"Matilda! Harry di tangkap Bellatrix, apa yang harus ku lakukan?" Severus berlari tergesa-gesa kehadapan kekasihnya, ia memeluk tubuh wanita itu. Ia menangis karena ia tidak bisa menyelamatkan bocah dengan separuh dari diri wanita yang ia cintai dimasa lalunya. "Tenanglah Severus, hari akan baik baik saja"
"Bagaimana bisa, bocah itu sudah berada di genggaman Bellatrix. The Dark Lord pasti—"
Matilda memeluk tubuhnya, ia menangkan sang kekasih. "Tidak, Harry tidak akan selemah itu sayang. Percayalah padaku"
Severus menangis dipundaknya, "Aku tau kau menyayanginya, sebab kau mau melindunginya. Kau tak ingin yang terjadi pada Lily terjadi padanya"
"Matilda.. bukan karena itu" Severus menatap matanya, Matilda mengusap menghapus jejak tangisnya. "Karena kau"
"Karena, setelah The Dark Lord mendapatkan Harry, ia akan merenggut mu dariku"
Seketika tangan kirinya merasakan sakit, The Dark Lord memanggil keduanya. Severus melihat tangan kiri Matilda. Luka yang di berikan pria itu membuat tangan wanitanya terbakar, menjadi hangus kehitaman. "Apa itu sakit sayang?"
"Sama seperti yang kau rasakan"
"Kita dipanggil The Dark Lord, kita harus meminta Minerva dan Albus menjaga putra kita" Severus dan Matilda bergegas membawa si kembar kepada keduanya. "Albus, jaga putraku. Kami harus menemui The Dark Lord"
Albus hanya mengangguk, "Kalian harus berhati hati" keduanya mengangguk. Lalu keduanya pergi menuju Malfoy manor.
"Tamu istimewa ku sudah datang"
Matilda duduk bersebelahan dengan Severus pada bangku kosong yang tersedia. "Matilda.. kemarilah"
Severus tak dapat berbuat apapun. Matilda mendekati pria itu. "Duduk di pangkuanku, wahai keponakan ku"
Matilda hanya dapat mengikuti perintahnya. Ia mengambil tangan kirinya. "Lukamu semakin parah, nak"
"Seperti yang kau lihat, my lord"
"Aku sangat menyayangimu nak, izinkan aku mengobatinya" firasat Severus mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi. The Dark Lord membuat tongkatnya menyentuh pada luka wanita itu. Matilda hanya memejamkan matanya. Ia tau bahwa tanda sebagai pengikut pelahap maut sedang pria itu ciptakan pada lukanya. "Kau sudah sembuh sekarang"
"Aku akan menjagamu, Matilda.. kau menjadi hambaku yang setia sekarang"
Lucius menatap Severus dari kejauhan. Narcissa hanya dapat menguatkan kekasihnya. Ia menggenggam tangan Lucius dengan erat. Semuanya bersorak. Severus hanya dapat berpura-pura tersenyum. Matilda juga menunjukkan raut bahagianya, semua itu demi keselamatan Harry dan Severus. Ia harus berkorban.
"Lalu apa yang akan kita lakukan Matilda?" Tanya pria tak berperikemanusiaan itu. "Seperti yang kau inginkan, my lord"
Pria itu tertawa puas. "Ikuti aku Matilda"
The Dark Lord berjalan menuju kamarnya, Matilda mengikutinya. "Buat ruangan ini menjadi kedap suara Matilda"
Wanita itu melakukan apa yang diperintahkan. "Bukankah akan sangat mudah jikalau kau menyerahkan dirimu padaku sejak dulu Matilda"
"Maafkan aku my lord, atas perlakuanku" Matilda membuat pikiran terkunci dari pria itu, namun ia mengkoneksikan pikirannya kepada Severus, sang kekasih.
"Kau tau buku ini?"
"Aku mengetahuinya my lord" pria itu mengangguk paham, "Buku ramuan keluarga kita"
Pria itu membuka buku tersebut. "Bisakah kau membuat ramuan ini?"
Matilda terkejut, ia harus membuat ramuan untuk ular, lebih tepatnya untuk Maledictus. "Tentu my lord"
"Bagus" pria itu membuat Nagini mengelilinginya. "Aku yakin kau pasti mengenal Nagini ku"
"Ia tidak akan menyakiti mu" Matilda mengusap tubuh ular besar peliharaan tuan itu. "Ramuan itu untuk siapa tuanku?"
"Untukmu.. aku tak ingin kau berubah menjadi Maledictus, Matilda"
"Aku tidak terkena kutukan itu tuanku"
Voldemort mendekatinya, ia memegang tangannya seperti mendalami sesuatu. "Kutukan itu tetap melekat pada darah mu"
"Aku tak ingin kau menjadi makhluk tak berdaya dan menyia-nyiakan kekuatanmu itu Matilda. Jadi buatlah ramuan itu dan kau minum setelahnya, lakukan perintahku"
Pria itu memberikan selembar kertas yang ia sobek dari buku itu kepada Matilda, dan wanita itu di izinkan pergi. Pertemuan kali itu diakhiri, mereka semua bisa kembali.
Severus melihat kekasihnya kembali, keduanya pergi menuju kastil. Menemui Albus dan Minerva di kantornya. Keduanya melihat Albus dan Minerva tengah tertawa senang bersama si kembar.
"Albus.. kondisinya semakin parah"
"Apa yang kau maksud Severus?" Severus menyisingkan lengan baju kekasihnya. Minerva terkejut habis habisan melihat tanda pengikut sang penguasa kegelapan tertanda pada tangan Matilda. "Bagaimana itu bisa terjadi?"
Severus mengambil tubuh si kembari dari mereka. Matilda mendekati mereka berdua, Minerva dan Albus Dumbledore. Ia menggenggam salah satu tangan mereka. "Pejamkan mata kalian"
Mereka memenuhi apa yang di ajukan Matilda sendiri. Matilda menyalurkan memori yang ia alami ketika pertemuannya bersama sang penguasa kegelapan. Keduanya tersentak setelah melihat kilasan memori Matilda. "Matilda.. aku tak pernah mengetahui kau memiliki kekuatan sehebat itu nak"
"Ternyata itu adalah salah satu kekuatanmu yang The Dark Lord inginkan?" Matilda mengangguk kearah lawan bicaranya, Minerva. Albus terus berpikir.
"Kau akan menjadi Maledictus, Matilda?"
"Aku tidak tau Albus, aku tak ingin meninggalkan putra kembarku dan Severus begitu saja" Matilda frustasi. "Kita lihat saja terlebih dahulu seperti apa strategi, Tom Riddle. Ikuti keinginannya Matilda, buat dan minumlah ramuan itu"
TBC
DIKIT DULU CHAPTER KALI INI, AUTHOR SEDANG MENTOK WHUHUHUUU
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love
Fanfiction"Aku bersumpah!! Di kehidupan selanjutnya aku akan menjadi istrimu yang paling kau cintai nanti!! mengalahkan jutaan wanita yang mencintaimu didunia, dan mengalahkan wanita yang paling kau cintai sebelum diriku hadir ke hadapanmu!! Camkanlah sumpahk...