34

243 34 11
                                    

Madame Pince, memberikan bantuan kepada putra semata wayangnya itu. Ia mengizinkan putranya bersama sang kekasih pergi untuk berbelanja sementara untuk memenuhi kebutuhan mereka di Diagon Alley.

Mengambil beberapa bahan makanan ke dalam keranjang Matilda berusaha memangkas segala kebutuhan untuk membelinya secara lebih banyak, agar tidak pergi dua kali atau menghemat waktu untuk si kembarnya. "Sudah ku bilang, jangan pakai baju itu"

Severus memerhatikan Matilda dari arah belakang nya, ia juga memegang belanjaan itu, dengan matanya yang tidak henti mengawasi tatapan pasang bola mata dari banyak orang yang melihat kecantikan serta bagian dada kekasih tercintanya. "Baju lain sedang di cuci, hanya ini yang tersisa"

"Pakai jubahku!"

"Untuk apa Sev? Tidak aku tak mau pakai, panas sekali di sini, sumuk" Matilda menaruh keranjangnya ke lantai, ia menggelung rambut panjangnya. Banyak pasang mata menatapnya, terlebih para lelaki, pria pria muda dan tua tak bisa melepaskan pandangan mereka dari titik wanita itu yang sedang dalam 'posisi menggoda di mata para pria'

Severus langsung menatap mereka semua untuk berhenti melihat ke arah istrinya. "Payudaramu sangat besar sekarang sayang"

"Ini karena makanan untuk kedua kembar ciptaan kita berdua" balas Matilda tak peduli.

Mereka saling berpisah bilik, Severus mencari beberapa stok untuk kebutuhan makanan dan Matilda mencari keperluan untuk bayi kembarnya. "Oh thanks," balas Matilda ketus.

Seorang pria membantunya mengambil popok bayi di rak paling atas, padahal Matilda bisa mengambilnya dengan sihir. "Untuk bayi dibawah 6 bulan?"

"Iya" balas Matilda singkat, "Untuk putra atau putrimu? Atau?"

"Oh, untuk putraku, kembar"

Pria itu terlihat tersenyum manis dihadapan wajah jutek Matilda itu. "Kau sangat beruntung Miss, mendapatkan kembar putra"

"Ya.. begitulah" Severus melihat kekasihnya tengah berbincang dengan pria asing yang tatapannya sangat tertarik dengan wanitanya. Severus mendekati kekasihnya itu, ia mengusap bagian punggung atas istrinya yang tak sepenuhnya tertutup. Ada tanda yang paling Severus suka di tubuh kekasihnya,

Titik hitam di punggung kekasihnya serta di salah satu dadanya, Severus tak ingin orang lain tau selain dirinya.  Ia memberikan sentuhan hangat, terasa seperti tersengat aliran listrik, Matilda menggeliat. "Bagaimana sayang, kebutuhan semuanya sudah lengkap?"

Severus adalah pria muda yang pintar, ia menguasai ilmu hitam dengan baik, dan ia berhasil menciptakan banyak mantra yang ia hasilkan sendiri tanpa ia bagikan kepada siapapun. Hanya untuk kebutuhan pribadinya.

"Oh.. Merlin!" Matilda terkejut, bukan karena Severus mengusap punggung, melainkan ia merasa payudaranya seakan diremas kencang tanpa sentuhan dari siapapun. Ia langsung melirik Severus dan mengangguk cepat. Ia menarik tangan kekasihnya, tanpa perduli memperdulikan pria itu. "Severus, apa yang kau lakukan padaku?!!"

Ia tak menjawab apapun. Membayar seluruh belanjaan dan membawa tentengan tersebut Severus meninggalkan Matilda begitu saja, ia langsung berapparate menuju rumahnya.

"Kau sudah selesai nak, dimana Matilda?" Tanya sang ibunda. "Ada keperluan lain, katanya ia akan pulang sendiri nanti"

"Baiklah karena kau sudah kembali maka, aku akan pergi lebih dulu" Eileen alias madam Pince mengecup pipi putranya dan pergi menghilang begitu saja.

Syukurlah si kembar tidur dengan tenang, ia memasang manta anti gangguan untuk kedua ranjang bayi kecil nya itu. "Severus! Apa yang kau lakukan padaku?!"

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang