CH 25

291 45 3
                                    

"Hoseok-ie hyung!" Jeon Jungkook yang baru muncul dimuka pintu menyapa Jung Hoseok dengan penuh keceriaan seperti kebiasaannya.

Jungkook menutup pintu sebelum melangkah pada pinggir ranjang lalu menghulurkan bungkusan makanan pada Jung Hoseok yang hanya diam menatap keluar jendela. 

Jungkook menarik garis satu pada bibirnya melihat respon yang lebih tua, sebelum meletakkan bungkusan itu pada atas meja. Ia membukanya dan mengaduk adukkan makanan berupa jajangmyeon dengan chopstik sebelum menyerahkannya pada Hoseok.

Tapi yang lebih tua tetap saja begitu. Jungkook sedikit terpempan. Ia perlahan meletakkannya di atas meja kemudian melabuhkan duduk pada kerusi di samping ranjang.

Jung Hoseok melirik ringkas pada pemuda itu. Melihatnya masih mengenakan seragam sekolah, Hoseok tahu Jungkook langsung ke sini setelah sekolah berakhir.

"Hyung, bulan depan sekolah akan mengadakan kompetisi menari. Kau maukan menyertai kompetisi itu? Kau mau solo atau group? Kau bilang kau ingin menari dengan aku kan? Ayo hyung! Setelah hyung diijinkan keluar dari rumah sakit, kita langsung berlatih, ya?"

Masih hening. Jungkook mencoba mencari ide untuk memancing kakaknya bicara dengannya. Karena sesungguhnya, jungkook sangat rindu mendengar surara pria itu. Suaranya selalu penuh bersemangat. Penuh dengan harapan setiap kali ia membujuk Jungkook agar tidak berputus asa. Penuh antusias setiap kali ia berbicara hal yang lucu dengan Jungkook. Dan semua itu berakhir lebih dari seminggu yang lalu. Hoseok tetap betah berdiam diri ketika Jungkook ada tapi tidak pula ia menolak Jungkook pergi seperti yang ia lakukan pada ayahnya, Jisung.

"Atau kau mau solo saja? Aku akan tetap memberi mu dukungan hyung."

"Ah... Aku jadi teringat ketika pertama kali kau menyertai kompetisi dance sekolah, kau sangat merendahkan dirimu sendiri. Kau tahu hyung, aku-"

"Berhentilah."

Hening. Jeon Jungkook terkebil kebil menatap yang lebih tua. Pandangan Jung Hoseok yang sebelumnya setia pada jendela, kini jatuh tepat ke dalam netra Jungkook.

"Berhentilah, Jungkook."

Alis Jungkook menyatu. "Hyung, ada apa?"

Hoseok membuang pandangannya dan menunduk. Ia memejamkan matanya erat coba meredam pergi perasaan frustasinya.

Ia menarik napas dalam. "Pergilah Jungkook. Dan berhenti datang menemui aku."

Jungkook menelan salivanya susah payah. "Kau... mengusirku hyung?"

Yang lebih tua mendesah berat. "Jungkook-ssi, cukup setakat ini. Aku sudah muak melihatmu jadi jangan datang lagi. Anggap saja aku tak pernah wujud dalam kehidupanmu, Jungkook-ssi."

Rahang Jungkook ternganga. Ia tak percaya ia mendengar teman yang sudah dianggap kakak itu memanggilnya dengan embel ssi

"Hyung kau kenapa? Aku salah apa? Kalau aku salah tolong bilang salah apa jadi aku bisa memperbaikinya??"

Jungkook tiba tiba mendengar Hoseok tertawa sinis. 

"Memangnya kau pikir aku peduli dengan semua itu? "

"Hyung kau kenapa bertingkah bukan seperti Hoseok hyung yang aku kenal?"

Yang ditanya tidak terus menjawab. Ia hanya merenung dalam pada Jungkook.

Hoseok sedikit mendekatkan wajahnya. "Apa yang membuatmu berpikir kau benar benar mengenal aku sepenuhnya?"

Pemuda itu bangun dari ranjangnya, mendekat pada Jeon Jungkook yang masih terpinga pinga sebelum menarik kerah baju anak itu mencoba mendorongnya ke pintu.

Monster || sope (Brothership) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang