37 |Epilog
"SELAMAT atas kerja kerasmu." Shikamaru tersenyum pada Shion, wanita berambut pirang pucat itu menjabat tangan lelaki berwajah oriental itu dengan perasaan berdebar.
"Ini tidak sepenuhnya kerja kerasku, aku sangat berterima kasih pada Hinata atas keberhasilan yang aku dapatkan." Tutur Shion dengan senyum harunya, Shikamaru terkekeh mendengar itu.
"Tidak perlu sungkan menerima pujian, kau benar-benar sudah berusaha kali ini Shion. Aku tidak akan melupakan kerja-kerasmu." Shikamaru memberikan sebuket bunga untuk penyambutan dari pembukaan pemeran busana Shion pada hari ini. Flash kamera mulai menyorot mereka berdua dan mengabadikan momentum itu.
Shion tersenyum ke arah kamera beserta Shikamaru, keduanya membungkuk pada awak media yang meliput pameran busana Shion kali ini. Beberapa tamu yang datang tidak jarang dari selebriti dan juga rekan-rekan seperjuangan Shion dalam dunia mode.
"Maaf Naruto tidak bisa hadir, dia masih berada di Akita, Hinata sudah melahirkan seminggu lalu." Shikamaru memberitahu, Shion mengangguk mengerti. Wanita berambut pirang itu sudah amat bersyukur atas keberhasilan yang dapat ia raih untuk menyelamatkan rumah modenya. Tidak mungkin ia meminta kehadiran Naruto beserta Hinata ketika kondisi mereka tidak memungkinkan untuk hadir.
Shion tidak akan lupa bagaimana di masa-masa kehamilan Hinata, wanita itu, dengan kebaikan yang entah terbentuk dari siapa, sudi untuk membantu masa-masa kesulitan bahkan mendekati depresi yang dirinya alami. Shion tidak lupa pada interaksi hangat dirinya dengan Hinata via telepon, bagaimana wanita itu memberikan banyak koreksi dan tetap mendukung konsep yang Shion usung, membantu dirinya tanpa menghilangkan ciri khas dari setiap desain-desain yang coba Shion tumbuhkan dalam busananya.
Shion berpikir pada saat itu ia sudah tidak punya muka, ia begitu malu dan gugup untuk menerima bantuan itu. Tetapi, seakan amnesia, Hinata melupakan begitu saja apa yang telah dirinya perbuat pada rumah tangga wanita itu. Dari segala tindakannya, Shion kini percaya bahwa ada wanita yang benar-benar gigih dalam meraih sesuatu dan ia melihatnya dalam diri Hinata.
Hinata punya ambisi yang sehat,
Punya tekad yang kuat,
Dan punya keyakinan yang begitu besar.
Hinata lebih tenang dari air mengalir, wanita itu tahu apa yang harus dilakukannya dengan cara-cara yang strategis, wanita seperti Hinata sudah mampu membuat dunianya sendiri tanpa perlu merusak dunia milik orang lain.
Shion tersadar satu hal yang menimpa dirinya selama ini; ambisinya selama ini tidak pernah sehat dan ia selalu mengejar kesuksesan orang lain, berusaha mengubahnya menjadi kesuksesan miliknya.
Kini, Shion ingin menata dari awal, ia ingin punya keyakinan besar seperti yang Hinata miliki. Bahwa untuk pertama kalinya, Shion ingin berubah untuk dirinya sendiri, ingin menyadari kalau ia bisa bangkit karena usahanya sendiri, bukan karena harus bergantung pada seseorang.
"Aku akan menemui para tamu terlebih dahulu." Shikamaru melipir, Shion mengangguk dengan senyum. Wanita itu kembali mengunjungi para tamunya pula dan Shion berhenti begitu melihat seseorang yang di kenalnya.
Seseorang itu menghampirinya.
"Selamat atas keberhasilannya, Shion-san." Shion mengerjapkan matanya begitu tangan putih susu terulur padanya, ia mendapati gadis berambut oranye dengan gurat wajah yang ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERNOVA [END]
RomanceMenurut Naruto, Hinata tidak lebih dari wanita menyebalkan yang selalu merepotkan perihal estetika. Menurut Hinata, Naruto tidak lebih dari lelaki work holic yang kinerja hidupnya mirip seperti robot. Pertentangan ke duanya seperti ledakan di angkas...