CH 9

539 58 3
                                    

Langit mendung yang mengisyaratkan tanda hari akan hujan mengisi ruang mata seorang anak kecil yang mengenakan kaos kuning cair.

Tangan kecilnya kemudian terulur ke hadapan.Menadah pada langit dalam kesunyian senja hari itu.Titisan kecil air yang mula ditumpahkan langit pada bumi mula menghiasi telapak tangannya.

"Hobi hyung?Kau tetap akan pulang?Hari akan hujan sebentar lagi."

Pundaknya terisi tangan yang lebih kecil dari milikinya.Anak kecil itu menoleh.Menatap sejenak pada iris mata anak yang lebih muda satu tahun darinya.Pandangan hangat itu benar benar menenangkan gusar dihatinya yang bimbang akan cuaca hari itu.

"Aku takut noona akan marah jika aku tidak pulang."Jung Hoseok menjawab dengan lembut.Berharap teman baiknya itu mengerti kegusarannya.

"Gwenchana.Kalau noona marah,Jimin akan memarahinya untukmu!"Anak kecil itu,Park Jimin berucap dengan penuh semangat disertakan sebuah kepalan tangan halus miliknya diudara.

Jung Hoseok tak bisa untuk tidak tersenyum terhibur dengan keimutan adik kecilnya yang tak sedarah.Jemarinya langsung mencubit gemas pipi gembil teman baiknya itu yang hanya merengek rimas."Aigoo~~~Kau pikir kau akan berani seperti ini dihadapan noona?Tentu tidak.Untuk meminta ijin ke toilet saja kau masih menyuruh hyung untuk mengatakannya pada Song ahjumma.Kau harus tahu.Noonaku sangat menyeramkan.Tak seperti Song ahjumma."

Hoseok terkekeh melihat bibir Jimin yang mengerucut setelah dia melepaskan jemarinya dari pipi anak itu.

"Aku hanya tak mahu hyung meninggalkan aku lagi."

Senyuman Jung Hoseok memudar.Hatinya seperti dicubit.Sadar teman yang telah ia anggap adik sejak dirinya mula tinggal di panti asuhan ini berkecil hati dengannya.Hoseok tak suka.Ia benci membuat anak ini bersedih.Karena anak ini adalah sumber kebahagiaannya sejak hari pertama dia menjejakkan kaki di panti asuhan ini.

"Kenapa Jimin bicara seperti itu?Aku kan masih sering mengunjungimu disini?"

"Itu tak sama!Aku tetap tak bisa bersama hyung sepanjang hari seperti sebelum noona itu menjemputmu pergi."nada kekesalan terdengar di dalam setiap bait kata yang dilontarkan Jimin yang meluahkannya dengan bibir yang tetap mengerucut.

Hoseok menelan liur.Memikirkan bagaiamana membuat Jimin memaafkannya dan tak merasa kesepian lagi.Bibirnya akhirnya melepaskan sebuah keluhan berat setelah beberapa lama ia terdiam menatap lamat adiknya yang menunduk.

"Baiklah.Hyung akan menginap di sini hari ini."

Kepala yang tadi menunduk dalam langsung terangkat seolah ia bisa patah dalam sekelip mata.

Mata Jimin berbinar bahagia memandang kakaknya."Benarkah?"tanyanya antusias dan benar benar terdengar menggemaskan.

Hoseok mengangguk mantap.Anak kecil yang berusia dua belas tahun itu merangkul bahu kecil Park Jimin yang lebih pendek darinya."Ayuh masuk dan bertemu Song ahjumma.Aku harus memberitahunya terlebih dahulu."

Jimin tersenyum senang.Senang karena srtelah beberapa lama terpisah,ia akhirnya bisa kembali memeluk Hoseok dalam tidurnya malam ini.

****

"Oh,oppa?Kau belum pulang?"

Langkah Jung Hoseok memelan ketika netranya menangkap sosok seorang gadi kecil sedang bermain barbie doll bersama teman teman yang lainnya.

Hoseok mengukir senyum manis yang berjaya menarik gadis itu bangkit menghampirinya.

Tangannya terulur mengusap surai gadis itu penuh kasih.

"Ryujin-ah,oppa akan bermalam disini.Kau senang?"

Bola mata anak gsdis itu sepertinya bisa keluar daripada soket atas reaksinya akan kata kata Hoseok."Benarkah?Oppa akan bermalam disini lagi?"

Hoseok mengangguk mantap."Hmm!Kenapa?Tak suka?"

Bibir Ryujin muncung sedepa sebagai tanda protes pada Hoseok."Aniyo~~~Tentu aku senang.Oppa kan sudah lama sekali tidak tidur bersamaku dan Jimin oppa."Ryujin cemberut.Gadis itu mempamerkan kekesalannya yang tak pernah bertemu noktah sejak pertama kali Jung Hoseok meninggalkan panti asuhan karena menuruti seorang wanita lewat tiga puluh-an hampir tiga bulan lalu.

Hoseok tahu ke mana arah pembicaraan ini akan berakhir.Ryujin tak ubah seperti adiknya yang satu lagi,Park Jimin.Selalu menunjukkan kekesalan mereka atas kepergian dirinya.

"Ayo makan.Song ahjumma telah menyiapkan makanan."

"Oppa suapi,ya?"pinta Ryujin dengan binar mata penuh pengharapan seperti manik mata anak anjing yang meminta dijamu tuannya.

Senyum Hoseok mengembang lagi."Tentu,tuan puteri!Akan sangat senang bisa menyuapi tuan puteri makan."Kedua jemarinya lantas mencubit pipi Ryujin mengundang tawa gadis itu.

Hoseok meraih tangan kecil Ryujin dan menggendengnya selama menuju dapur.Seperti yang sering ia lakukan selama masa masa ia masih menjadi sebahagian dari peghuni panti ini.

Sebelum kedatangan Hoseok ke panti ini,yang melindungi dan menjaga Shin Ryujin itu adalah Park Jimin.Dia,anak lelaki yang penuh dengan cinta dan kasih selalu menemani gadis kecil itu bermain.Menenangkannya ketika ia menangis.Dan memperingatinya untuk makan ketika gadis itu terlalu asyik bermain barbie doll.

Hingga Jung Hoseok datang ke panti asuhan itu,keadaan tak pernah sama seperti yag telah terjadi sekarang.

Dulunya,Hoseok pendiam.Anak itu selalu memencilkan dirinya dan enggan mencipta pertemanan.Malah anak anak yang lain tak mahu berteman dengannya setelah peristiwa Hoseok menjerit di dalam tidurnya karena mimpi buruk.Anak itu menjadi lebih buruk di mata anak anak yang lain.

Jimin itu lelaki yang dibesarkan dengan penuh cinta.Ia selalu diajar orang tuanya agar selalu memberi layanan kepada orang lain dengan baik dan penuh cinta.Maka Jimin menjadi orang pertama yang memberanikan diri mendekati Jung Hoseok yang mengasingkan diri dibawah sebuah pojon rendang tak jauh dari kawasan lapang tempat anak anak lain bermain.

Jimin mendekati Hoseok dengan penuh kelembutan.Ia bicara dengan nada yang sangat sopan.Ia bertindak dengan penuh hati hati agar tidak menyakiti anak lelaki yang lebih tua darinya.Ia mengajak Hoseok untuk berteman dengan caranya tersendiri yang berbeda dari yang lain.Dan ajaibnya,Hoseok tak mampu menolak kehadiran anak kecil yang sangat imut itu sepertu yang ia lakukan pada anak anak lain yang coba mendekatinya.

Jimin memperkenal Hoseok pada Ryujin.Setelah beberapa waktu mereka lewati bersama,ketiganya menjadi teman yang sangat luar biasa.Pertemanan mereka mendapat perhatian diseluruh panti.Apa yang lebih menjadi sorotan utama adalah perubahan sikap Hoseok.

Jung Hoseok menjadi lebih baik.Dia sudah pintar untuk menjadi lebih dewasa di antara mereka bertiga.Dia menjadi kakak yang sangat baik untuk adik adiknya.Dia yang memeluk adik adiknya dalam pekat malam atau ketika mereka menerima mimpi buruk.Dia yang menjaga makan minum dan kesehatan adik adiknya.

Mereka belajar bersama.Bermain bersama.Makan bersama.Dan bermain bersama.Hoseok adalah sebuah kelebihan karena dia mempunyai bakat menari yang digilap dalam kelas tari yang ia sertai ketika ibunya masih ada.Menariknya,Ryujin dan Jimin sangat meminati dunia seni itu.Mereka menghabiskan masa lapang untuk menari di ruang aktiviti yang biasanya sunyi ketika anak anak lain pergi bermain di padang.Hoseok mengajarkan beberapa gerakan yang ia pernah pelajari.Diam diam,anak itu berbicara pada pengurus panti untuk membenarkan mereka bertiga menyertai kelas menari disekolah.Untungnya keinginan mereka menjadi nyata.

Hoseok menjadi kakak yang sempurna untuk Ryujin dan Jimin.Hingga kehadiran Sae Ra perlahan lahan mengubah suasana.

*****



"Kau masih ingat padaku kan,oppa?"



Monster || sope (Brothership) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang