21. Mandi Lagi

1.6K 104 3
                                    

Reza baru saja tiba di rumah. Memarkirkan motor kesayangannya itu, iapun turun dan melenggang masuk ke dalam rumah. Langkah kakinya membawa Reza ke dapur.

Karena sepanjang jalan Nestor mengajaknya beradu suara menyanyikan lagu yang lagi trend di t*ktok, Reza merasakan kerongkongannya kering. Ia kehausan.

Gluk gluk gluk.

"Ah..." desahnya lega setelah teguk demi teguk air dingin yang ia ambil dari kulkas membasahi kerongkongan yang gersang. Leganya.

"Reza, udah pulang." Mami Sandra muncul menginterupsi.

"Kalo belum pasti gak bakal disini dong Mi." balas Reza menanggapi. Orang Indonesia tuh lucu deh. Sukanya basa-basi. Sudah tahu orang lagi makan, tapi kalo mereka lewat dan lihat, mereka pasti negor gini "Eh, Kak, lagi makan?". Iya gak? Sama satu lagi deh, misal ada yang lagi nyapu halaman, terus tetangga lewat. Pasti dia bilang gini, "Nyapu Kak?". Padahal sudah jelas-jelas mereka lihat yang dipegang itu sapu bukannya cangkul. Ya kali mau gali kuburan. Ckckck. Saking ramahnya kali ya?

Oke. Kembali ke Reza yang handsome dan Mami cantiknya.

"Mami, Mami." Reza memepet pada ibunya itu dengan wajah sumringah.

"Apa?" Mami Sandra menjawab seadanya sambil sibuk menyiapkan bumbu-bumbu.

"Istrinya Reza mana Mi? Kok gak keliatan dari tadi." tanyanya membuat Sandra lantas menoleh.

"Kok nanya Mami? Kamu kan suaminya. Tadi sih ada, ngobrol sebentar sama Mami di ruang tengah. Coba telpon aja kalo gak tau. Pasti Rindu bawa hape kan?"

"Feeling Reza sih, ada di kamar Mi."

"Emangnya kamu belum cek?" ditanya begitu Reza menarik sudut bibirnya lebar. Jika saja bukan sehabis memegang cabai, Mami Sandra akan menepuk jidat putra sulungnya itu. "Ya berarti ada di kamar Bang. Kamu tuh ya, aduh. Mami pusing kadang-kadang."

"Lho, lho. Kok Reza yang abis malam pertama Mami yang hamil sih?"

"Reza..." Mami Sandra menegur gemas. Lama kelamaan anaknya ini membuatnya geram juga. Ya Allah. Anak satu ini dari kecil ajaib sekali.

"Pis Mi. Canda." Reza memperlihatkan dua jarinya sebagai tanda damai. "Udah ah. Reza mau ke kamar dulu. Mau dikelonin sama istri cantik Reza. Nikah tuh enak ya Mi. Hehe." tuturnya setelah itu berbalik dan menaiki anak tangga menuju kamarnya. Mami Sandra menghela napasnya panjang sambil menggelengkan kepalanya akan tingkah laku Reza yang absurd. Ya gimana ya? Mau bingung juga tapi suaminya, Gildan pun memang begitu tingkahnya. Nggak jauh beda. Sebelas dua belas.

Membuka pintu kamar, Reza masuk dan menutupnya kembali. Rindu ternyata sedang duduk menyandar pada headboard sambil memangku laptop. Wanita itu tampak begitu serius mengetikkan sesuatu pada keyboard.

Belum apa-apa Reza tersenyum. Cowok itu merajut langkah mendekat dan duduk di sisi ranjang dekat Rindu.

"Lagi ngapain Ay?"

"Ada tugas ngedadak tadi." jawab Rindu tanpa menoleh sedikitpun. Reza manggut-manggut saja mengerti.

Cowok itu menatap Rindu penuh arti.

"Sayang, aku baru pulang gini gerah banget. Mandi yuk!" ajak Reza berbinar.

"Aku udah mandi tadi."

"Ya udah mandi lagi. Sama aku yuk!" Reza nampak bersemangat mengajak. Otaknya sudah merangkai agenda menyenangkan di kamar mandi bersama sang istri.

Rindu mengesah samar lalu menoleh pada laki-laki yang sudah resmi menjadi suami sahnya itu.

"Tugas aku belum selesai, Za. Masa juga harus mandi dua kali?" Rindu mengerutkan mukanya, sebal.

"Ya gak papa, Ay. Orang makan aja boleh nambah dua kali, bahkan lebih. Masa orang mau mandi gak boleh." Reza dan segala perbandingan tidak masuk akalnya.

Rindu tidak mau meladeni terlalu jauh. Kalau terus diindahkan, Rindu bisa-bisa berubah jadi macan garong. Rawr! Rasanya setiap Reza bertingkah ingin sekali dia cakar wajah menyebalkan cowok itu.

Rindu menghela napasnya, sabar.

Daripada darah tinggi karena terus emosi, gadis itu memilih fokus kembali dengan tugasnya. Tidak dia hiraukan Reza yang entah berbuat apa. Terserah laki-laki itu saja mau jungkir balik kek, mau nyungsep di bath up kamar mandi juga terserah. Rindu sudah pusing oleh tugas dadakan ini tidak mau ditambah pening oleh pola tingkah Reza yang ada-ada saja.

Tanpa gadis itu tahu, Reza sedang mengambil handuk miliknya dan Rindu yang ia taruh memang pada gantungan yang ada di kamar mandi. Kemudian Reza keluar lagi dan tanpa aba-aba mengangkat Rindu ala bridal style. Rindu jelas saja memberontak meminta diturunkan. Gadis itu memukul tangan Reza dan dada cowok itu. Bahkan muka Reza saja terkena pukulan Rindu yang tidak bisa disebut pelan. Tapi Reza tidak akan kalah hanya karena pukulan tangan berjari lentik itu. Reza mah mau dipukul Rindu juga malah kelihatan senang. Mukanya senyum terus sudah seperti penjahat yang merangkai banyak kelicikan.

"Reza kamu mau apa sih?!"

"Makanya kalo suami ngomong itu didengerin. Aku kan bilang tadi, aku mau mandi."

"Yang mau mandi kan kamu. Ya mandi aja sendiri. Ngapain coba ajak-ajak orang?" Rindu kesal sekali pada cowok didepannya ini.

"Kalo bisa mandi berdua kenapa harus sendiri ?" bukannya sadar, Reza malah makin menyebalkan. "Bentar ya Ay, aku mau isi airnya dulu biar pas buat kita berdua." Berbanding dengan Reza yang tampak girang, bahkan cowok itu sudah sibuk mengisi bath up dengan air yang kemudian ia beri bath boom. Dengan kesempatan itu, Rindu mencoba menekan handle pintu untuk membukanya. Tapi ternyata pintu itu dikunci. Dan entah Reza sembunyikan dimana kuncinya.

Huh...

Rindu sepertinya tidak bisa kemana-mana. Mau tidak mau, suka tidak suka ia harus terkurung bersama Reza disini.

Rindu bersedekap sambil memperhatikan suaminya yang sibuk sendiri. Reza memutar keran saat dirasa airnya sudah cukup penuh. Ia mendekati Rindu sambil menanggalkan kaos dari tubuhnya membuat kini cowok itu sudah shirtless. Reza menatap Rindu penuh arti dengan alisnya yang naik turun mengodekan sesuatu pada istrinya tersebut. Sedang yang diberi kodean itu hanya diam membalas tatapan mengundang Reza dengan wajah datarnya.

Tak kunjung istrinya bergerak, Reza menarik tangan Rindu membawanya ke arah bath up. Rindu menahan tangan cowok itu ketika terangkat hendak menyentuh bagian depan bajunya.

"Mau ngapain?"

"Bukain baju kamu." jawab cowok itu dengan wajah sok polos. Ingin sekali Rindu telan bulat-bulat si Reza ini kalau saja bisa.

"Biar aku sendiri." ujar Rindu membuat Reza tersenyum senang. Lalu laki-laki itu masuk ke dalam bath up terlebih dulu. Ia duduk menyandar dengan kaki berselonjor.

"Ayo Sayang. Katanya mau buka sendiri." Reza mendesak terus menerus Rindu pun akhirnya menuruti permintaan suaminya ini. Setiap gerak-gerik gadis itu menjadi perhatian penuh Reza. Ia membasahi bibirnya sendiri. "Sini Yang." Reza menarik tangan Rindu pelan. Perlahan Rindu memasukkan kaki kanan lalu kaki kirinya. Hingga tarikan Reza yang membuat ia terjatuh menimpa tubuh Reza. Jarak wajah keduanya menjadi sangat dekat.

Oh iya, Rindu belum bilang ini. Reza itu, punya wangi parfum yang sangat segar. Rindu suka pada wangi yang melekat setiap saat di tubuh pria itu. Kalau saja dia perempuan yang biasa-biasa saja dalam mengekspresikan diri pada pasangan, wangi Reza ini mampu menarik perhatian. Bisa menimbulkan efek berbahaya membuat Rindu ketergantungan dengannya.

Reza menyentuh sisi wajah gadis itu dengan ujung-ujung jarinya menjalar turun hingga ke dagu.

"Boleh ya?" Reza meminta izin yang bagi Rindu sudah sangat terlambat. Izin kok ditengah-tengah begini. Mana sudah basah. Oleh karenanya Rindu mengangguk memberikan apa yang Reza mau.

Jadi seneng Reza.

Rindu RezaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang