Adzan subuh berkumandang. Segera aku bergegas untuk membangunkan Jidan di kamarnya.
"Jidan" panggilku sambil mengetuk pintu kamarnya.
"Jidan"
Masih belum ada jawaban dari Jidan.
"Jidan bangun udah subuh" teriakku.
Pintunya tidak terkunci?
Baru saja aku melangkah masuk, kakiku sudah disambut dengan sampah plastik. Akupun mencari saklar lampu.
Begitu lampunya menyala, terlihat begitu jelas kamar Jidan sangat kotor. Sampah plastik snack, botol minum kemasan, kaleng minunan, pakaian kotor, sprei kotor, kertas tugas yang berserakan dimana - mana. Begitu sangat tidak terurusnya kamar Jidan. Apa Jidan bisa bernapas dengan keadaan kamar yang bak kapal pecah?
"WOY!!!"
Suara Jidan berhasil membuatku kaget.
"Ngapain lo disini? Siapa yang nyuruh masuk?" tanya Jidan
"Aku-- Aku cuma mau bangunin kamu buat subuhan aja kok"
"Jangan masuk kamar gue kalau gue ada di kamar"
"Yauda kamu mandi terus nanti sholat subuh habis itu sarapan. Selesai sarapan kamu tunggu aku beresin kamar kamu sekalian suapin Mama kamu baru kita berangkat ke kampus"
"Mandi?? Jam segini mandi kata lo?! Lo sendiri aja yang mandi. Gue nanti"
"Yauda ayo wudhu keburu waktunya habis"
"Salah kayaknya gue nikahin lo, bawel banget jadi cewek. Cewek - cewek diluar sana nggak ada yang berani ngatur gue, malah gue yang atur mereka"
Jidan bangun dari tidurnya dan jalan ke kamar mandi dengan ngedumel.
Setelah selesai aku membersihkan rumah. Entah berapa lama debu - debu mengendap di jendela rumah Jidan. Ku buka semua jendela yang ada di rumah. Mengganti sprei kamar Mama dan Jidan. Yang paling banyak menghabiskan waktu adalah merapikan kamar Jidan. Seperti aku merobak ulang tatanan kamarnya, kira - kira seperti itulah gambarannya.
Cucian terakhir sprei dan korden yang ada di kamar Jidan. Sang penghuni kamar sedang bersantai di depan tv sambil nonton Spongebob Squarepants.
Dasar Jidan. Luarnya aja seperti singa tapi dalamnya... Apa mungkin segemoy hello kitty?
Begitu Jidan sadar akan kehadiranku, segera ia mengganti channel ke acara berita.
"Aku lebih suka kamu yang apa adanya daripada kamu harus menjadi orang lain"
"Lama banget beresin rumah. Jam sembilan kita ada kelas! Gue juga belum makan dan lo belum masak" protes Jidan.
"Kata siapa aku belum masak? Kamu yang belum ke dapur. Lain kali jangan makan snack dulu pagi - pagi. Apalagi yang pedes. Isi dulu perut kamu dengan sarapan. Ayo ke dapur aku siapin makan"
Jidan memastikan tv dan membuntuti ku ke dapur.
"Porsi gue dikit" protes Jidan begitu aku mengambilkannya nasi tiga centong
"Semalam kamu bilang masakan aku nggak enak. Kamu makannya dikit banget. Tapi malamnya kelaparan. Aku tahu kok kamu tengah malam kedapur buat makan. Bukan tikus. Kasian lo tikusnya kamu fitnah. Padahal di rumah kamu nggak ada tikus, mungkin di kamar kamu ada"
Jidan terdiam.
"Udah kamu makan ya, aku mau lanjutin kerjaan aku. Kalau ada aku disini nanti kamu malu lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Wedding
Short Story"Gue minta sama lo jangan sampai anak - anak di kampus tahu kalau kita udah nikah! Jadi, gue mau kita rahasiakan ini untuk selama - lamanya" "Kenapa harus selama - lamanya?" "Gue suami lo jadi lo harus nurut apa kata gue! Lo paham bukan tugas dan ke...