Tepat hari ini hampir satu tahun pernikahan Haura dengan Arzan berjalan.
Sudah hampir setahun ini suaminya itu menatap di bandung karena mendapatkan kuliah disini.
Arzan biasanya akan pulang ke bogor di hari weekend saja itu pun kalau tugas kuliahnya sedang tidak banyak.
Hari ini karena esok adalah tanggal merah Haura berinisiatif untuk membuat kejutan untuk suaminya.
Haura sekarang sudah berada di stasiun bersama Keira untuk bertolak ke bandung.
Tadinya ia ingin mengajak Syahla tapi karena Syahla tengah demam akhirnya Haura pergi bersama Keira. Untung saja Keira mau menemaninya.
Ini pertama kalinya Haura pergi ke bandung hanya berdua pada Keira dan tidak bilang sebelumnya kepada Arzan bahwa ia akan kesana.
Kereta yang akan mereka naiki berhenti. Mereka masuk ke dalam kereta tersebut sembari membawa barang bawaan.
Entah kenapa hati Haura senang sekali. Dan ia harap Arzan juga senang dan mengingat kalau besok adalah hari yang bersejarah baginya.
Aku harap kamu mengingat hari itu, kak.
__••__
Keesokan harinya, setelah sarapan pagi Haura keluar dari tempat tinggal sementaranya di bandung.
Udara bandung pagi itu terasa sejuk sekali. Kini Haura dan Syahla tengah menuju apartement dimana Arzan tinggal selama tinggal di bandung.
“Masih jauh dari sini, Ra?”tanya Keira saat mereka telah turun dari angkutan umum.
“Enggak, ini tinggal lurus aja abis itu udah nyampe," ucap Haura.
Saat di depan apartment suaminya mata Haura sudah di buat memanas oleh satu hal yang berada tak jauh di depan sana.
Apa iya itu kak Adnan?
Siapa sosok perempuan bersamanya?
Perempuan itu mirip seperti....
Ini hadiah yang luar biasa. Rantang makanan yang sudah ia bawa untuk suaminya terjatuh begitu saja. Senyum yang sedari tadi terpatri di bibir kini hilang entah kemana.
Fikiran Haura langsung menuju kata-kata yang berada di balik foto itu, Aku akan menemui abahmu lalu menjadikanmu pelengkap imanku.
“Ra, kenapa?”tanya Keira sembari memegang bahu sahabatnya itu. Haura hanya terdiam. Tatapannya hanya bisa lurus pada satu objek di depan sana.
Keira mengikuti arah pandang mata Haura. Keira terkejut dengan apa yang ia lihat.
“Jangan berasumsi sendiri, Ra. Kamu inget, kita harus tabayyun dengan semuanya. Tetap untuk berusaha positif thinking,ra”ucap Keira menenangkan.
Haura tetap tidak bisa tenang. Semua kata-kata itu terus terngiang di kepalanya. Bagaimana jika itu terjadi? Dirinya tak akan sanggup.
Air mata Haura sudah tidak bisa terbendung. Haura berlari menjauh detik itu juga bersamaan dengan Arzan yang melihat ke arah kedua perempuan itu.
“Haura!” Keira ikut mengejar Haura saat beberapa detik menatap Arzan dengan perempuan di sampingnya.
“Haura?”gumam Arzan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumimu Dalam Diam {TERBIT}
Novela JuvenilJika kata tak mampu mengungkapkan sebuah rasa maka doa lah yang menjadi jalan tempuh untuk mengungkapkan semuanya. Mengadukan namamu pada Sang Maha Cinta di sepertiga malam milikNya adalah cara terbaikku dalam mengagumi salah satu makhluk ciptaanNya...