Haura dan Kiya baru saja tiba di Madrasah Ash-Shalahiyyah. Mereka tidak hanya berdua ada pak Salim,Raja, juga Arthur yang menemani.
Kalau kalian bingung siapa Arthur, dia adalah mantan ketua Osis di Madrasah Mambaul 'Ulum. Nama panjangnya Muhammad Arthur Putra Gumilang. Seorang anak laki-laki yang terkenal di seantero Madrasah Mambaul 'Ulum.
Sebenarnya jabatan Raja dan Arthur yang menyandang sebagai ketua dan wakil ketua Osis sudah rampung, tapi karena mandat dari kepala sekolah yang mengizinkan mereka untuk mendampingi adik kelasnya untuk terakhir kali akhirnya mereka ikut menemani dalam kegiatan lomba ini.
Saat mereka ingin beranjak masuk ke dalam sekolah, mereka harus menyerahkan syarat-syarat yang di perlukan terlebih dahulu.
Setelah selesai mereka langsung di periksa barang bawaan yang di bawa oleh panitia pelaksana.
“Haura, ikut lomba?”tanya Nina sembari mengecek tas yang ia bawa.
Haura tersenyum lalu mengangguk. “Semangat!,”ucapnya menyemangati.
“Kamu juga semangat nugasnya."
“Harus semangat keknya. Coba kamu masih disini nugas bareng kita,”ucap Nina. Lagi-lagi Haura hanya menanggapinya dengan senyuman.
“Ini tasnya, silakan masuk,”ucap Nina sembari mengembalikan tas milik Haura.
Haura menerima tasnya, “Terimakasih,” Haura berucap pada Nina lalu berjalan masuk ke dalam area sekolah.
Selepas rombongan dari sekolah Haura sudah masuk semua, mereka langsung diarahkan menuju ruangan sebagai tempat tunggu yang memang di siapkan bagi sekolah yang ikut berpartisipasi.
Tidak hanya Madrasah mereka saja yang berada di dalam ruangan itu tapi ada dua Madrasah dari sekolah lain yang menunggu di ruangan yang sama dalam ruangan tersebut.
Haura meletakkan tas yang ia kenakan di atas meja lalu berjalan ke arah jendela. Melihat situasi di luar dari dalam kelas.
Lalu lalang anak Osis dengan anak Rohis serta para peserta lomba lain mengisi pemandangan di sana.
“Perhatian, sebentar lagi acara pembukaan perlombaan akan segera di mulai. Di harap semua yang berada di dalam ruangan ini untuk menuju ke lapangan,”ucap seorang panitia melalui pengeras suara.
Sesampainya di lapangan, Haura langsung duduk di kursi yang di sediakan. Tak berselang lama, pembukaan perlombaan serta sambutan mulai terdengar.
Sekitar dua puluh lima menit waktu yang di butuhkan untuk pembukaan,sambutan, dan doa para peserta lomba di persilakan untuk kembali masuk ke ruangan masing-masing untuk menyiapkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumimu Dalam Diam {TERBIT}
Genç KurguJika kata tak mampu mengungkapkan sebuah rasa maka doa lah yang menjadi jalan tempuh untuk mengungkapkan semuanya. Mengadukan namamu pada Sang Maha Cinta di sepertiga malam milikNya adalah cara terbaikku dalam mengagumi salah satu makhluk ciptaanNya...