20 | cat and dog
SHIKAMARU terbahak mendengar bagaimana penjelasan Naruto tentang pertemuan lelaki itu dengan Shion. Shikamaru tak pernah sebangga ini pada lelaki berambut pirang itu sebelumnya, padahal ia sudah menebak bahwa Naruto mau bagaimanapun caranya akan kembali pada wanita itu. Tetapi, hal mengejutkan terjadi, bahwa ternyata sahabatnya itu menolak Shion mentah-mentah.
"Cool." Tutur Shikamaru, keduanya kini berada di Mag bar&cafe, yang tak jauh dari distrik navigli. Naruto menghela napas, tersenyum simpul menatap bir dalam gelasnya.
"Kau berbicara soal istri, sudah lupakah kalau kau itu akan bercerai?" Shikamaru kembali terbahak, membuat Naruto mengerucutkan bibirnya dan menekuk wajahnya sebal. Lelaki berambut pirang itu meneguk kembali birnya hingga tandas, bayangan di kepalanya kembali mengingat tubuh telanjang Hinata dibawah kukungannya.
Astaga.
Bayangan itu menghantuinya sepanjang malam. Naruto memejamkan matanya sesaat, rasa terbakar alkohol di tenggorokannya bahkan tak membuatnya melupakan Hinata barang sedetik.
"Aku harus pulang." Tutur Naruto, membuat Shikamaru berhenti tertawa.
"Ini belum sebulan, baru juga dua Minggu." Shikamaru mengernyit, "apa kau ingin mengurus surat perceraian?" Sambung Shikamaru, lelaki berambut pirang itu menatap gelasnya dan kemudian menggeleng.
"Aku merindukan Hinata." Pernyataan itu membuat Shikamaru terpaku, lelaki itu mengerjapkan matanya.
"Oh shit," Shikamaru meremas rambutnya, menyadari sorot mata lelaki berambut pirang itu, "Are you in love? Again?" Shikamaru berusaha tidak percaya, namun sorot mata Naruto menjelaskan segalanya. Lelaki berambut pirang itu kembali meneguk bir hingga tandas.
"Aku telah siap mendapatkan pukulan di kepala atau mungkin bokong." Naruto terkekeh pelan. "Besides being sexy brain, she is very hot."
"Kita tidak sedang membicarakan makanan pedas! Fucking hot!" Shikamaru ingin membenturkan kepalanya ke tembok, melihat bagaimana Naruto terlihat lebih lunak dari Sasuke. Padahal Shikamaru sudah yakin, Naruto menjadi biksu saja!
***
Hinata memijat pelipisnya.
Hari ini Toneri ada projek pemotretan.
Tetapi yang dilakukan lelaki berambut perak itu malah mengajaknya ke wahana permainan, Hinata menahan amarahnya saat Toneri memasangkan bando berhiaskan telinga kucing di kepalanya.
"Kawaii." Toneri terkekeh, Hinata menahan gejolak amarah yang hendak meletus di dalam dadanya. Wanita itu membuang muka saat Toneri menatapnya, Moegi sudah ketar-ketir ketika melihat wajah bosnya sudah memerah hendak berubah menjadi siluman medusa.
"Astaga. Winter-san berani sekali." Kaki Moegi sudah bergetar, gadis itu malah diperintah Toneri untuk diam dan mencari makan saja untuk mengisi perutnya sendiri.
Tetapi Moegi menolak dan terus membuntuti keduanya selama berkunjung ke tempat hiburan semacam itu. "Bagaimana jika Naruto-sama tahu, Istrinya diajak jalan-jalan seperti ini?" Moegi kalang-kabut, gadis itu ikut berlari saat Toneri menarik Hinata untuk ikut mengantri menaiki rollercoaster.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERNOVA [END]
RomansaMenurut Naruto, Hinata tidak lebih dari wanita menyebalkan yang selalu merepotkan perihal estetika. Menurut Hinata, Naruto tidak lebih dari lelaki work holic yang kinerja hidupnya mirip seperti robot. Pertentangan ke duanya seperti ledakan di angkas...