“Jika dulu, ulangtahun menjadi hari yang di tunggu-tunggu, karena kita bisa merayakannya bersama teman atau keluarga. Mendapatkan banyak ucapan, doa serta hadiah. Tapi saat menjadi dewasa, ulang tahun malah menjadi hal yang menyebalkan.
Karena usia kita semakin bertambah, otomatis semakin menua, semakin banyak pula beban hidup. Terkadang doa yang di lontarkan oleh mereka di barengi dengan beragam pertanyaan. Membuat doa itu menjadi terlihat kurang tulus.”
BAB 01
Kanaya Putri Adimukti adalah anak kedua atau anak bungsu dari pasangan Wijaya Adimukti dan Siska Adimukti. Kakaknya bernama Leoni Putri Adimukti, dan saat ini kakaknya itu sudah menikah. Leoni juga sudah memiliki anak, kakaknya itu tinggal dirumahnya sendiri bersama dengan suaminya.
Hari ini merupakan hari ulang tahun Kanaya, kini dia genap berusia 24 tahun. Usia yang sudah di kategorikan dewasa dan sudah matang untuk menikah. Namun sekali lagi, di hari ulangtahunnya ini Kanaya masih memilih melajang.
“Huh, hari ini ulangtahun gue yah. Semoga aja gak ada yang inget.”
Kanaya yang baru membuka matanya di pagi hari teringat bahwa hari ini adalah hari kelahirannya. Jika dulu dia selalu berharap semua orang mengingat hari lahirnya, memberinya ucapan, dan doa. Dia selalu senang jika orang lain mengingatnya, namun kini dia malah malas jika oranglain ingat.
Kanaya yang merupakan keturunan Jawa di campur Betawi itu memiliki perawakan yang tidak terlalu tinggi, bisa di katakan dia sering di juluki bogel oleh teman-temannya karena tingginya hanya 154 cm dan berat badannya 49 kg. Kulitnya kuning langsat, bulu matanya lentik, hidungnya lumayan mancung, bibirnya tipis dan dia juga memiliki lesung pipi menambah keimutan di wajahnya. Rambutnya hitam lurus dan panjang sampai di punggung.
Kanaya bangun dari tempat tidurnya, dia kembali merapikan bantal, spray yang di pakainya tidur. Kanaya di usianya yang sudah menginjak 24 tahun ini bisa di bilang masih sangat manja dan kekanakan. Mungkin karena dia anak bungsu, dia sangat manja pada kedua orangtuanya. Bahkan kamarnya saja di penuhi warna pink yang di padukan dengan warna ungu.
Kanaya masih suka menonton kartun, melihat drama korea, menyukai boy band maupun girlband asal korea selatan seperti BTS dan Blackpink. Kanaya bahkan memiliki cita-cita ingin pergi ke korea selatan jika nanti dirinya memiliki uang lebih.
Setelah membereskan kamarnya, Kanaya hendak pergi ke kamar mandi yang kebetulan ada di sebelah kamarnya persis. Dirumahnya ada dua kamar mandi, yang satu untuk umum yaitu yang berada di sebelah kamar Kanaya dan bekas kamar Leoni. Dan yang satunya lagi kamar mandi pribadi di kamar orangtuanya.
“Selamat ulangtahun Kanaya!”
Ternyata bapak, mama, kakak dan saudara sepupu Kanaya sudah berada di depan pintu kamarnya dan memberikan kejutan ulangtahun untuknya. Mamanya memegang kue dengan gambar atau bertema doraemaon, sedangkan sepupunya yang bernama Fera memegang sebuah kue bertema boyband BTS.
“Make a wish dulu habis itu tiup lilinnya.” Ujar Fera antusias.
Fera dan Kanaya seumuran, mereka sudah dekat sejak kecil. Bahkan mereka satu SD, satu SMP, dan satu SMA. Hanya saja saat kuliah mereka berbeda kampus, namun kedekatan mereka masih terjalin sampai saat ini.
Kanaya pun memejamkan matanya, dia berdoa di dalam hati meminta kepada penciptanya agar semua harapannya tercapai.
Ya Allah, sehatkan kedua orangtua Kanaya. Panjangkan umur mereka, semoga Kanaya bisa sukses dan bisa membuat bapak dan mama bangga sama Naya. Kalau bisa Kanaya minta supaya waktu jangan cepat berlalu ya Allah. Kanaya masih pengin kaya gini, masih pengin tinggal sama bapak sama mama. Kanaya sedih jika waktu berputar terlalu cepat, bapak dan mama akan semakin menua. Kanaya gak sanggup kehilangan mereka, kalau bisa boleh gak yah ya Allah kalau waktu berhenti disini saja. Hehe pasti gak bisa sih, tapi semoga Kanaya bisa membahagiakan mama dan bapak. Kanaya sangat menyayangi mereka, berikan mereka panjang umur ya Allah biar terus bisa menemani Kanaya aamiin. Kemudian Kanaya meniup lilinnya.
“Selamat ulang tahun yah anakku, semoga semua harapan kamu terwujud dan semoga cepet nikah.” Mama Kanaya mencium putrinya.
“Anak bapak sudah besar, padahal kaya nya baru kemarin nangis-nangis minta di belikan sepeda. Tapi malah sepertinya sebentar lagi bakal di pinang orang. Doa bapak semoga Kanaya menemukan suami yang baik, yang mencintai Naya, mampu menjadi imam yang baik.” Ujar bapaknya.
“Kanaya maunya calon suami yang kaya bapak, harus sebaik bapak. Kalau engga Kanaya gak mau ah.” Ujar Kanaya manja.
Dia memang sangat dekat dengan bapaknya sedari kecil, harapannya mengenai kriteria calon suami seperti apa yang dia harapkan tentu saja dengan yakin Kanaya akan menjawab yang seperti bapaknya.
“Selamat ulang tahun yah adiknya mba, semoga cepet ketemu jodoh dan cepet nikah. Jangan jomblo terus, umur kamu udah dua puluh empat tahun loh.” Kini giliran kakaknya yang mendoakan Kanaya.
“Duh doanya seputar jodoh semua, doain yang lain juga dong misalnya aku jadi PNS atau punya uang yang banyak biar bisa ke korea selatan nonton konser.” Ujar Kanaya.
“Makanya aunty Naya cari suami yang kaya biar bulan madunya ke korea selatan. Dulu mas Arga juga bawa mba Leoni bulan madu ke jepang.” Kaka iparnya ikut nimbrung, padahal dia baru datang bersama keponakannya.
“Hadeuh lagi-lagi nyambungnya kesitu.” Ujar Kanaya malas.
“Di aminin dong.” Ujar kakak iparnya.
“Iya aaminn.”
“Ya sudah deh, doa dari gue semoga elo panjang umur, cepet diangkat PNS, bisa punya uang banyak biar bisa ke korea selatan. Dan semoga lo cepet ketemu jodoh yah aamiin.”
“Aamiin.”
Nampak Fera seperti gelisah, Kanaya bisa melihat bahwa Fera ingin berbicara serius dengannya tetapi hanya berdua saja. Akhirnya setelah Kanaya cuci muka, potong kue dan mereka sarapan pagi bersama. Kanaya mengajak Fera masuk ke kamarnya karena sepertinya Fera ingin berbicara sesuatu.
“Fer, kenapa sih gelisah gitu. Gue tau lo mau ngomong sesuatu sama gue, udah gak usah kaya orang kebelet boker.” Gurau Kanaya.
“Nay, a-aku mau nikah.”
Dengan terbata-bata Fera akhirnya mengungkapkan kabar yang dibawanya, mendadak seperti ada guncangan di hati Kanaya. Dia dan Fera sudah sangat dekat sejak kecil, bahkan ketika di cecar mengenai pernikahan oleh keluarga besarnya mereka berdua saling menguatkan. Karena saudara sepupu mereka yang lain kebanyakan menikah muda. Ada yang hanya sampai lulus SMA lalu menikah, ada yang masih kuliah menikah, ada yang baru saja lulus kuliah menikah. Makanya di keluarga besar hanya tersisa Fera dan Kanaya.
Jika Fera menikah, maka hanya tersisa Kanaya seorang. Lantas bagaimana caranya Kanaya menghadapi semua ini? Tanpa terasa air mata menetes membasahi pipi Kanaya. Bukan berarti dia sedih, tidak. Dia malah senang karena sepupunya itu akan segera menikah. Hanya saja Kanaya merasakan perasaan yang begitu campur aduk, dia merasa semakin sendiri karena satu persatu sahabat nya juga menikah. Para sahabat Kanaya yang belum menikah rumahnya jauh-jauh jadi tidak bisa saling menguatkan.
“Selamat yah Fera.”
Dengan perasaan yang campur aduk Kanaya mencoba tetap tersenyum di sela tangisannya. Dia sejujurnya tidak ingin membuat Fera khawatir atau sedih, dia tidak ingin menangis di depan Fera karena ini kan merupakan kabar gembira. Tapi entah mengapa air mata tetap mengalir deras dari pelupuk matanya.
TBC
Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komentarnya 🥳 Terimakasih 💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan nikah?
RomanceFollow dulu sebelum baca! Kanaya seorang guru honorer di SMA ternama yang masih betah menjomblo diusianya yang sudah 24 tahun, membuatnya kerap mendapatkan pertanyaan "Kapan Nikah?" Dari orang-orang. Suatu hari dia berurusan dengan dua pria. Pertam...