Jomblo

343 51 4
                                    

“Jangan remehkan orang tua, karena mereka juga pernah mengalami masa muda. Kalian yang masih muda belum tentu panjang umur sampai tua nanti.”

BAB 09

“Terimakasih banyak ya bu.” Ujar Bombom tulus.

“Iya sama-sama.” Jawab Kanaya dengan senyum cerahnya.

Kanaya pergi terlebih dahulu ruang guru, namun siapa sangka Abigail membawa Bombom ke koridor dekat toilet yang tidak jauh dari ruang guru dan parkiran.

“Lo kenapa bisa berangkat bareng bu Kanaya?” Tanya Abigail dengan sinis membuat Bombom ketakutan mengingat reputasi Abigail yang memang sejak dulu terkenal bad boy.

“Udah hajar aja Abigail, bet bet biar kapok.” Juna memang seorang kompor sejati yang sangat menyukai adanya keributan dan pertengkaran.

“A-aku gak sengaja nebeng kok, tadi aku lagi nunggu angkutan umum yang gak dateng-dateng. Ternyata Bu Kanaya lewat dan memberiku tumpangan.” Jawab Bombom jujur.

Namun siapa sangka Kanaya kebetulan lewat disana disana dan melihat mereka, dengan cepat Kanaya mengahampiri murid-muridnya. Dia cemas karena geng Abigail sejak dulu terkenal suka membuat masalah dan menindas teman, maka nya dia takut kalau saat ini Abigail dan teman-temannya sedang merundung Bombom yang memang sering di bully oleh teman yang lain.

“Sedang apa kalian disini?”

Kehadiran Kanaya membuat mereka kaget, Abigail sebenarnya hanya ingin memberi peringatan peringatan pada Bombom agar lain kali jangan pernah lagi nebeng pada Bu Kanaya walaupun wanita itu yang menawarinya sekalipun. Namun ternyata malah gurunya itu memergoki mereka, Abigail tidak mau citranya di depan wanita pujaannya menjadi rusak.

“Eh Bu Kanaya, kita gak lagi ngapa-ngapain kok. Tadi Bombom katanya pengin kencing tapi takut kalau kencing sendirian di toilet buat guru, jadinya kita nemenin dia.” Jawab Abigail berbohong.

“Benar begitu Bombom?” Tanya Kanaya memastikan.

“I-iya bu.” Bombom mencari aman saja, dari pada nanti Abigail dan teman-temannya marah.

“Ya sudah, kalian kembali kedalam kelas. Sebentar lagi kan bel masuk berbunyi.” Ujar Kanaya.

“Baik bu.” Mereka akhirnya pergi menuju kelas.

Kanaya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, dia juga pernah muda dan pernah menjadi anak SMA seperti mereka juga. Jadi dia paham betul seperti apa masa remaja, hafal dengan banyaknya karakter yang sepertinya memang di setiap angkatan pasti ada saja anak dengan karakter demikian.

Contohnya adalah setiap angkatan pasti punya karakter murid yang baik-baik, kutu buku, rajin, aktif, malas, hobi tidur, ber geng atau berkelompok, penindas yang lemah, suka music, dan sebagainya.

***

Siang ini para guru mengadakan rapat untuk berbagai acara baik di sekolah maupun di luar sekolah. Misalnya saja untuk kelas sepuluh akan di adakan perkemahan bersama panitia OSIS dan dewan ambalan sekolah. Kelas sebelas akan mengadakan berbagai macam perlombaan seperti fashion show, menyanyi, dance dan lain sebagainya. Sementara kelas dua belas sendiri kan melakukan reflesing sebelum mereka di sibuk kan dengan ujian. Rencananya mereka akan menginap di Villa yang berada di bandung.

“Untuk kelas sepuluh sudah di putuskan siapa saja guru yang akan menjadi pendamping di kegiatan mereka. Salah satunya dari kesiswaan yaitu bapak Radjiman, dari Pembina pramuka yaitu bapak Kusno dan Ibu Hardianti, serta bu Popon yang akan membantu kegiatan tersebut. Acara ini akan diikuti seluruh siswa kelas sepuluh, dan kepanitiaannya dari anak dewan ambalan dan anak PMR. Beberapa anggota para pecinta alam juga akan ikut serta, dan anak remaja masjid juga akan ikut dalam mengisi tausiyah disaat acara berlangsung. Acara untuk kelas sepuluh rencananya akan di lakukan selama tiga hari dua malam. Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai tempat, kebutuhan, susunan acara dan sebagainya silahkan para guru yang bertugas berdiskusi dan mengadakan rapat sendiri dengan anggotanya.” Ujar pak Muhidi selaku kepala sekolah di sana.

“Kemudian untuk acara kelas sebelas, guru yang akan menjadi pendamping adalah Bu Tania, Pak Mario, Pak Lukman dan Bu Astrid. Acara ini akan di adakan di sekolah, yang akan membantu kalian adalah anak dari anggota OSIS. Mengenai persiapan dan sebagainya silahkan kalian rapatkan sendiri bersama anggota kalian.” Sambung Pak Muhidi.

“Sedangkan untuk kelas dua belas, mereka akan mengadakan acara reflesing sebelum memasuki masa sibuk menghadapi ujian. Rencananya kegiatan akan di lakukan di Bandung, untuk guru yang akan mendampingi adalah Pak Rasyid, Pak Handoko, Bu Yuli dan Bu Kanaya. Panitia tidak ada yang membantu, jadi kalian bisa membentuk kepanitiaan sendiri dari murid kelas dua belas. Mungkin dari mantan anggota OSIS, dewan ambalan atau lainnya. Mengenai rencana lebih lanjut, kalian bisa diskusikan sendiri.” Ujar Pak Muhidi.

“Saya harap, kalian bisa membuat proposalnya dengan segera. Dan untuk pendamping kelas sepuluh dan dua belas, kalian harus melakukan peninjauan lokasi. Jadi dua guru pendamping dari kelas sepuluh dan dua guru pendamping dari kelas dua belas harus dinas ke luar dalam rangka peninjauan lokasi. Mengenai siapa yang akan pergi, silahkan kalian diskusikan sendiri.”

“Cukup sekian rapat siang hari ini, kalian bisa kembali mengajar di kelas masing-masing.” Pak Muhidi mengakhiri rapat.

***

“Bu Kanaya, rencana survey lokasinya kan dua hari lagi. Begini, saya tidak bisa pergi. Kan kalian tau sendiri saya memiliki anak yang masih kecil, jadi tidak bisa di tinggal. Apalagi survey nya berlangsung sekitar dua atau tiga harian, saya mohon pengertiannya dari kalian semua.” Ujar Bu Yuli yang memang memiliki anak kecil.

“Saya juga minta maaf, istri saya kan lagi hamil anak kedua kami. Nah, dia suka ngidam yang aneh-aneh jadinya saya tidak tega jauh darinya. Apalagi anak pertama saya kan masih delapan tahun.” Pak Handoko juga ikut tidak bisa.

“Ya sudah, biar saya sama pak Rasyid saja yang melakukan peninjauan lokasi. Bagiamana pak Rasyid, apa bapak bersedia?” Tanya Kanaya.

“Iya, saya bisa kok.” Jawab Pak Rasyid.

“Wah bagus itu, kalian berdua kan belum berkeluarga jadi lebih bebas dinas ke luar kota. Siapa tau nanti kalian cinta lokasi dan menikah.” Celetuk Bu Yuli yang hanya bisa di tanggapi dengan tertawa oleh Kanaya dan Rasyid.

“Iya nih, Pak Rasyid kan jomblo dan Bu Kanaya juga jomblo. Siapa tau nanti kalian cinta lokasi.” Ternyata Pak Handoko ikut-ikutan menjodoh-jodohkan Kanaya dengan Rasyid.

“Haha Kalian ada-ada saja.” Kanaya hanya bisa tertawa.

Baginya Pak Rasyid tidak lebih dari sekedar rekan kerja, kalau untuk jadi calon suami sepertinya dia pria yang cukup membosankan. Karena hidupnya terlalu lempeng, serius, dan sepertinya tidak bisa diajak menikmati hidup. Tipe idaman Kanaya adalah pria yang menyenangkan, kalau bisa humoris sehingga nantinya mereka bisa sama-sama menjalani kehidupan dengan ke gesrekan.

TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komentarnya 🥳 Terimakasih 💓

Kapan nikah? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang