

"Kenapa? Kau takut jika aku melenyapkan anak di dalam perutmu itu kan?" Tasya menunjuk perut jasmine.

Jasmine langsung memeluk perutnya dan menggeleng, "jika aku memang benar hamil pun, aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakitinya"

Tasya tertawa dengan keras dan terbahak lalu berbisik "kalau begitu, pergilah yang jauh. Dan jangan kembali" lalu tasya menjauhkan tubuhnya dan menjaga jarak dengan jasmine.

"Aku memang akan pergi tanpa perlu kau minta. Kau tenang saja, aku akan pergi, tapi tunggu hingga tiga minggu lagi dan kau bebas melakukan apapun yang kau suka"

Tasya mengerutkan kening dan menatap jasmine dengan tatapan bertanya-tanya.

"Dan bagaimana jika revan tahu tentang ini." ujarnya lagi menunjukan jasmine sebuah foto.

Jasmine menggeleng. "Aku tidak pernah tidur dengan siapapun selain suamiku" tegas jasmine.

"Dan ku pastikan revan tahu tentang kebusukanmu itu" Tak ingin berlama-lama dengan jasmine, tasya langsung melenggang pergi kedalam.

Sedangkan jasmine, menangis terisak masih dengan memeluk perutnya, lalu mengusapnya pelan.

"Aku tidak mungkin hamil." Jasmine menangis terisak.

Apa yang harus jasmine lakukan jika benar dirinya hamil?

Dari jauh, thea dan lea melihat semua perlakuan kasar tasya pada jasmine.

Tak ingin melihat jasmine menangis, thea dan lea keluar dari persembunyiannya dan menghampiri jasmine.

Jasmine yang kaget dengan kehadiran thea dan lea langsung menghapus air matanya dan tersenyum seperti tidak terhadi apa-apa.

"Nona, apa noan baik-baik saja?" Tanya lea membantu jasmine membersihkan sisa air matanya.

"A-aku baik-baik saja, jangan hawatir"

"Jika aku mempunyai sihir, aku akan menyihir wanita itu menjadi batu" canda lea yang berhasil membuat thea dan jasmine tertawa.

Mereka bercanda dan banyak bercerita. Menghabiskan waktu bersama teman memanglah menyenangkan.

***

The Love Struggle Of The Mafia [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang