36

216 26 17
                                    

Matilda berusaha membuat kekasihnya terbangun, ia sudah memanggilnya berkali kali. Ia harus memasak dengan menggendong putranya Charlie yang sangat dekat dengan ibunya sampai tak mau lepas.

Matilda menusuri tangga dengan menggendong kedua putranya. "Sev, bangun ini sudah jam 7 lebih, kau belum bangun juga."

Matilda membuka selimut yang menutupi tubuh kekasihnya.

"Severus kau sakit?" Suaranya melembut, ia meletakkan kedua putranya di kasur. Severus sudah tampak pucat secara bawaan. Tapi kali ini jauh lebih pucat lagi.

Severus hanya mengangguk. "Peluk!"

"Astaga aku harus mengurusi 3 bocah laki laki sekaligus" Matilda memeluk kekasihnya dengan hangat, tubuh Severus terasa lebih panas dari biasanya. "Charles, Charlie.. jaga ayahmu ya, mommy akan memasak makanan untuk ayahmu"

"Jangan pergi mommy" Severus merengek, "Kalau begitu sama saja aku membiarkanmu sakit terus terusan."

Matilda tak memperdulikannya dan memasakan sup ayam hangat untuk prianya. Ia kembali. "Ayo makan Severus"

Ia berusaha bangkit dan terduduk. "Demi Merlin, trio Severus berbaring di ranjang yang sama" ledek Matilda.

"Matilda.."

Severus justru cemberut, langsung saja ia menyuapkan sup itu kepada sang kekasih, Severus menikmatinya dengan gangguan kedua jagoannya yang ingin ikut makan juga. "Sev kau makan sendiri ya, duo little Severus ingin menyusu"

"Tak bisa, aku merasa lemas sekali" suaranya terdengar sangat lirih. Matilda binggung harus bagaimana. Ia akhirnya menyuapi kekasihnya dan menyusui kedua putranya.

Matilda membawa Madame Pomfrey kedalam kamar tempat Severus terbaring, ia memberikan ramuan yang perlu ia minum. Namun Matilda merasakan hal yang janggal, ia merasa sakit yang dirasakan kekasihnya bukanlah sakit biasa.

Matilda menitipkan kedua putranya kepada Draco dan Pansy, kebanyakan siswi Slytherin menyukai kedua putranya.  Katanya mereka menggemaskan, seperti Professor Snape dalam wujud miniatur. Matilda yakin putranya aman karena Slytherin sangat menyukai dan mencintai keluarga, dan Matilda sudah seperti ibu mereka. Karena ia jauh lebih sering berkunjung dan bercerita dengan anak anak Slytherin daripada penanggung jawab asramanya sendiri, Severus Snape.

"Severus, apa yang kau rasakan?"

"Tenang saja, ini hanya demam biasa"

"Tidak Severus, katakan. Aku akan mengidentifikasi apa alasan sakitmu." Matilda menggenggam tangan kekasihnya. "Tubuhku terasa lemas sekali tak bertenaga, aku merasa kan panas sekali di tubuhku, tapi katamu ruangan ini dingin dan aku terus berkeringat.  Kakiku terasa berat dan terasa seperti terbakar."

"Sini peluk aku" Severus langsung tersenyum ia segera bangkit dan memeluk kekasihnya, meskipun ia merasa pusing tapi ia senang karena ia memang memerlukan peluk itu. "Huhh.. aku lebih lega"

Severus merasa tubuhnya lebih ringan, ia merasa jauh membaik setelah memeluk kekasihnya itu. Disisi lain Matilda tengah berusaha untuk mengidentifikasi sakit apa yang sedang Severus derita. Hingga ia harus merasakan apa yang Severus rasakan dengan cara menyerap sakitnya itu.

Severus terkejut mendengar suara batuk yang terlontar dari mulut wanitanya. "Matilda? Kau kenapa?"

Wanita itu masih terbatuk, ia menutup mulutnya. Severus menggenggam tangan itu melepaskan tangannya dari mulutnya. Bercak darah terlihat dari keluar dari mulut kekasihnya. Matilda pun terkejut, melihat darah segar keluar dari mulutnya mengenai tangannya.

"Aku baik baik saja Severus, ini hanya batuk biasa" Matilda langsung berlari menuju kamar mandi. Membersihkan darah dari tangan dan mulutnya. Ia membasuh wajahnya juga. Ia menggenggam sisi sisi wastafel selagi bercermin.

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang