Pencarian Haura di bogor tak menghasilkan apapun. Semua keluarga bungkam tentang keberadaan Haura.
Sampai di rumah orang tua Arzan sendiri pun Arzan justru di sambut dengan tamparan keras dari ayah setelah menunggu Haura di depan rumah orang tua perempuan itu sampai malam.
Ayah begitu marah dengan anak sulungnya itu. Sampai bunda yang harus turun tangan untuk menahan suaminya.
Dan sorenya Arzan terpaksa harus balik ke bandung karena orang tua Syakira menelfonnya dan berkata kondisi Syakira semakin memburuk.
Malam hari Arzan baru tiba di bandung. Arzan langsung menyusuri lorong rumah sakit ketika sampai.
"Syakira dimana,mi?"tanya Arzan setelah mengucap salam dan mencium punggung tangan umi Syakira.
Mata umi Syakira memandang lurus ke depan tepat ke sebuah ruangan di seberang tempatnya duduk.
Arzan melangkah mendekat lalu melihat melalui kaca transparan dari luar. Ia menemukan Syakira di sana dengan kondisi yang sudah di keliling selang di beberapa tubuhnya.
Arzan langsung bergegas masuk ke dalam. Ia lalu meraih tangan Syakira. Memberikan kecupan singkat disana.
"Mas,"panggil Syakira begitu lirih.
"Saya membangunkan mu ya?"tanya Arzan. Syakira menggeleng pelan.
"Haura gimana?,"tanya Syakira.
"Saya belum menemukannya. Saya gak tau harus cari kemana keluarga semuanya bungkam,"ucap Arzan lalu merunduk dalam.
Tangan yang terinfus itu bergerak mengusap rambut tebal Arzan, "Jangan nyerah terus cari Haura. Dia perempuan baik wajib kamu perjuangin,"ucap Syakira.
Arzan mengangkat kepalanya. Menemukan Syakira tersenyum dengan wajah pucatnya.
"Terimakasih,"ucap Arzan.
_______________
"Kalau misalkan usiaku engga lama lagi aku mohon sama kamu sampaikan maafku untuk Haura jika kamu telah menemuinya,"ucap Syakira tiba-tiba saat Arzan tengah menyuapinya makan.
"Gak boleh ngomong gitu. Kamu pasti sembuh,"ucap Arzan.
"Tapi itu sulit mas. Dokter juga sudah memprediksi kalau usiaku memang tak lama lagi,"ucap Syakira.
"Saya gak suka kamu ngomong gitu. Gak ada yang sulit kalau Allah ngeridoin kamu sembuh dan hanya Allah yang menentukan hidup mati seseorang,"ucap Arzan.
Syakira mengulas senyum, "Aku bersyukur punya kamu,mas. Terimakasih telah menerima aku di dalam hidupmu,"ucap Syakira. Perempuan itu menggenggam tangan Arzan lalu mencium punggung tangannya.
Arzan mencium puncak kepala Syakira. Syakira memejamkan mata dan tanpa sadar air mata jatuh dari pelupuk matanya.
"Jangan nangis,"ucap Arzan sembari menghapus air mata itu dengan ibu jarinya.
"Terimakasih, mas,"ucap Syakira. Arzan tersenyum.
"Sudah sekarang tidur ya,"ucap Arzan. Syakira mengangguk lalu perlahan memejamkan matanya.
________________
"Sya, bangun sholat subuh dulu yuk,"ucap Arzan sembari mengusap kepala Syakira.
"Sya,"panggil Arzan lagi.
Tak ada pergerakan apapun. Di situ Arzan mulai cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumimu Dalam Diam {TERBIT}
Fiksi RemajaJika kata tak mampu mengungkapkan sebuah rasa maka doa lah yang menjadi jalan tempuh untuk mengungkapkan semuanya. Mengadukan namamu pada Sang Maha Cinta di sepertiga malam milikNya adalah cara terbaikku dalam mengagumi salah satu makhluk ciptaanNya...