4 - Tentang Syukur [REVISI]

1K 77 2
                                    

Haura menimang-nimang handphone yang ada di tangannya. Sehabis membantu umi beres-beres rumah Haura langsung menuju kamar. Sebenarnya Haura berniat untuk menelfon kak Rendra tapi takut menganggu.

"Telfon gak ya? Telfon,enggak, telfon, enggak, telfon"gumamnya sambil memainkan jari jemarinya.

"Gak usah lah takut ganggu,"ucap Haura pada akhirnya.

Baru saja Haura meletakkan benda pipih itu di atas nakas tiba-tiba bunyi dering telfon terdengar.

Haura kembali meraih handphone miliknya, membaca dengan jelas nama yang terpampang dilayar untuk mengetahui siapa yang menelfon dirinya. Kak Ikram ternyata.

Haura menggeser tombol warna hijau yang terpampang di layar untuk menjawab telfon tersebut. "Assalamu'alaikum. Ada apa kak?"tanya Haura sembari menempelkan handphone di telinga.

"Wa'alaikumussalam, eh sabar dong jangan langsung di tanya, main ngegas aja mbanya. Basa basi dulu kek atau apa gitu, ini mah malah langsung to the point,"ucapnya.

Loh kok? Bukannya seperti itu ya kata-kata yang dilontarkan pertama kali jika orang menelfon. Menanyakan maksud tujuan menelfonnya kan? Kok ini malah di bilang ngegas sih. Dari mana ngegasnya coba, heran.

"Maaf tuan Ikram yang terhormat, anda bisa membedakan mana ngegas dan bertanya?. Apa selama sekolah di sana cara bertelfonnya berbeda?. Apa yang pertama kali di tanyakan disana itu bukan 'ada apa menelfon' tapi 'sudah berapa lama anda menjomblo'?"tanya Haura sembari melangkahkan kaki berjalan menuju balkon kamar.

"Nyindir banget si kalimat terakhirnya. Iya kak Ikram tau kalau kakak mu yang ganteng ini jomblo jadi gak usah di ingetin. Inget kok inget. Lagi juga kak Ikram cuma bercanda dek, lah kamu malah nyindir. Sensian,"ucapnya. Kata-kata terakhir suara nya dia pelankan, tapi Haura masih bisa mendengar dengan jelas.

"Bilang apa tadi? Kak Ikram bilang Haura sensian?"tanya Haura sedikit kesal. Gak pernah bener kalau udah telfonan sama Ikram.

"Ih siapa yang bilang gitu. Pendengaran kamu salah kali,"ucapnya membela diri.

"Malah nyalahin pendengaran Haura. Udah-udah, jadi ada apa kak Ikram yang ganteng bin rusuh ini nelfon?"tanya Haura baik-baik daripada urusannya panjang lagi.

"Tau aja kalau kak Ikram ganteng."

Lah emang ganteng kan? orang dia cowo ya kalau Haura bilang cantik kan gak mungkin. Kegeeran banget si manusia satu ini.

"Kakak nelfon cuma mau bilang minggu depan kakak balik ke indo,"ucapnya.

What!?

"Minggu depan? Kapan? Hari apa? Emang udah libur kuliah?"tanya Haura berturut-turut.

"Santai nanyanya, satu-satu jangan merembet kaya petasan. Iya,kakak balik minggu depan. Senin terakhir kuliah, kira-kira kakak balik ke Indonesia hari rabu Insyaallah,"ucap Ikram menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan oleh adik perempuannya itu.

Really? Ok sepertinya minggu depan akan menjadi minggu yang sangat 'wah' bagi seorang Haura.

🌸

Kini Haura tengah berada di dapur. Mengobrak-abrik dapur untuk mencari bahan-bahan untuk membuat kue.

Umi sedang pergi ke luar bersama abi dan Haura tidak di ajak. Bukan tidak di ajak si, tapi tadi kata umi di telfon dirinya sebenarnya sudah mau di ajak tapi karena ia tertidur jadinya ya seperti ini, berakhir sendirian di rumah.

Karena tak tahu melakukan apa di rumah, akhirnya Haura berinisiatif untuk membuat kue dengan berbekal resep kue yang pernah di ajarkan umi.

Setelah alat dan bahan semua sudah siap Haura langsung melancarkan aksinya. Niatnya kali ini Haura ingin membuat redvelvet, semoga saja tidak gagal.

Mengagumimu Dalam Diam {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang