8 | JewelryNARUTO melangkah menyusuri koridor dimana orang-orang yang merupakan para pasien di sebuah rumah sakit jiwa memenuhi bangku dan taman, ada beberapa suster yang berjaga. Naruto sudah mengunjungi repsesionis dan mencari pasien bernama Hanabi Hyuuga. Kini lelaki itu menuju ruang rawat Hanabi, ia menenteng buket bunga lavandula dan mawar putih, begitupula dengan satu pack susu strawberry.
Naruto tidak tahu apa yang ia pikirkan, tetapi ia sudah meminta izin pada Hikari untuk menjemput Hanabi hari ini. Lelaki bersurai pirang itu bahkan tak bilang pada Hinata ia menjemput adiknya untuk pulang. Naruto tidak ingat jika saat kecil Hinata memiliki adik, namun ia mengetahuinya ketika Hikari memberi tahunya. Saat menyelediki Hinata lewat internet, hanya memuat jika Hinata memiliki adik namun keterangan mengatakan jika adiknya belajar di luar negeri. Naruto menarik kesimpulan, jika Hinata menyembunyikan kondisi adiknya yang bertempat di rumah sakit jiwa. Perempuan itu pasti melindungi privasi keluarganya. Apalagi, mengetahui kondisi Hanabi yang di katakan tidak baik secara psikis. Beruntung Hikari adalah seorang Ibu yang terbuka pada calon menantunya hingga Naruto mengetahui dengan mudah peristiwa yang menimpa Hanabi.
Dan Hikari juga bilang, ketika mengetahui pernikahan Hinata banyak perubahan besar yang terjadi pada Hanabi membuat Naruto merasa ia memiliki peran besar dan tindakannya bergerak begitu saja, apalagi repot-repot untuk menemani kepulangan Hanabi.
"Apa yang aku lakukan sebenarnya?" Naruto tidak percaya pada tindakannya sendiri. Entah hal semacam ini adalah dorongan kemanusiaan atau hanya kurang kerjaan. Hingga sampailah Naruto pada ruang rawat Hanabi, ia mengetuk pintu tetapi tak ada jawaban. Lalu, seorang Suster menghampiri dan menepuk bahu Naruto.
"Anda mencari Hanabi Tuan?"
Naruto menoleh dan menemukan Suster berperawakan pendek bersurai oranye, Suster itu tersenyum ramah membuat Naruto ikut tersenyum.
"Iya, aku yang akan menjemput Hanabi hari ini. " Tutur Naruto, Suster tersebut tampak terkejut lalu kemudian memberikan tangannya sebagai salam perkenalan.
"Perkenalkan Tuan, nama saya Fuu, Suster pendamping Nona Hanabi." Ucap Fuu, tangan itu langsung di sambut oleh Naruto dengan ramah.
"Aku Namikaze Naruto, Aku Kakak Iparnya." Tutur Naruto, membuat Fuu semakin terbelalak.
"Oh jadi Anda suami Nona Hinata? Oh ya ampun, maaf tidak menyadarinya." Tutur Fuu, Suster itu langsung mempersilahkan Naruto untuk mengikutinya.
"Sebetulnya kami belum menikah, pernikahan kami dua minggu lagi." Tutur Naruto sungkan, Fuu terkekeh, mengerti.
"Hanabi sudah siap dengan kepulangannya, dia menunggu di taman. Aku pikir, Hinata-san yang akan menjemput adiknya," Tutur Fuu sepanjang jalan menuju taman, Naruto menggaruk tengkuknya.
"Dia sedang sibuk untuk proyek desainnya, aku tak ingin menghancurkan fokusnya dan memilih untuk menjemput adiknya." Tutur Naruto, memang benar, menjelang dua minggu pernikahan wanita keras kepala itu malah sibuk dengan launching desainnya tiga bulan ke depan. Bahkan pernikahan mereka sempat terbengkalai, Naruto merasa ia senggang dan tak masalah jika ia mengenal sosok Hanabi secara pribadi.
"Oh ya ampun, Anda sangat pengertian. Pasti Hanabi senang bertemu denganmu, sejak kemarin dia juga membicarakan calon Kakak Iparnya. Dia juga sempat menunjukkan fotomu padaku, tapi dengan bodohnya aku tidak mengenalimu saat bertemu." Tutur Fuu ceria, Naruto terkekeh.
"Itu tidak masalah. Apa dia tidak keberatan bertemu orang baru?" Tanya Naruto khawatir, tentu saja psikis Hanabi tidak stabil dan itu yang Naruto khawatirkan jika kehadirannya memperburuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERNOVA [END]
RomanceMenurut Naruto, Hinata tidak lebih dari wanita menyebalkan yang selalu merepotkan perihal estetika. Menurut Hinata, Naruto tidak lebih dari lelaki work holic yang kinerja hidupnya mirip seperti robot. Pertentangan ke duanya seperti ledakan di angkas...