3 | Pertemuan
KIBA terbahak mendengar pernyataan jika Namikaze Naruto berakhir di jodohkan karena tak kunjung membawa calon istri. Lelaki berdarah philipina itu sudah sering kali mengingatkan Naruto dengan keharusannya untuk menikah, tetapi Naruto tidak pernah mendengarkannya. Lelaki bersurai pirang itu terlalu sibuk memperhitungkan profit perusahaan di bandingkan kehangatan ranjang setiap malam. Tidak heran, meski tampan, Naruto itu selektifnya bukan main. Perhitungan adalah awal dari segala awal untuk menilai seorang perempuan.
Pintar dan dapat di andalkan adalah jenis wanita yang Naruto inginkan selama ini, ia tidak pernah liar dalam memikirkan seorang wanita, hidupnya terlalu serius hingga sulit sekali di buat belok oleh cinta apalagi kebodohan di dalam kisah merah muda itu.
Naruto kini kembali menyesap ekspressonya, mereka kini berada di kafe yang berada di sebrang dimana perusahaan raksasa Namikaze berdiri kokoh menyaingi gedung-gedung tinggi yang lain. Rasanya kepala Naruto hampir botak memikirkan bagaimana caranya untuk menolak pertemuan tidak diinginkan itu. Tapi, sejak berakhirnya makam malam bersama ke dua orangtuanya itu, Ibunya sudah sibuk menyewa sebuah restoran untuk di jadikan tempat pertemuan kedua keluarga.
Rasanya konyol jika di umur tiga puluh tahun ia masih di tuntun di sebuah pertemuan demi menikah?!
"Kau benar-benar payah Naruto!" Kiba masih sibuk terbahak.
"Diam. Aku sedang pusing." Tutur Naruto menyuruh Kiba untuk diam, Kiba kontan mengunci mulutnya. Sejak kemarin Naruto tidak ingin mencari tahu tentang si sialan bernama Hinata Hyuuga, namun, Kiba dan Sasuke ternyata mengetahui wanita itu. Mereka tidak ingin memberitahu Naruto, menunggu ia mencari tahu sendiri.
Alhasil, i-pad yang biasa ia gunakan untuk melihat proyek perusahaan kali ini ia gunakan untuk melihat profil Hinata di internet.
Hyuuga Hinata adalah wanita berumur tiga puluh tahun, wanita itu sarjana desain kreatif di Amerika serikat dan Master of Arts dalam desain Fashion di Paris. Naruto mendapati foto-foto wanita itu di situs internet, tidak ada yang mengesankan kecuali jika wanita ini memang cantik, tampak pintar dan errr galak. Mata tajam Hinata masih sama persis seperti Hinata kecil. Mata yang jenaka namun tajam. Entahlah, Naruto membenci masa kecilnya hingga mengingatnya sedikit saja ia merasa muak.
Naruto menggulir situs web tersebut, banyak sekali cuplikan wawancara dan berita-berita panas dari Hyuuga Hinata.
"Apa wanita ini penuh skandal?" Naruto menaikan sebelah alisnya, berbicara sendiri. Tidak heran jika sedari kecil sudah sering membuat masalah, wanita itu pasti tumbuh menjadi lebih beringas dari serigala di bulan purnama.
Naruto menyengrit membaca berbaris-baris berita panas itu.
Hyuuga Hinata tidak pernah menggandeng seorang pria di pagelaran fesyen-nya.
Hyuuga Hinata menolak menjadi seorang aktris, padahal seorang sutradara ingin memberikan peran pada desainer cantik itu dalam sebuah film.
Tidak seperti rancangan busananya yang memukau, kisah cinta desainer eksentrik Hyuuga Hinata itu tidak pernah beredar!
Kabarnya, Hinata tidak tertarik untuk menikah!
Naruto terdiam ketika membaca salah satu berita panas yang terakhir ia baca. Merasa tertarik, lelaki bersurai pirang dengan kulit tan eksotis itu menekan berita itu untuk ia baca secara keseluruhan.
Naruto membaca isi berita itu selama beberapa menit dan kepalanya terngiang-ngiang ungkapan Hinata di sebuah wawancara berita itu.
"Pernikahan mematikan hidup seorang perempuan, sedangkan saya ingin tetap hidup. Take your time." -Hyuuga Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERNOVA [END]
RomanceMenurut Naruto, Hinata tidak lebih dari wanita menyebalkan yang selalu merepotkan perihal estetika. Menurut Hinata, Naruto tidak lebih dari lelaki work holic yang kinerja hidupnya mirip seperti robot. Pertentangan ke duanya seperti ledakan di angkas...