Titik Terendah

66 5 0
                                    

Aku terbangun dalam keadaan kacau. Kepalaku terasa sangat berat, kalau biasanya aku bangun tidur terasa fresh ini malah masih mengantuk.

"Nanti aku anterin ke dokter ya" ujar Jidan sambil memasukkan bukunya ke dalam tas

"Aku?" tanyaku bingung dengan cara bicaranya Jidan

"Kenapa salah? Kalau logatnya aku kamu?" ungkap Jidan

"Nggak"

"Yauda buruan mandi, aku tunggu buat sarapan di bawah sama Mama. Mandinya nggak usah lama - lama"

Jidan keluar dari kamar. Aneh. Jika Jidan berbuat baik pasti ada sesuatu yang akan ia lakukan padaku.

Sesampainya di kampus, ia juga tidak menurunkan ku di depan gerbang utama.

"Aku turunin di parkiran, maka dari itu aku ngajak kamu berangkat lebih pagi"

Aku terdiam. Aku masih bingung dengan kehamilanku dan nasibku kedepannya akan seperti apa.

"Are you ok?" sambung Jidan dengan mendekatkan wajahnya padaku.

Aku hanya mengangguk kemudian keluar.

Sikap Reta juga berubah semenjak kelas pertama berakhir.

Reta tiba - tiba menarik tanganku keluar kelas. Dibawanya aku ke taman yang tak jauh dari prodi.

"Ini apaan Ra?" Reta melempar tespek ke pangkuanku

"Itu tespek Ta. Kamu tahu bukan gunanya untuk apa?" jawabku

"Iya aku tahu. Aku juga tahu ini punya kamu. Kak Lian yang nemuin ini di tas kamu waktu pinjam buku tadi. Kak Lian merasa aneh dengan benda ini, makanya diambil dan ditanyakan ke aku"

Aku kaget dan panik saat itu.

"Kamu jawab apa Ta?" tanyaku

"Ini punya kamu Ra? Punya kamu atau bukan?!" Reta membentakku sambil mengguncang bahuku

Aku tertunduk lemas.

"Itu punya aku Ta"

duduk di sebelahku.

"Ra, aku sahabat kamu bukan? Kenapa kamu nggak cerita sama aku? Hamil sama siapa Ra? Apa benar hoax yang disebar Dinda kalau kamu main sama om - om? Vidio kamu yang disebar Dinda itu bener? Jawab aku Ra!!! Kenapa kamu ngelakuin itu Ra. Padahal aku percaya sama kamu kalau kamu itu gadis yang baik. Gadis yang sangat memotivasi aku untuk bisa seperti kamu. Kenapa kamu buat aku dan Kak Lian kecewa? Kenapa Ra?!!!" ungkap Reta sambil berlinang air mata

"Ta, maaf aku nutupin ini dari kamu. Berita diluar sana salah. Sebenarnya aku udah nikah. Aku nggak ada main sama om - om, itu Dinda yang jebak aku. Tapi beruntung, suamiku yang selamatkan aku saat itu. Aku nggak hamil diluar nikah dan aku nggak hamil sama om - om. Kamu percaya sama aku, aku nggak mungkin melakukan hal sekotor itu Ta"

"Lalu kenapa kamu nggak cerita sama aku Ra? Siapa suami kamu? Kenapa kamu nggak ngenalin ke aku? Dan kenapa kamu nggak undang aku? Aku sahabat kamu Ra"

"Semua dadakan. Aku sendiri juga kaget. Tiba - tiba aja dia ngajak aku nikah. Nikahan kita juga sederhana aja kok, hanya ada keluarga saja. Aku nggak bikin acara megah ya karena suami aku ada kerjaannya banyak di luar kota. Sekarang aja aku ditinggal ke Kalimantan padahal aku lagi hamil anaknya"

Maafin aku Ta. Kamu sahabat baikku. Maafin aku sudah bohongin kamu kali ini.

"Dia lelaki impian kamu Ra? Sosok suami yang kamu harapkan selama ini?" tanya Reta

Secret WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang