Happy Sweet Seventeen🥳🥳

121 17 17
                                    

Hari ini adalah hari istimewa bagi Adel. Gedung serbaguna dekat sekolahnya dihias meriah dengan balon dan spanduk, sementara musik ceria mengisi ruangan. Adel mengenakan gaun coklat dan tersenyum bahagia melihat tamu-tamu yang hadir.

Namun, meski penuh kegembiraan, ada sedikit kerutan di dahi Adel. Sebulan lalu, dia sengaja tidak mengucapkan selamat ulang tahun pada Andi, sahabatnya, karena masih merasa dendam. Meski Andi tidak hadir di pesta, pikirannya tetap menghantui Adel.

Flashback On

"Awas aja nanti kalau Andi nggak inget ultahku, aku jamin tahun depan nggak aku ucapin lagi!" gerutu Adel sambil menendang bantalnya ke ruang tamu dengan marah.

"Heh!!" Kella muncul di ambang pintu rumah Adel, tatapan penasaran.

"Kenapa kesini?" tanya Adel dengan tatapan tajam, masih terbawa emosi.

"Santuy kalik lihatnya," jawab Kella dengan ekspresi imut dan nada santai.

"Ni anak bukannya salam malah debat sama nona rumah," keluh Adel, masih kesal.

"Hehe," Kella hanya tersenyum.

"Masih sehat kah?" Adel langsung meletakkan telapak tangannya di dahi Kella.

Dahi Kella terasa normal, membuat Adel merasa sedikit lega sebelum menonyor dahi Kella dengan lembut.

"Apa sih Del? Pagi-pagi udah marah," tanya Kella dengan bingung.

"Pagi-pagi nylonong aja, kagak ngucapin salam lagi," jawab Adel, masih kesal.

"Assalamualaikum," sapa Kella dengan nada ceria.

"Wa'alaikumussalam," balas Adel, sedikit lebih tenang.

"Udah kan?" tanya Kella, memandangi Adel.

"Hmmm," Adel hanya mengangguk.

"Kamu tahu kan hari ini ultahnya siapa?" tanya Kella dengan penasaran.

"Aprilio Perkasa Manganang," jawab Adel dengan santai.

"Loh, itu bukannya tanggal 27 April?" tanya Kella.

"Nah itu tau, kenapa nanya?" jawab Adel dengan acuh tak acuh.

"Hari ini ultahnya Andi," ucap Kella.

"Terus?" tanya Adel, masih cuek.

"Nggak ada rencana gitu buat surprise?" Kella bertanya lagi.

"Nggak," jawab Adel singkat.

"Kenapa?" Kella semakin penasaran.

"Nggak papa," jawab Adel dengan nada dingin.

"Tadi kamu ngucapin?" tanya Kella lagi.

"Nggak," jawab Adel, agak kesal.

"Kok nggak?" Kella bertanya dengan nada heran.

"Males," jawab Adel, menutup pembicaraan.

Flashback End

Seperti yang Adel duga, Kella dan Andi lupa dengan ulang tahunnya. "Menyebalkan," gerutu Adel sambil mengecek beranda WhatsApp dengan frustrasi. "Udah aku duga, yang inget cuma Sahil."

Tiba-tiba, Adel melihat nama Sahil di daftar kontaknya. "Eh, Sahil apa kabar?" pikirnya sambil membuka galeri dan melihat foto Sahil. "Jangan-jangan dia udah punya pacar lagi atau nambah mantan. Aduh, kenapa sih tuh anak hobi banget mempersulit hidup?"

Pukul 12.30, Adel merayakan ulang tahunnya bersama orang tuanya di gedung serbaguna. Suasana ramai dengan tawa dan musik, tetapi Adel terlihat agak murung. Salah satu temannya menghampirinya dengan senyum lebar.

SI HUMORISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang