Janji suci

589 81 19
                                        

“Ada banyak jenisnya perasaan suka. Ada suka dalam artian kagum, ada suka dalam artian sekedar suka saja, dan ada suka yang sudah masuk kategori cinta.
Ada orang bilang, rasa suka itu bertahan kurang lebih empat atau enam bulan. Kalau lebih dari itu, maka rasa itu sudah masuk kategori cinta.”
.
.
.
.

BAB 20

Akhirnya ternyata Jono dan Joni benar-benar berduet seperti yang di usulkan oleh Bondan tadi. Anak-anak yang lain hanya bisa mem video duet mereka sambil bersiul-siul sambil tertawa. Bahkan Julie yang merupakan teman dari Vita mengirimkan rekaman itu pada Vita yang berada di bus lain.

“Kolaborasi yang sangat unik, berikan tepuk tangan yang meriah anak-anak pada si kembar Jono dan Joni.” Ujar Kanaya dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya.

Prok.. prok.. prok..

Siuwit..”

Suit.. suit.”

Ramai tepuk tangan dan siulan untuk mereka berdua membuat keduanya merasa bangga, mereka bahkan melambaikan tangannya seperti artis besar yang baru selesai konser.

“Bu, semenjak ibu bilang kami kembar. Saya jadi berfikir apakah kami berdua adalah saudara kembar yang tertukar? Nanti saya minta bapak saya melakukan tes DNA untuk saya dan juga Jono.” Ujar Joni membuat yang lain tertawa.

“Mahal dodol tes begituan, mending uangnya buat bayar utang lo di kantinnya bu Mijum deh.” Celetuk Juna membuat teman-teman yang lainnya tertawa.

“Jangan bongkar aib dong boy.” Ujar Joni sambil tertawa.

“Ayo, siapa lagi yang mau nyumbang lagu?” tanya Kanaya.

“Bu, saya mau nyanyi lagu akad. Tapi maunya duet sama Bu Kanaya.” Abigail membuat semua orang melongo, tapi sebagian teman-temannya mencie-ciekan Abigail.

“Cie-cie, duet.. duet!” teman-teman Abigail sudah seperti kompor saja membuat siswa yang lain ikut-ikutan.

“Saya tidak bisa bernyanyi Abi, saya juga tidak hafal.” Tolak Kanaya halus.

“Kamu duet sama aku aja Abigail, aku hafal kok.” Ujar Bianca antusias.

“Aku aja, aku kan mantan paduan suara jadi suaraku bagus.” Diana tidak mau kalah karena dia sudah menggemari Abigail sejak dulu.

“Aku aja sih, aku penggemar payung teduh dan hafal banget lagunya.”

Suasana makin ricuh, para siswi penggemar Abigail saling berebut untuk bisa berduet dengan pria idaman mereka. Tapi Abigail malas menanggapi, baginya dia hanya mau duet dengan Kanaya seorang.

“Gak deh, gue mau solo aja.” Tolak Abigail dengan nada cool nya.

Abigail memang akan dingin pada orang-orang yang dia anggap tidak dekat, tapi dia bisa berubah hangat di depan Kanaya.

“Ini lagunya saya persembahkan untuk ibu, saya tidak jadi menyanyikan lagu akad deh. Nanti saja di resepsi pernikahan kita.” Goda Abigail seolah terdengar bercanda tapi dia mengatakannya serius dari dalam hati.

Suit.. suit..” terdengar riuh sekali respon dari anak-anak lain.

Para anak lelaki bersiul heboh sambil mencie-ciekan, sementara yang perempuan mengeluh iri pada Kanaya.

“Kamu sengaja mau membuat ibu di hujat yah Abi.” Omel Kanaya.

“Gak kok bu, kalau ada yang menghujat ibu saya pastikan akan berhadapan langsung denganku.” Tegas Abigail dengan tatapan nyalangnya seolah sebuah peringatan pada anak lainnya.

Kapan nikah? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang