32

255 31 11
                                    

Matilda terbangun dari istirahat nya yang cukup panjang, terbangun dan melihat pria yang menyenderkan kepalanya di pinggiran kasurnya dan mengenggam tangannya dengan eratan yang tak lagi bertenaga. Ia tersenyum tak menyangka pria itu benar benar memenuhi perkataannya. "Sev.. Severus bangun, ini sudah pagi, kau harus bekerja"

Ia mengusap tangan pria itu dan membelai lembut surai hitam sebahunya. Perlakuan lembut itu dapat ia rasakan, ia memerjapkan matanya melihat wanita paling ayu yang pernah ia temui sudah lebih terlihat segar dan sedikit membaik. "Ergh.. kau sudah bangun dear?"

Matilda memutar kedua bola matanya, tentu saja. Untuk apa ia membangun kan orang yang tertidur jika ia masih tertidur. Severus merenggangkan tubuhnya, ia merasa sakit karena harus membungkuk semalaman. "Aduh tubuhku.."

"Kau sudah tua, sudah ku bilang pulang saja semalam! Malah ogah ogahan!!" Ucap Matilda sarkastik dengan suaranya yang masih lemah. Severus langsung bangkit dan segera ia mengecup kening kekasihnya. "Aku memenuhi janjiku padamu, kau paham itu kan?"

Tatapnya langsung menembus ke dalam jantung kalbu Matilda, mendalami obsidian itu ia merasakan kehangatan dan keseriusannya. Ia hanya dapat tersenyum tipis.

Ia ikut berbaring dan memeluk tubuh kekasihnya. "Hei.. kau harus mengajarkan, sekarang sudah jam 6 lebih.. kau harus kembali ke Hogwarts Sev"

"Tidak hari ini, aku mengajar jam siang, setelah makan siang nanti"

"Bukankah kau mengajar pelajaran inti, aku tau jadwal mengajarmu Sev, kau mengajar nanti jam 9" selagi rentetan kata itu terdengar Severus semakin mempererat pelukannya, mengusap perut sang kekasih yang semakin menunjukkan perubahannya. "Sekarang hari Jumat, masih ada waktu untuk ku bersamamu.. karena tidur di kursi tubuhku sakit semua"

Matilda hanya bisa menerima keinginan Severus, hanya saja ia mengkhawatirkan jikalau suster akan mendatanginya justru sedang dalam keadaan seperti ini. "Semoga anak kita bisa bertumbuh dan sehat bersamamu, karena aku yakin itu" bisik Severus dari belakang kepalanya. Ia menghirup aroma tubuh kekasihnya dari ceruk lehernya. Ia merindukan nya, ia tak ingin ia pergi lagi dari hidupnya.

Ia menggenggam tangan pria itu yang memeluk dan menyentuh tubuhnya dengan cinta. "I love you, Matilda."

"Terima kasih kau sudah menyelamatkan ku Severus, aku mencintaimu"

Severus tak pernah lelah berusaha melindungi kekasihnya, ia mengerahkan seluruh tenaganya menindungi wanita itu. Selalu memberikan tembok perlindungan untuknya agar ia tak terkena sihir hitam lagi selama ia tak berada di dalam penjagaannya. Severus sadar, jika wanita cantik keras kepala dan tak pernah menunjukkan senyum serta rasa asih nya kepada siapapun kini luluh dan menunjukkan hal itu kepadanya.

Menghabiskan waktu bersama Matilda sudah lebih dari cukup. Menemaninya berbaring dan bercerita banyak hal. Membawanya berjalan mengelilingi taman di rumah sakit itu dengan menuntun kursi roda dan membicarakan bagaimana mereka kedepannya, bagaimana dengan bayi kecil itu akan tumbuh nantinya. Mereka sudah saling mendewasakan oleh waktu, bukan hanya karena kesamaan dan kebersamaan mereka selama 3 bulan lamanya. Tetapi juga karena cinta dan ikatan mereka yang semakin menguat.

Hingga seluruh tahapan medis telah usai, Matilda telah pulih dari kondisi luka parahnya. Kekuatannya sudah kembali tapi tak seutuh yang terdahulu. Kemampuan sihirnya masih sama, Severus yang memastikan itu. Matilda sempat memintanya menyerang dirinya untuk memastikan apakah sihir yang ia miliki masih tetap murni dan kuat atau tidak. Dan ternyata itu masih seperti yang semula.

Severus masih bertanya tanya, alasan apa Matilda datang menemui tuan nya hingga mempertaruhkan nyawanya untuk itu. Ia melihat betul kilatan hebat yang di serap oleh tuannya itu adalah kekuatan Matilda, tapi mengapa kekasihnya tidak kehilangan kemampuan sihirnya sama sekali, kenapa ia masih bisa menggunakan sihir hitam keturunan keluarganya dan kini ia selalu memaksa dirinya untuk menemaninya berada di perpustakaan bagian terlarang.

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang