"Abi, kok umi gak di ajak si?"tanya Haura kepada abi yang tengah duduk di kursi samping kemudi.
"Kamu lupa? Umi kan ada kajian sama ibu-ibu komplek siang ini,"ucap Abi.
"Umi bilang sama kamu juga tadi pagi pas kamu izin mau ke rumah sakit. Baru beberapa jam aja masa udah lupa,"ucap Kak Ikram
"Namanya juga manusia. Insan makanul khata wan nisyan. Manusia tempatnya lupa dan salah. Kak Ikram juga sering lupa kan? Ngabarin tiba-tiba mau ke bandara jemput kak Rendra, padahal Haura yakin tuh ya kalau kak Rendra ngabarin udah dari dua atau tiga hari yang lalu. Mungkin seminggu kali,"ucap Haura.
"Iya-iya kak Ikram salah,"ucap kak Ikram mengalah.
"Emang salah,"ucap Haura tak santai.
"Udah-udah kok malah ribut,"ucap Abi.
"Kak Faisal duluan tuh."
"Cewe emang selalu benar dah. Cowo mulu yang salah. Cowo ngelakuin ini salah, cowo bilang kaya gini salah, apa kali lah yang bener di mata cewe padahalkan semua manusia juga tempatnya salah gak cuma cowo doang. Heran pisan," gumam kak Ikram yang masih terdengar jelas di pendengaran Haura.
"Bilang apa?"tanya Haura pada kak Ikram.
"Apaan si orang gak bilang apa-apa, salah lagi aja,"ucap kak Ikram kesal.
"Haura, Ikram, udah. Ini di jalanan jangan berantem. Kalau berantem lagi abi suruh kalian berdua turun disini,"ancam abi.
"Iya,bi,"Haura dan kak Ikram menjawab ucapan abi dengan kompak.
Aku dan kak Ikram memilih menurut daripada harus turun di jalan tol kaya gini. Apalagi di turunin berdua sama kak Ikram yang ngeselinnya naudzubillah, enggak mau.
🌸
Sekitar satu jam di perjalanan mereka akhirnya tiba di bandara yang terletak di daerah banten. Sebuah bandara yang diambil dari nama sang proklamator Indonesia yaitu bandara Soekarno-Hatta.
"Itu Rendra bukan si,bi?"tanya kak Ikram ketika melihat seorang lelaki yang tengah berdiri menunggu seseorang.
"Mana, nak?"tanya Abi.
"Itu, abi,"ucap kak Ikram sembari menunjuk ke arah laki-laki yang tengah mengecek handhonenya. Abi dan Haura mengikuti arah kemana tangan kak Ikram tertuju.
"Oh iya, itu Rendra," ucap Abi. Abi menuruni kaca mobil lalu memanggil kak Rendra, "Rendra!,"panggilnya.
Laki-laki yang menggunakan kemeja hitam di balut dengan jaket berwarna merah marun itu melihat ke arah mobil kami. Saat melihat abi ia langsung melangkahkan tungkainya menuju ke mobil.
"Itu kak Rendra? Ganteng banget lah udah kaya bukan orang indonesia tapi kaya orang arab,"ucap Haura.
"Kak Ikram juga gak kalah ganteng kan?"tanyanya padaku.
"Kalah lebih ganteng kak Rendra,"ucap Haura sekenanya. Males meladeni kakanya yang satu itu. masih kesal Haura. Kak Ikram menatap Haura tajam dan Haura tak perduli dengan tatapannya itu.
"Assalamu'alaikum,abi,"ucap kak Rendra sembari mencium punggung tangan abi.
"Wa'alaikumussalam. Udah lama nungguinnya?"tanya Abi.
"Enggak lama,abi,"ucapnya sembari tersenyum.
"Yaudah ayo masuk,"titah abi.
"Mau di bantuin gak masukin kopernya ke bagasi?"tanya kak Ikram
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumimu Dalam Diam {TERBIT}
Ficțiune adolescențiJika kata tak mampu mengungkapkan sebuah rasa maka doa lah yang menjadi jalan tempuh untuk mengungkapkan semuanya. Mengadukan namamu pada Sang Maha Cinta di sepertiga malam milikNya adalah cara terbaikku dalam mengagumi salah satu makhluk ciptaanNya...