Bye

996 181 30
                                    

Ini terakhir
Makasih waktunya selama ini
Tanpa kalian, aku gak bakalan bisa rampungin ini cerita

***

Raka melangkah turun melewati tangga rumahnya--tepatnya rumah yang lain. Dia memiliki satu rumah berukuran sedang yang ia dapat dari orang tuanya sebagai hadiah ulang tahun. Dia biasa menggunakan rumah ini untuk menyendiri. Tempatnya cukup jauh dari kota. Jarak rumahnya dan rumah yang lain juga cukup jauh.

Walaupun begitu, Raka senang berada disini. Dia bisa merasa tenang, menatap bintang dan bulan. Intinya, tempat ini adalah tempat yang cocok untuk berpikir.

Raka memasuki dapur, dia membuka lemari kecil yang ada di atas kompor. Mencari piring dan gelas. Raka meletakkan piring dan gelas itu ke atas meja, dia membuka bungkusan plastik yang ada di atas meja. Ada banyak bahan makanan dan buah-buahan yang tadi Raka beli.

Lama berkutat di dapur, Raka akhirnya selesai memasak. Dia menata makanan itu di atas meja, sebelum meninggalkan dapur, Raka mencuci tangannya lebih dulu.

Setelahnya, dia meninggalkan dapur. Kembali menuju lantai dua menuju kamarnya. Di lantai dua hanya ada kamar, sofa dan barang-barang milik Raka. Tidak ada ruangan lain, hanya ruangan luas dan balkon. Raka sengaja melakukannya karena rumah ini ia gunakan hanya untuk main-main saja.

Raka tersenyum melihat Queen masih tertidur nyaman di atas tempat tidur. Dia berjongkok di depan gadis itu, matanya menatap fokus kearah wajah Queen. Kenapa Raka bisa sangat menyukai cewek di depannya ini? Apa yang Queen lakukan sampai Raka bisa tergila-gila padanya.

"Queen," Raka menepuk pelan punggung tangan Queen. "Ayo bangun. Lo kudu makan, udah malem ini."

Queen membuka sedikit matanya, dia tersenyum lalu kembali memejamkan matanya. "Gue ngantuk."

"Nanti tidur lagi, tapi buat sekarang lo harus makan. Lo belum makan dari siang," Raka berucap lalu bangkit berdiri. Dia menarik selimut yang membungkus tubuh Queen.

"Gue ngantuk, Raka. Makannya besok aja," Queen menyamankan tubuhnya kembali.

Raka menggeleng, dia menarik kedua tangan Queen dengan paksa. "Gue gendong? Mau?"

Queen tersenyum lebar, dia menatap Raka dengan intens. Kedua tangannya terentang, "Mau~"

"Dasar," Raka menggendong tubuh Queen ala koala. Cowok itu berjalan meninggalkan lantai dua, menuruni tangga dengan perlahan.

"Kak Bintang gak telpon lo kan?" tanya Queen saat dia sudah duduk di kursi.

Raka menutup korden pintu kaca, cowok itu menggeleng. "Enggak. Tapi gue telpon keluarga lo biar gak nyariin."

Queen mengangguk, dia mengambil sendok. "Gue bikin susah lo lagi ya?"

Raka yang tengah menarik kursi di depan Queen terhenti, dia menatap gadis di depannya dengan tatapan yang sulit Queen artikan. "Lo emang nyusahin."

Queen langsung cemberut, "Kalo nyusahin, kenapa lo mau nolongin gue? Kalo gue nyusahin lo, lo gak perlu--"

"Gue suka kalo lo nyusahin gue Itu berarti lo bergantung sama gue," Raka memotong. Dia tersenyum lalu duduk di depan Queen.

Mendengar ucapan Raka membuat Queen salah tingkah, dia menunduk, menatap makanannya sendiri. Raka yang melihatnya terkekeh, "Sekarang makan.  Gue gak mau lo sakit."

Kak Mars!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang