Setelah selesai mandi aku langsung berangkat ke rumah Jidan. Perasaanku tidak tenang. Aku khawatir jika Jidan berbuat yang tidak tidak.
Aku sudah menghubungi Kak Lian, tapi Kak Lian bilang bahwa Jidan tidak bersamanya.
Sesampainya di rumah Jidan Mama sibuk mengurus Jira anakku, Mama yang awalnya senang karena aku berkunjung berubah menjadi cemas karena kabar yang kubawa. Sebab Mama tahu bagaimana karakter Jidan. Alhasil Mama menelpon Papa meminta beliau untuk segera pulang.
Aku menghubungi Aryo lewat ponsel Mama tapi Aryo juga tidak tahu keberadaan Jidan dimana.
Mungkin Jira tahu apa yang aku rasakan makanya ia menjadi sangat rewel daripada sebelumnya. Mama berulang kali memintaku untuk tenang padahal Mama sendiri juga cemas.
Tak berselang lama Papa pulang. Ia langsung menggendong Jira dan mencoba membuatnya tenang.
Siapa sangka Aryo dan teman teman Jidan yang lainnya datang ke rumah.
"Ini kenapa pada rame - rame kesini? Nggak lihat ada anak kecil disini?" dumel Papa karena suara bising dari motor teman temannya Jidan
"Om Jidan nggak bisa dihubungi, nggak biasanya dia cuekin telpon dari saya" ujar Aryo
"Coba cari aja di tempat dugem pasti ketemu, itu anak kalau lagi banyak pikiran pasti mabok"
Aryo dan teman temannya berangkat pergi. Aku langsung lari menyusul mereka yang sudah berada di halaman rumah.
"Aku ikut Yo"
Satu per satu club di kota kami datangi. Tidak ada tanda tanda keberadaan Jidan.
Kami berhenti di pinggir jalan. Aryo memintaku menjelaskan dari awal kronologi hilangnya Jidan.
Aryo memintaku untuk menelpon Jidan kembali. Tapi kali ini ponselnya mati.
Tanpa aku sadari aku menangis di hadapan teman temannya Jidan.
"Ini Jidan kemana?? Kalian sahabatnya kok pada nggak tahu sih!"
"Lo semua curiga nggak sih kalau Jidan dan Lian ketemuan? Secara Jidan sudah tahu kalau Lian yang ngedit fotonya" ujar Aryo
"Foto itu editan?" tanyaku sambil menghapus air mata
"Mas Nanda pernah kerja jadi fotografer, dia bilang foto itu editan. Foto aslinya banyak kok di google. Kalau nggak percaya nanti deh gue bawa Mas Nanda temuin Lo" jelas Aryo
"Ra, gimana Ra?" teriak Reta yang barusan turun dari motor Kak Lian
"Jidan belum ketemu Ta" keluhku
"OH INI BAJINGANNYA!!!" umpat Aryo yang langsung melayangkan bogem ke Kak Lian
Akibat serangan Aryo yang secara tiba - tiba Kak Lian jatuh bersama motornya.
"BERHENTI!" Reta menarik Aryo menjauhkannya dari Kak Lian
"Kita kesini buat cari Jidan bukan buat berantem! Kalian semua sama aja kayak Jidan suka main hakim sendiri! Kak Lian salah apa?" sambung Reta
"Jidan hilang karena ulah dia. Dia ngedit foto Jidan sama Dinda lagi indehoy"
Aku membantu Kak Lian berdiri.
"Kenapa Kak?" tanyaku
"Aku cuma iseng aja Ra"
Aryo mencengkram erat kerah baju Kak Lian dan memojokkan Kak Lian ke sebuah pohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Wedding
Short Story"Gue minta sama lo jangan sampai anak - anak di kampus tahu kalau kita udah nikah! Jadi, gue mau kita rahasiakan ini untuk selama - lamanya" "Kenapa harus selama - lamanya?" "Gue suami lo jadi lo harus nurut apa kata gue! Lo paham bukan tugas dan ke...