"Gimana? Udah sampe mana Syahla?,"tanya Keira sambil duduk di sebelah Haura setelah meletakkan mukena dan sajadah yang baru saja ia kenakan.
"Masih nemenin abangnya beli buku,"ucap Haura sembari menurunkan handphone yang berada dalam genggamannya.
"Terus gimana dong?hari ini jadi kita cuma berdua doang?,"tanya Keira sembari menatap Haura.
"Enggak, Syahla tetap kesini kok. Tadi aku juga udah bilang kalau kita nunggu di toko bakery,"ucap Haura. Keira mengangguk-anggukan kepalanya.
"Ayo, mau sekarang ke sana?"tanya Haura.
"Boleh, naik motor aja ya kesananya,"ucap Keira.
"Iya."
Padahal toko bakery nya terletak di depan komplek, jalan kaki pun nyampe gak sampai bikin kaki keriting karena kelamaan jalan, tapi daripada berdebat dulu dengan Keira lebih baik Haura menuruti saja, biar tidak membuang-buang waktu.
Haura berdiri lalu berjalan untuk mengambil tas selempang miliknya yang tergantung di belakang pintu.
Di pekarangan rumah sudah terparkir rapi motor Keira, sedangkan motor milik Haura masih setia bersemedi di garasi.
"Aku ambil motorku dulu di garasi,"ucap Haura setelah menutup pintu rumah.
"Ok,"ucapnya.
Haura berjalan menuju garasi dan Keira berjalan menuju tempat motornya berada. Motor scoopy merahku itu akhirnya keluar dari garasi juga. Sudah lama ia tak memakai motor ini, mungkin motor ini terakhir di pakai saat Rendra pulang ke rumah bulan juli lalu.
Haura menutup kembali garasi setelah motor keluar dan tak lupa juga menutup gerbang rumah, setelah itu Haura dan Keira pun melajukan motornya masing-masing menuju ke tempat toko bakery.
🌸
Motor Haura dan Keira kini sudah terparkir rapi di depan persis toko bakery. Setelah itu Haura dan Keira langsung berjalan masuk ke dalam toko.
"Assalamu'alaikum,umi"ucap Haura sambil membuka pintu toko bakery. Haura melihat umi tengah mengecek kue dan roti yang berada dalam etalase.
Ya, toko bakery ini adalah milik umi. Umi pernah bercerita kalau toko ini di rintis saat awal umi menikah dengan abi.
Umi menatap ke arah putrinya, "Wa'alaikumussalam,"jawab umi sembari tersenyum.
Haura berjalan menghampiri umi lalu mencium punggung tangannya.
"Assalamu'alaikum,tan"ucap Keira sembari mencium punggung tangan umi,bergantian dengan Haura.
"Wa'alaikumussalam,"balas umi. "Tumben dua-duaan biasanya tiga-tigaan kaya tiga serangkai,"ucap umi sembari menatap mereka berdua.
"Syahla masih otw jalan kesini mungkin,"ucap Haura pada uminya.
Semenjak pertama kali Keira dan Syahla main ke rumah, semenjak itu pula umi kenal dengan kedua sahabatnya itu dan sampai menjadi akrab sekarang. Umi sudah menganggap sahabat dari putrinya itu seperti anaknya sendiri.
"Mungkin? Kata terakhirnya gak yakin sekali,"ucap Keira menyahuti.
"Yakin gak yakin sih sebenernya,"ucap Haura sembari memperlihatkan deretan gigi putihnya. Umi hanya terkekeh mendengar jawaban yang Haura lontarkan.
"Hari ini mau bagi-bagi kemana emangnya?"tanya umi.
"Deket-deket sini aja palingan, mi."
"Yaudah sana ambil roti sama kue nya di belakang. Nanti kalian minta aja sama teh Wida,"ucap umi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumimu Dalam Diam {TERBIT}
Fiksi RemajaJika kata tak mampu mengungkapkan sebuah rasa maka doa lah yang menjadi jalan tempuh untuk mengungkapkan semuanya. Mengadukan namamu pada Sang Maha Cinta di sepertiga malam milikNya adalah cara terbaikku dalam mengagumi salah satu makhluk ciptaanNya...