18

319 48 23
                                    

Severus mengacak acak rambutnya, ia merasakan kesal atas kesalahannya sendiri. Ia merasa sangat bodoh karena tak dapat menjadi Matilda dengan baik dan memenuhi tanggung jawabnya melindungi wanita itu.

Ia merindukan nya, tetapi ia di tuntut untuk menyakitinya.

Severus sudah mencari Matilda berminggu-minggu, semua tak berujung hasil. Wanita itu tetap tak di ketemukan, Severus lebih bersyukur jika Matilda benar benar sepenuhnya pergi dan tak dapat di lacak oleh para Pelahap Maut yang bengis meskipun dirinya harus berkorban merasakan nikmatnya siksaan pria jelmaan iblis itu. Daripada ia harus terlihat kuat ketika Matilda yang harus terluka kembali untuk yang kedua kalinya.

"Benar benar, Inggris sedang kacau Matilda.. inflasi tak seperti apa yang di prediksi! Semua kacau balau!" Christina merasa kesal, status pekerjaannya kini di ujung tanduk. "Yup Chris, semua berita yang ku buat pun tentang kasus inflasi kali ini. Aku tak menyangka dunia Muggle sangat tidak stabil." Balas Matilda dengan tatapannya yang masih sangat tajam menatapi komputer tabung kala itu.

"Haha.. kau pasti sedang pusing menikmati kultur syok dan hal hal yang tak pernah di terima akal seorang penyihir"

"Begitulah, menjadi biasa saja tanpa sihir sangatlah menyiksa Chris.. tak terasa sudah lebih dari 5 pekan ku disini, maafkan aku merepotkan mu"

"Not at all.. omong omong aku akan berbelanja. Apa kau mau ikut denganku?"

"Aku rasa itu tak perlu Chris, aku merasa sedang tidak enak badan.. aku bahkan izin untuk cuti hari ini"

"Pantas saja kau pakai sweater 3 lapis begitu, baiklah aku akan kembali nanti." Christina pergi membeli sejumlah barang yang biasa menjadi stok makanan sehari hari untuknya dan Matilda. Tak di sangka, ia melihat beberapa pria yang terlihat lagaknya adalah seorang penyihir. Yang pasti mereka bukanlah penyihir baik baik.

"Shit! Lucius.. jangan ganggu Matilda!"

"Memangnya kenapa? Dia milikku! Itu sudah menjadi kebebasan ku. Terlebih The Dark Lord memintaku untuk menemukannya! Sekarang aku sudah menemukan gadis itu!!"

"Aku kekasihnya, bodoh!!" Lucius langsung mengarahkan tubuh pria berambut hitam itu hingga menghantam dinding dengan keras. "Jadi kau yang memberikan tanda merah di lehernya itu!"

"Sesuai permintaanya, Matilda menginginkan ku" Severus menyeringai penuh kemenangan. "Kau akan lihat aku menyiksanya di depan matamu, Severus! Lihat saja nanti!"

∆∆∆

Severus akhirnya terlebih dahulu menemui Matilda yang tengah mengetik di depan sebuah komputer tabung dengan segelas kopi di depannya. Wanita itu memakai sweater tebal, bercelana panjang dan juga syal di lehernya. Ia mendekati wanita itu perlahan.

Matilda melihat bayangan hitam dari pantulan sisi layar komputernya. Ia mencium wangi aneh yang khas pria peracik ramuan itu. Namun ia mengabaikan semua itu, ia pikir semua itu hanyalah halusinasinya saja. "Matilda, apakah itu kau?"

Suara berat dengan tempo lambat terdengar, akhirnya Matilda menyadari bahwa sosok tersebut benar benar seorang Severus Snape. "Kau berhasil menemukanku rupanya"

Matilda tetap tak berbalik, ia masih setia menatap layar bercahaya di hadapannya itu. "Aku akan melindungi mu! Kau dalam bahaya di sini, Matilda!"

"Ck.. bukankah kau mencariku karena perintah pria botak itu?" Ia tak perduli.

Severus mendekatkan diri padanya, berdiri di samping wanita itu. Ia berlutut dan menatapnya dalam, tangannya menggerakkan wajah wanita itu untuk menatapnya. "Aku lebih memilih untuk di siksa The Dark Lord daripada aku harus menyerahkan mu padanya dan melihatmu kembali terluka"

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang