5 | Cyprinus Rubrofuscus
KATA Hikari, sejak kecil Hinata memiliki sudut pandang yang indah. Wanita itu menyukai keindahan kepakan sayap kupu-kupu, sangat menggilai kelopak bunga kering, begitu juga senang sekali mengoleksi kancing. Kancing dengan berbagai motif dan warna memenuhi toples di kamarnya, hingga dewasapun Hinata sangat selektif menyimpan koleksi kancingnya. Hingga beberapa toples berisi kancing mulai memenuhi lemari dan sudut kamarnya. Sampai suatu waktu, Hinata memutuskan menghias dinding kamarnya dengan kancing hingga membentuk kupu-kupu. Itu adalah maha karya Hinata yang pertama saat SMA, hingga saat lulus ia memiliki tujuan untuk mengambil desain fashion di Amerika.
Kehidupan Hinata memang tampak sempurna, namun ia terlalu sering sendiri dan enggan bergabung dengan anak seusianya. Hal itu terjadi sejak Hinata berumur delapan tahun, tepat ketika tetangga blesteran di sebelah rumahnya pindah. Ya, teman dan musuh Hinata satu-satunya, mereka memiliki kemiripan yang tampak menonjol. Sama-sama aneh dan tidak populer.
Hinata aneh karena kerap berbicara sendiri, entah pada bunga atau burung di pekarangan sekolah mereka.
Naruto aneh karena bentuk fisiknya yang tidak ideal, begitupun kulitnya tannya yang menurut anak seusianya terlalu coklat.
Pertengkaran keduanya kerap mewarnai waktu piknik ke dua keluarga, keluarga Hinata senang sekali mengajak keluarga Naruto untuk pergi menikmati musim semi diakhir pekan. Naruto jelas tidak pernah menyukai agenda jenis apapun yang berhubungan dengan Hinata, tapi ia juga tidak punya kuasa untuk menolak.
Naruto ingat, saat piknik dan ia memilih untuk bermain sendiri Hinata terus mengikutinya kemanapun ia pergi. Tingkah Hinata begitu menyebalkan dan menganggu, jika Naruto membentaknya Hinata akan menangis kencang membuat Naruto panik dan akan berakhir membekap mulut Hinata.
"Kau senang sekali aku mendapat masalah hah?!" Bentak Naruto penuh penekanan. Hinata memukul tangan Naruto di mulutnya hingga terlepas.
"Maka dari itu, biarkan aku ikut denganmu." Hinata menyengir dan menunjukkan mata genitnya yang membuat Naruto bergidig ngeri.
"Kau mengacaukan ketenanganku. Nikmati saja bento Ibumu!"
"Aku akan menurut. Aku janji." Hinata menunjukan jari kelingkingnya yang sedikit mungil dari jari Naruto, "memangnya kau mau kemana?"
"Aku akan ke tempat Cyprinus Rubrofuscus berenang."
Hinata mengerutkan keningnya. "Cy—cypri— apa katamu? Hewan apa itu?" Hinata mengerjapkan matanya lucu, Naruto tidak tahan untuk tidak meloloskan kekehannya melihat wajah melongo Hinata.
"Cyprinus Rubrofuscus. Coba lafalkan dulu, baru kau boleh ikut aku."
Hinata hendak merengek lagi, namun Naruto segera menaruh telunjuknya di bibir Hinata. "Kalau merengek lagi, kau tidak jadi istriku di masa depan."
"Aku mau jadi istrimu." Ucap Hinata tegas.
"Bagus, coba lafalkan Cyprinus Rubrofuscus."
"CYPLINUS LUBLOFUSCUS!" ucap Hinata lantang, Naruto terbahak.
"Baiklah, cukup bagus. Kau minus itu lafal R."
"Aku sudah berusaha! Tolong hargai aku."
Naruto terkekeh. "Oke-oke baik, mana tanganmu." Ucap Naruto, Hinata mengulurkan tangannya dan Naruto menggengamnya.
"Mari kita ke tempat Cyprinus Rubrofuscus berenang." Ujar Naruto, Hinata menyengir senang.
"Apa semacam anjing laut?" Hinata bertanya, Naruto menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERNOVA [END]
RomanceMenurut Naruto, Hinata tidak lebih dari wanita menyebalkan yang selalu merepotkan perihal estetika. Menurut Hinata, Naruto tidak lebih dari lelaki work holic yang kinerja hidupnya mirip seperti robot. Pertentangan ke duanya seperti ledakan di angkas...