3. Perkara Foto Mantan

1.9K 124 67
                                    

Selamat tinggal kenyamanan.

Rindu pikir, kehidupan menjadi mahasiswa-nya akan berjalan seperti semestinya. Tapi kenyataannya tidak. Dan semua itu karena gangguan dari laki-laki bernama Rezafianto Bondan Pratama Putra alias Rezato. Besar sekali keinginan Rindu menjambak sekuat mungkin rambut cowok itu. Kalau bisa sampai ke akar-akarnya agar menyumbang pitak pada gaya trendi cowok itu.

Coba katakan pada Rindu, apa kalian tidak jengah bila dipepeti terus menerus oleh cowok aneh seperti Reza?

Terlebih dorongan utama cowok itu karena Rindu mirip artis porn?

Ya Allah... Kalau saja Patrick teman Spongebob memasang banner membutuhkan otak, dengan senang hati Rindu akan menjadi penjahat dalam semalam menyelinap ke rumah Reza dan mengambil otak cowok itu untuk dijual pada Patrick. Setidaknya otak itu bisa difungsikan sedikit lebih benar.

Sayangnya yang menyenangkan itu tak semuanya diperbolehkan.

"Gak mau ya gak mau! Lo ngerti bahasa manusia gak sih?!" bentak Rindu meradang. Tatapannya sudah setajam ujung anak panah.

"Bentaran doang kok. Kemarin kan kamu udah nolak jalan berdua doang. Katanya bukan muhrim. Nah sekarang kan ramean, masa nolak lagi. Maulah." bujuk Reza masih mencoba. Genggamannya di kedua tangan Rindu enggan ia lepaskan meski cewek itu berusaha menghempasnya.

"Gak mau Reza, gue gak mauuuu! Lepas!" Rindu geregetan sebal.

"Ayolah Beb, janji bentaran doang kok. Sebelum jam sembilan aku antar pulang deh. Mau ya? Plisss." Rindu mendesah dongkol. Emosi dalam dadanya sudah berkobar coba ia redam. Rasanya Rindu ingin menangis saking kesalnya.

Baru satu minggu resmi jadi anak kuliahan, sosok menyebalkan berwujud Rezato ini malah menghantui kesehariannya.

"Emang ada acara apa sih?!"

"Nongkrong doang Sayang." diam sebentar. Rindu akhirnya mengalah lagi.

"Yaudah." ujarnya singkat. Tak pelak hal itu membuat bibir Reza melengkung dengan senangnya. Cowok itu berucap 'yes' tanpa suara.

Rindu mendorong cepat tubuh Reza ketika cowok itu hendak maju dengan gelagat hendak menciumnya.

"Apaan sih! Kurang ajar lagi gak usah jadi." ancamnya.

"Iya iya maaf."

Tepat pukul tujuh lewat tiga puluh menit Reza tiba di depan gerbang rumah Rindu. Tidak ada adegan ia menyalimi ibu dan ayah gadis itu. Boro-boro mau salim, lihat orangnya saja tidak. Sebabnya ketika ia tiba, tau-tau Rindu sudah berdiri didepan gerbang dan langsung naik ke boncengannya tanpa sapaan basa-basi. Alhasil Rezapun langsung tancap gas dengan penumpang istimewa-nya. Ekhem.

Sampai di tempat tujuan, Reza menghentikan motornya. Merekapun turun bergantian.

Sebelum Rindu melangkah kedalam kafe, Reza mencegat pergelangan cewek itu. Rindu menoleh tidak suka. Tangannya langsung menghempas genggaman itu hingga terlepas.

"Kenapa sih?"

"Gue mau ngomong sesuatu." Rindu menghela napas pelan.

"Apa?"

"Lo mau jadi cewek gue gak?" Rindu melotot.

Demi apa?! Mereka bahkan baru kenal tidak ada hitungan bulan. Dan sekarang cowok itu menembaknya?

"Gak." singkat, lugas dan jelas.

"Hah? Kok gak mau sih? Emang kenapa?" Rindu ikut-ikutan mengerutkan kening sama hal yang sedang dilakukan Reza.

"Kenapa enggak? Lo tanya gue, ya gue jawab."

"Ya bukannya gitu Sayang, memangnya alasan kamu gak mau itu apa?"

Rindu RezaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang