CH 3

1K 94 6
                                    

' Mama mengajariku segalanya kecuali bagaimana caranya hidup tanpa dia. '

.
.
.

Min Yoongi telah siap duduk di tempat duduk kemudi ketika Jung Hoseok tiba di mobil miliknya.Wajah pemuda dengan rambut hitamnya itu dingin seperti biasa namun lebih menggerunkan saat ini.Rahangnya terlihat mengeras.

Jung Hoseok hanya mampu menunduk.Memasangkan seatbelt dengan senyap tanpa mengangkat wajah walau seinchi.

Tangan Yoongi mengepal pada kemudi mobil dengan wajah memerah.Namun tetap pemuda itu urungkan amarahnya.Sekurang kurangnya ia mencoba.

Beberapa minit ia mencoba meredam perasaan sendiri,Yoongi menyentak pedal minyak mengemudi mobil itu dengan kelajuan tinggi hingga tak butuh waktu lama untuk tiba dirumah.

Ia bergegas turun dari mobil.Tak peduli dengan keadaan Jung Hoseok yang sedikit pusing menahan detak jantung yang berdegup hebat karena tak percaya dengan kelajuan yang dikendalikan Yoongi tadi.

Hoseok keluar dari mobil setelah Yoongi namun tubuhnya tanpa amaran terdorong kasar menghantam tanah.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan Yoongi.Wajah itu menatapnya tanpa perasaan dengan sorot mata tajam menyiratkan benci.

Hoseok tak tinggal diam.Ia lantas berdiri tak mahu kelihatan lemah dalam menghadapi pria satu tahun di atasnya itu.

"Dengar bocah,keluarga Min tak memerlukan pembuat masalah sepertimu!Jika kau ke sini hanya untuk membawa kesialan,silakan pergi sebelum aku yang menyeretmu keluar dengan tanganku sendiri."ucap Min Yoongi tajam tanpa sedikitpun mengerdipkan kelopak matanya.

Hoseok membungkam sejenak.Sangkanya Jung Hoseok terkedu.Namun ia salah.Dilihatnya sudut bibir pemuda itu membentuk sebuah senyuman yang sukar diartikan maknanya.

"Kau benar benar membenciku kan?"

Apa apaan ini?...

Seketika Jung Hoseok menunduk.Memainkan hujung sepatunya pada rerumput hijau yang ia pijak.Membuatkan Yoongi yang masih berdiri menunggu reaksi yang diharapkannya, melongo disitu.

"Yoongi-ssi."

Dan tak pernah sekalipun pemuda bernama Min Yoongi itu menyangka Hoseok akan memanggilnya seformal itu.Tanpa embel embel hyung seperti yang ia tambah di dalam ayatnya saat Yoongi menghantarnya ke sekolah tadi.
Sekurang kurangnya,Yoongi tahu persepsinya terhadap Hoseok sejak awal dia melihatnya,tak salah.

Hoseok memasang topeng untuk menyembunyikan peribadi sebenarnya.

"Ayo kita membuat kesepakatan."

Dan bibir Yoongi saat itu langsung melukis senyuman sinis."Aku sudah tahu kau punya rencana sejak awal kau ke sini."

Hoseok memandang Yoongi dengan riak tak percaya yang dibuat buatnya."Jinjja?Whoah daebak.Aku tak menyangka kau pintar."Hoseok berucap dengan nada intens lantas berdiri tegak dihadapan Yoongi seperti memberi makna bahawa ia sedang serius.

"Aku tak punya banyak waktu.Dan aku juga mahu membuktikan aku ini pintar dan hebat.Jadi,apa kata kita bertarung?"

Alis Yoongi menyatu."Apa maksudmu?"Pemuda itu semakin penasaran.Sekaligus merasa tertarik dengan pemikiran bocah yang dianggapnya remeh itu.

Hoseok menyatukan kedua tangan dihadapan dada seperti akan membuat pengumaman.

"Begini,kau benar.Aku memang punya rencana yang ku susun bersama keluargaku."Hoseok menjeda ayatnya.Tanpa tahu Yoongi memandangnya jijik saat itu.

Monster || sope (Brothership) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang