"Cinta bisa merubah segalanya, seperti mengubah bongkahan es batu menjadi air yang hangat."
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komentarnya 🥳 Terimakasih 💓
BAB 14
"Pah, carikan Abigail guru ngaji."
Abigail mengejutkan orangtuanya saat dirinya tengah sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Bahkan papanya sampai tersedak karena perkataan dari putra tunggalnya.
"Kamu mau ngaji lagi?" Tanya sang mama memastikan.
"Iya, dulu waktu kecil kan Abigail rajin ngaji. Tapi pas udah agak besar aku berubah nakal, aku mau mengulang pelajaran mengajinya biar bisa jadi anak sholeh." Ujar Abigail.
"Abigail, kamu gak kebentur sesuatu kan? Atau kamu sedang sakit. Cerita sama kami, kamu ada keluhan apa, jangan memendam semuanya sendiri." Papa Abigail malah memikirkan hal yang negative saat putranya yang badung tiba-tiba berubah.
"Apaan sih papa, aku gak sakit. Aku hanya teringin lebih lagi mendalami ilmu agama." Ujar Abigail.
Dengan perasaan yang campur aduk, akhirnya papa Abigail mencarikan guru mengaji untuk putranya yang katanya ingin lebih mendalami ilmu agama. Antara senang dan bingung, mamanya bangga dengan perubahan sang putra yang kini menjadi lebih baik lagi.
"Mah, pah Abigail berangkat sekolah dulu. Aku di anter sama Pak Udin yah." Pamit Abigail sambil mencium tangan kedua orangtaunya, padahal biasanya dia jarang sekali berpamitan. Bangun saja sering kesiangan, tidak sarapan dan langsung pergi.
"Kok buru-buru banget sih Abigail, ini masih jam berapa coba." Mama Abigail melirik jam tangannya yang baru menunjukan pukul 06:05 WIB.
"Gapapa, aku pergi dulu. Assalamualaikum." Bahkan kini Abigail mengucapkan salam, padahal sering kali Abigail pergi tanpa pamitan apalagi mengucap salam. Walau sering kali di tegur oleh kedua orangtuanya karena hal itu, tapi Abigail tetap saja bandel.
"Waalaikumsalam." Jawab mereka bersamaan. Mama dan papa Abigail sampai bengong sambil memandangi kepergian putranya.
Abigail berangkat kesekolah diantarkan oleh supir keluarganya, padahal biasanya dia membawa motor atau mobil sendiri. Tapi kali ini dia mempunyai rencana sendiri.
Ternyata Abigail turun di dekat rumah Kanaya, dia sengaja menunggu di pinggir jalan sembari menunggu Kanaya lewat. Abigail bahkan menyuruh supirnya untuk pulang dan dia melarang supirnya memberitahu orangtuanya tentang hal ini.
Abigail sengaja ingin nebeng pada Kanaya, sehingga saat motor Kanaya lewat dia langsung menghentikannya.
"Loh kok kamu bisa ada di sekitar sini Abigail? Setau ibu rumah kamu bukan di daerah ini." Tanya Kanaya penasaran.
"Iya bu, soalnya aku nginep di rumah saudara di deket sini. Tapi nunggu angkutan umum gak ada mulu, jadi boleh gak saya nebeng." Abigail sengaja berbohong demi ingin lebih dekat dengan Kanaya.
"Kamu gak bawa kendaraan sendiri?" Tanya Kanaya.
"Lagi di bengkel bu." Jawab Abigail lagi berbohong.
"Ya sudah, ayo naik." Kanaya akhirnya memberikan tumpangan pada anak muridnya itu.
Dengan wajah cerahnya Abigail langsung naik ke jok belakang motor Kanaya, entah mengapa jantungnya berdebar-debar dan bibirnya tidak bisa menghentikan sunggingan senyum bahagianya itu.
"Bagaimana kemarin survey lokasinya bu?" Tanya Abigail.
Dia berusaha sebanyak mungkin berinteraksi dengan Kanaya, ternyata pdkt pada guru sendiri itu sangat susah karena mencari topic pendekatannya harus ekstra mikir keras.
![](https://img.wattpad.com/cover/270327316-288-k326017.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan nikah?
RomanceFollow dulu sebelum baca! Kanaya seorang guru honorer di SMA ternama yang masih betah menjomblo diusianya yang sudah 24 tahun, membuatnya kerap mendapatkan pertanyaan "Kapan Nikah?" Dari orang-orang. Suatu hari dia berurusan dengan dua pria. Pertam...