11 | Superficial Love
HINATA kini berada di kediaman Namikaze untuk mendapatkan penyambutan dari keluarga suaminya. Tidak hanya ada keluarga Namikaze, tapi keluarga Hyuuga juga ada di sana. Mereka berencana menginap, karena euforia mengenai pernikahan keduanya masih terasa. Apalagi, adik dari Naruto, Menma Namikaze baru saja tiba setelah melaksanakan Ujian Semester di kampusnya yang berada di luar negeri. Menma kehilangan kesempatan untuk hadir di pernikahan kakaknya, yang mana membuat lelaki bersurai hitam itu kecewa.
Keluarga Hyuuga sudah berkumpul di ruang tamu, begitupun keluarga Namikaze. Hinata duduk minum teh di sebelah Hikari, Kushina sudah sibuk memanggil pelayan untuk menyiapkan makanan. Menma yang masih berada di kamar, kemudian turun dari tangga. Lelaki bersurai hitam itu langsung memasuki ruang tamu, menunduk sopan pada orang-orang di sana. Terutama menyambut Hinata.
"Selamat datang Hinata-nee, maaf tidak bisa hadir, aku baru saja sampai di Jepang tadi malam." Wajah Menma tampak lelah, lelaki itu mengenakan kemeja berwarna biru dongker. Memna juga memiliki tanda lahir yang sama dengan Naruto, yaitu tiga garis tipis di pipinya. Hinata sampai linglung, Memna seperti duplikat Naruto. Hanya warna rambutnya yang berbeda.
Kata Kushina, saat mengandung Menma, ia selalu makan buah blueberry sehingga hasil rambut dari anak keduanya seperti itu. Mendengar itu Hikari ikut menimpali dengan berkata, sepertinya Memna anak keluarga Hyuuga. Membuat kedua keluarga terbahak.
"Tidak apa-apa Menma, seharusnya aku yang menyambutmu. Selamat datang juga di Jepang, kau pasti rindu ya dengan orangtuamu?" Hinata tersenyum, Memna terkekeh dan mengangguk mengiyakan. Lain jika Naruto sempat tinggal di Jepang waktu kecil, Memna sendiri sejak lahir hidup di Milan, lelaki itu diasuh oleh Pamannya, Jiraiya dan hanya sesekali dikunjungi Minato dan Kushina.
Jiraiya dan Istrinya Tsunade tidak dikaruniai anak sehingga mereka meminta merawat Menma sejak kecil, tahu itu Hinata tidak heran sejak kecil tak pernah melihat Memna sebagai adik dari Naruto.
"Dimana Naruto-nii?" Menma mengabsen orang-orang di ruang tamu, tapi tak menemukan kakaknya sendiri.
"Kakakmu di luar bersama Hanabi, sepertinya mereka mengambil barang yang tertinggal." Tutur Kushina, Memna ber-oh ria dan mengangguk-angguk. Sudah lama ia tak berjumpa dengan kakaknya.
Menma kemudian berbinar melihat Naruto memasuki rumah seraya menggeret kopor, Kakaknya bersama gadis bersurai coklat yang tampak mirip sekali dengan kakak Iparnya.
"Naruto-nii!" Menma melambaikan tangannhya, lalu menghampiri Naruto.
"Akhirnya kau menikah. Kupikir kau akan bujang sampai tua." Perkataan Memna membuat Naruto langsung menjitak kening adiknya hingga Memna mengaduh. Tidak bisa kah menyambut dengan sopan? Selalu saja membuat Naruto naik pitam.
"Jaga mulutmu itu."
"Ibu, Naruto-nii kasar!" Teriak Menma mengadu.
"Narutooo! Ingat dia adikmu!" Teriak Kushina memperingatkan, membuat orang-orang yang ada di sana terkekeh.
"Maaf Bu, aku lupa punya adik!" Balas Naruto sengit, Memna menekuk sebal wajahnya. Lalu melirik gadis di sebelah Naruto, ia menunduk sopan.
"Kau menikahi dua perempuan, Naruto-nii?" Pertanyaan polos Memna lagi-lagi membuat Naruto menjitak adiknya. Memna kembali mengaduh, mengusap pelan kepalanya.
"Kepalaku bisa hancur jika kau terus memukul!" Teriak Memna, keduanya tampak ribut membuat Kushina mendesah sebal. Selalu begitu jika sudah bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERNOVA [END]
RomanceMenurut Naruto, Hinata tidak lebih dari wanita menyebalkan yang selalu merepotkan perihal estetika. Menurut Hinata, Naruto tidak lebih dari lelaki work holic yang kinerja hidupnya mirip seperti robot. Pertentangan ke duanya seperti ledakan di angkas...