"TOLONG MINGGIR!!" Teriakan itu mengagetkan setiap pesakit, suster dan orang orang yang berada berhampiran pintu masuk utama rumah sakit. Mereka langsung memberi laluan setelah sebuah bangkar dengan seorang pria paruh baya yang dilumuri darah terbaring di atasnya menarik atensi mereka.
Rahang Kim Seokjin yang berdiri di kaunter rumah sakit langsung jatuh dengan mata yang membulat tidak percaya dengan apa yang baru disaksikannya. Ia langsung berlari mendekat pada bangkar yang sedang disorong menuju ruang operasi dan semakin dibuat kaget.
"Apa yang terjadi padanya??" Ia bertanya pada salah seorang perawat yang sedang mendorong bangkar itu.
"Kecelakaan. Tabrak lari. " Jawabnya ringkas dengan napas naik turun. Namun cukup untuk membuat jantung Jin berdegup tak keruan. Ia mundur ke belakang. Langsung ketinggalan tapi ia hanya membiarkan para perawat dan doktor bertugas mendorong pergi bangkar dengan Min Jisung di atasnya.
Seokjin mengerjap beberapa kali dan mengumpul kekuatannya setelah wajah Min Yoongi terbayang di kepalanya. Ia langsung mengeluarkan ponselnya dan mendail nomor sepupunya.
"Halo, Jin hyung?"
"Yoongi-ya..."
"..."
Jin kehilangan kata. Ia tahu Yoongi sedang menunggunya lanjut bicara tapi itu semakin membuat perasaannya gugup. Ia menundukkan kepalanya lemas. Pemuda itu menjambak rambutnya ketika merasa celaru bagaimana ia harus mengatakan ini.
Menarik napas dalam, ia mencoba meneruskan perkataannya. "Yoongi...ayahmu-". Seokjin menelan salivanya susah payah. "Dengar dan coba bertenang ya Yoongi. Ayahmu... Kecelakaan. Ia baru dimasukkan ke ruang operasi."
Hening.
Seokjin memejamkan matanya erat. Jemarinya bergerak memijit pelipisnya. Ia sangat bisa membayangkan betapa besarnya keterkejutan sepupunya saat itu.
Seokjin sedang berjalan mundar mandir dihadapan ruang rawat pamannya ketika ia dikejutkan dengan kehadiran sepupunya yang berlari penuh panik ke arahnya.
"Bagaimana bisa, hyung? Bagaimana bisa ini terjadi hyung???!" Min Yoongi mencengkam erat kedua dua lengan doktor muda itu. Ia tak mahu percaya dengan semu ini tapi ia juga sadar kalau kenyataannya Kim Seokjin tak mungkin menjadikan hal ini sebagai sebuah prank atau lelucon. Ia menatap dalam pada netra hazel Seokjin menantikan jawapan sepupunya. Menantikan sepupunya membuatkan dirinya lebih mengerti dengan situasi ini.
Bibir Seokjin bergerak ingin mengatakan sesuatu. Tapi ia sendiri tidak tahu harus bicara apa saat itu. Seokjin menunduk dengan sebuah keluhan berat terlepas dari bibirnya.
"Kecelakaan tabrak lari, Yoongi. Susupek masih belum berjaya dikesan."
Yoongi menatapnya tidak percaya dengan kelopak mata yang sudah bertakung ketika itu.
"Sekarang ayah bagaimana? Apa ayah terluka parah? Kau melihatnya kan tadi? Apa kau melihat banyak darah padanya?" Dada Yoongi naik turun tidak karuan.
Seokjin bisa melihat sepupunya tidak bisa bertenang ketika itu. Ia menyentuh pundak pemuda itu dan menepuknya beberapa kali berharap bisa memberi sedikit ketenangan.
Saat itu, Yoongi melepaskan pautannya pada Seokjin. Tatapannya langsung hilang jatuh ke bawah. Pandangannya berbinar ketika itu. Ia merasa seluruh tenaganya hilang perlahan lahan dari tubuhnya. Ia mundur ke belakang hingga punggungnya bertemu dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster || sope (Brothership)
Fanfiction-SOPE ff- Selama ini Min Yoongi pikir hidup dirinya dan keluarganya hancur gara Jung Hoseok. Tapi ternyata dia dan keluarganya lah yang telah menghancurkan hidup yang lebih muda. Pada akhirnya, hal yang paling diinginkan Yoongi adalah melihat adikny...