CH 20

598 66 30
                                    

'Hurt people just hurt more people. '


"Terima kasih. Datang lagi! "ucap seorang pemuda penjaga kasir toko yang beroperasi 24 jam itu.

Loceng pintu kaca berbunyi ketika pelanggan yang selesai membeli meninggalkan toko tersebut. Pemuda tadi baru hendak menyusun kotak kotak rokok dibelakangnya sebelum teman sekerjanya yang sedang menyusun barang di rak paling hampir dengan pintu masuk memekik sesuatu.

"Wookie-ya! Kau melihat itu??" 

Pemuda yang dipanggil Wook itu langsung mencari arah pandang gadis tersebut dan jatuh pada sosok seorang pemuda yang terlihat seperti seorang siswa berjalan perlahan dengan wajah yang menunduk di sepanjang langkahnya, di luar toko.

"Iya. Aku melihatnya. Ada apa noona?" Tanya pemuda tersebut merasa penasaran dengan tingkah gadis tersebut.

"Wah! Syukurlah kau juga melihat apa yang aku lihat. Jadi berarti itu bukan hantu kan?"

Pemuda yang dipanggil Wook itu terkekeh perlahan seraya menggelengkan kepalanya. "Apa noona seorang saja yang bisa melihat hantu?" Tanyanya sarkastik.

Yang dipanggil noona itu mencebik. "Bukan begitu. Kan aneh kalau ada anak muda yang masih berkeliaran di jam segini. Lagi lagi sendirian. Jadi ku pikir itu hantu. "

Wook hanya tersenyum. Tapi kemudian ia kembali pandang ke arah sosok yang menjadi topik perbualan mereka saat itu. Anak itu kelihatan lebih muda darinya. Tapi benar juga kata teman sekerjanya. Aneh karena ia berkeliaran sendiri di jam segini. Kondisinya juga terlihat agak mengerikan. Dengan ekspresi wajah begitu, sudah tentu sesiapa sahaja pasti menyalah tafsir dirinya adalah hantu.

Ke mana anak itu ingin pergi?

Wook bergerak keluar dari ruangan kasir dan akan menghampiri pintu utama, berhasrat mendekati pemuda yang mulai berjalan menjauh dari hadapan toko sebelum teman sekerjanya menginterupsi.

"Wookie, noona ingin ke toilet dulu! Kau tolong ganti noona sebentar ya!"

Wook akan menolak tapi gadis yang lebih tua darinya itu sudah berlari sambil memegang perut menuju toilet. Pemuda tersebut hanya mampu menatap gadis tersebut yang sudah menjauh.

Sebelum bergerak menuju ke rak untuk menyusun barang yang belum selesai dilakukan gadis tadi, Wook sempat menoleh keluar toko. Mencari kelibat anak tadi tapi sudah hilang.

Wook hanya mampu mengangkat bahu sebelum menyambung pekerjaannya.

******

Ini sudah hampir satu jam sejak Min Yoongi mula mencari ke mana sang adik pergi setelah meninggalkan rumah Jungkook.

Yoongi menghabiskan masa sebanyak itu hanya untuk mencari keberadaan Hoseok di sekolah dan jalanan di dekat sekolah. Sekarang dia buntu harus mencari dimana lagi. Hal ini membuatkan dirinya sadar bahawa dia tak pernah benar mengenali sang adik. Menebak jalan pikir adiknya apatah lagi.

Yoongi mendengus kasar. Merasa kecewa dengan diri sendiri. Apa yang telah dia lakukan? Dia merasa telah merosakkan masa depan anak itu. Kalau dia berputus asa untuk menemukan Jung Hoseok malam itu juga, maka sudah tentu Sae Ra akan mendapatkan adiknya dulu. Kalau sampai hal itu terjadi, hidup seorang Jung Hoseok akan hancur secara total. Dan Min Yoongi tak mahu hal itu terjadi. Ia harus menghentikan segala rencana gila Jung Sae Ra yang sudah jelas hanya mempergunakan Hoseok demi memuaskan dendamnya sendiri.

Yoongi memijak break ketika tiba dihadapan sebuah toko yang kelihatan seperti sedang bersedia untuk tutup. Melihat karyawan toko itu mulai mengunci pintu toko dari luar, Yoongi buru buru keluar dari mobilnya, mendekati karyawan itu.

Monster || sope (Brothership) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang