Queen berlari menuju lapangan olahraga, rambutnya yang diikat kuda bergerak kekanan dan kiri. Dia terlambat masuk jam olahraga karena tadi dia membantu guru Bahasa Indonesia membawa buku ke perpustakaan.
Senyumnya terbit saat melihat teman-temannya masih melakukan pemanasan. Setelah meminta maaf pada guru olahraganya, dia ikut berbaris. Mengikuti gerakan teman-temannya.
"Berhubung masih awal kelas dua belas, saya tidak akan langsung praktek dan materi. Tiga pertemuan hanya akan diisi dengan bermain."
Semua murid menjawab serempak.
"Baiklah, kalau begitu hari ini terserah kalian mau bermain apa. Saya akan duduk disana dan memperhatikan."
Queen mengacak poninya lalu mendekat kearah teman-temannya. Gadis itu meniup poninya lalu tersenyum membalas senyuman teman sekelasnya.
"Jadi, mau main apa?" tanya salah satu murid perempuan.
"Ehm..karena kita di luar, gimana kalau kasti?" jawab yang lainnya, "Jadi laki-laki sama perempuan bisa main bareng."
"Setuju sih gue, pada tau kan gimana maennya?"
"Tau. Gampang kok."
"Lo gimana Queen?"
"Gue?" Queen tersenyum, "Ngikut aja."
Setelah itu, 30 siswa siswi itu mulai membentuk tim. Satu tim terdiri dari 15 orang. Satu perwakilan tim melakukan suit untuk menentukan siapa yang tadi pemukul dan pelempar.
Tim Queen menjadi pemukul yang pertama. Gadis itu berdiri di belakang, menunggu gilirannya untuk memukul.
Teriakan saling bersahutan, beberapa ada yang berhasil memukul dan ada juga yang gagal dan mendapatkan 0 poin.
Yuna--teman terdekat Queen, memegang tongkat kasti yang tadi tergeletak di atas lantai. Dia menatap si pelempar, Raka. Cowok itu hanya memberikan tatapan datarnya.
Raka melemparkan bola itu ke arah Yuna, Yuna memukul bola itu menggunakan tongkatnya. Berhasil! Bola itu melambung tinggi.
Yuna melempar tongkatnya dengan asal, dia berlari menuju pos pertama secepat yang ia bisa sebelum tim lawan berhasil mengambil bola.
Queen terkekeh kecil saat Yuna kena bola yang di lempar oleh Evan. Temannya itu terlihat kesal.
Sekarang giliran Queen yang memukul, dia berdiri beberapa langkah di depan Raka. Dia memegang tongkat sesuai yang di ajarkan guru olahraganya.
Queen tersenyum ke arah Raka, "Kenapa lo yang jadi pelempar?"
Raka menerima bola yang di lempar oleh temannya dengan mudah. "Kenapa? Lo gugup?"
Queen mengangkat kedua pundaknya, acuh. "Gue kira, lo yang bakalan gugup."
Raka terkekeh kecil membuat sebagian siswi terpana. Hanya Queen yang bisa membuat laki-laki itu tertawa.
"Kita taruhan. Kalo lo bisa mukul bola ini, lo boleh minta apapun yang lo mau. Tapi, kalo lo gak bisa mukul. Seharian ini lo sama gue."
"Ok, siapa takut?"
Queen melakukan ancang-ancang, dia menatap fokus kearah Raka. Teman-temannya terdiam, siapa yang mau mengganggu pasangan itu?
Raka tersenyum, dia melemparkan bola itu kearah Queen. Queen tersenyum, mengangkat tongkatnya dan berhasil memukul bolanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Mars!✔
Teen Fiction"Punya suami kok begonya kelewatan!" "Punya istri kok suka maki suaminya sendiri!" "Kak Mars!" Spin-Off Possessive Junior & Bad Luck?