CH 12

517 53 11
                                    

"Kau dan Jimin oppa tak ada disana ketika aku sadar."

"Ryujin-ah, kau tahu ini tak seperti apa yang kau pikirkan-"

"Lalu apa yang patut aku pikirkan?! Kau tak pernah lagi muncul setelah malam itu. Dan Jimin oppa mati setelah aku membuka mata! Malam itu adalah yang paling malang dalam hidupku. Aku kehilangan kalian berdua sekelip mata! Ketika aku kembali ke panti, Song ahjumma tak permah menyebut nama kalian dihadapan ku. Aku jadi hairan. Aku hampir mati tertanya tanya! "Kelopak mata Ryujin telah berkaca. Namun gadis itu berusaha meredamnya. Dia tak mahu pemuda dihadapannya kini menganggapnya lemah.

Hoseok hanya mampu menelan liur. Mengingat kembali bagaimana pertemuan mereka berakhir lima tahun lalu. Ia merenung dalam mata Ryujin. Itu tak sama seperti terakhir kali ia melihat dan mengingat netra hazel itu. Telah banyak yang berubah. Dan Hoseok tak pernah terpikir untuk peduli tentang itu lagi.

Ruang itu hening seketika sebelum tiba tiba Jung Hoseok bertanya soalan yang tak diduga Ryujin.

"Ba-bagaimana ka tahu Jimin telah mati,Ryujin?"

"Mwo?"

Aku...tak pernah tahu apakah Jimin benar benar mati.

"Noona, aku mahu bertemu Jimin dan Ryujin!"

"Kau masih saja belum melupakan mereka!" Sae Ra menjeling anak itu sebelum menyesap ringkas kopinya. "Bukankah aku sudah mengingatkan untuk tidak menyebut nama mereka lagi." Ketusnya.

Hoseok mengertap rahangnya."Kenapa noona mencampuri urusan pertemananku? Aku mengenali mereka dulu sebelum dirimu!" Dia menjawab kesal.

Sae Ra meletakkan cawan kopinya. Menurunkan tangan pada paha yang bersilang dan menaut jemarinya. "Tapi aku darah dagingmu. Bukan mereka."

Hoseok berdecak langsung memalingkan wajahnya kesal.

'Anak ini sudah berani berkasar!'

"Darah daging yang tak pernah muncul sebelumnya."

Sae Ra langsung tercabar.

Kerusi yang ia duduki terdorong ke belakang ketika Sae Ra menerjah tubuh Hoseok yang berdiri dihadapannya. Langsung dicekik leher anak itu yang tidak bersedia menerima serangan mengejut Sae Ra.

Hoseok langsung kesulitan bernapas. "N-noona!" serunya dalam keterjapannya.

Tubuhnya didorong hingga bertemu dinding dan dia bisa merasakan deruan napas Sae Ra yang memburu. Wanita itu pasti sangat marah dengan kata katanya.

"Kau! Tak pernah tahu apa yang ibumu lakukan pada orang tua kami! Dan kau sekarang ingin menjadi sepertinya! Memalukan darah daging sendiri! Eomma yang kau agungkan itu memilih untuk menjadi jalang kononnya agar bisa hidup mewah dengan mudah! Dan kau sekarang berani melawanku hanya untuk berteman dengan orang orang yang tidak tahu malu yang hanya ingin mengikis uangmu! "Cekikan erat pada leher Sae Ra tidak berkurang sedikit pun. Melihat anak dihadapannya ini dalam situasi seperti ini amat mengingatkannya tentang bagaimana perasaan benci pada wanita yang melahirkan Hoseok.

Jung Hoseok terbatuk batuk. Kata kata Sae Ra sangat tidak bisa diterimanya. "Noona salah menilai mereka. Mama-pasti punya alasan untuk memilih jalannya. Dan temanku-uhuk-mereka tak pernah meminta uangku! Me-mereka hanya ingin aku-bersama mereka!"

Sae Ra tiba tiba tertawa sinis. Kemudian kembali menatap Hoseok dengan penuh keseriusan." Siapa saja yang menginginkanmu? "

Hoseok terkesima. Kata kata Sae Ra seperti menampar telak kesadarannya.

Monster || sope (Brothership) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang