Selepas sholat isya dan makan malam Haura, umi, dan abi berkumpul di ruang keluarga. Mereka berbincang-bincang kecil dan melempar canda menambah kesan betapa hangatnya keluarga itu.
"Gimana hari ini sekolahnya, nak?,"tanya abi.
"Alhamdulillah lancar abi tapi tadi ada laki-laki yang nyamperin ke kelas Haura. Dia bilang ingin datang ke rumah,"ucap Haura. Fikirannya kini melayang pada ucapan kak Zidan di sekolah tadi.
"Siapa? tujuannya apa mau datang ke rumah?"tanya abi. Nah kan muncul deh jiwa-jiwa selidiknya.
Abi tuh sangat ketat sekali jika menyangkut perihal laki-laki yang ingin datang ke rumah, kecuali Rendra,Ikram,pak Rt, tukang paket dan satpam komplek, beda. Gak akan ditanya siapa,darimana, dan tujuannya apa datang ke rumah.
"Kakak kelas Haura namanya kak Zidan katanya si mau silaturahmi sama abi dan umi,"ucap Haura sembari mengambil kripik bawang yang berada di dalam toples.
"Yakin silaturahmi? Mau silaturahmi atau mau menghkitbah anak umi?," kini giliran umi yang membuka suara.
"Umi,"ucap Haura sembari memanyunkan bibir. Umi terkekeh melihatnya.
"Ngobrol berduaan tadi di sekolah?,"tanya abi lagi. Harus sedetail itu kah pertanyaannya. Haura menetralkan wajah kembali sebelum menjawab pertanyaan abi.
"Enggak abi. Haura ngobrol di luar kelas dan itupun waktu jam istirahat jadi gak ngobrol berdua, banyak orang di sekitar Haura," Haura menjelaskan. Abi terdiam setelah mendengar penuturan dari Haura. Haura tak tau apa maksud dari diam abi tersebut.
"Boleh kak Zidan datang ke rumah?,"tanya Haura hati-hati ketika abi tak mengeluarkan sepatah katapun.
🌸
Inilah kebiasan Madrasah Haura setiap hari, sholat dhuha bersama sebelum belajar dan karena ini juga hari jum'at jadi di tambah dengan membaca surah Yasiin.
Koor suara Sodaqallahul 'adzim mengakhiri pembacaan surah Yasiin kali ini. Setelah melipat sajadah masing-masing semua murid membubarkan diri dari lapang menuju ke kelas masing-masing.
"Nanti jadi ke rumah?,"tanya Haura pada Keira dan Syahla sembari mereka melangkahkan kaki berjalan menuju kelas.
"Jadi, tapi mungkin aku agak telat datangnya,"ucap Syahla.
"Kalau kamu gimana,Kei?,"tanya Haura pada Keira.
"Jadi dong,"balas Keira sembari tersenyum. "Seperti biasa kan, habis ashar?,"tanyanya. Haura mengangguk.
"Nanti aku sholat di rumah kamu aja ya,"ucap Keira.
"Ok," ucap Haura sembari mengangkat ibu jarinya.
"Ish nanti jangan jalan duluan tungguin aku pokoknya ya,"ucap Syahla.
"Siap, nanti di tungguin kok tenang aja."
Saat Haura tengah memutar kepala ke arah kanan, Haura tak sengaja melihat Zidan yang tengah berjalan menuju lantai tiga,lantai dimana seluruh kelas 12 berada.
"Eh kalian duluan aja ke kelas ya, aku ada urusan sebentar,"ucap Haura kepada kedua sahabatnya itu.
Mereka berdua berpandangan lalu menatap Haura dengan pandangan heran. "Urusan apa?,"tanya Syahla.
"Ada pokoknya. Aku duluan ya"ucap Haura lagi lalu ia meninggalkan Syahla dan Keira yang masih bingung dengan tingkah Haura.
"Kak Zidan," Haura memanggil kakak kelasnya itu sembari berlari kecil ke arahnya.
Orang yang Haura panggil itu menengok ke arah dirinya. Ketika melihat Haura ia melangkahkan tungkainya turun kembali menapaki anak tangga, padahal Zidan sudah setengah perjalanan ia menapaki anak tangga untuk menuju ke kelasnya.
"Kenapa lari-lari kaya gitu? Ada apa?,"tanyanya ketika langkah kakinya berhenti tak jauh dari tempat Haura berada. Mereka memberi batasan jarak satu sama lain.
"Maaf menganggu kak, aku hanya ingin memberitahu jawaban dari pertanyaan kak Zidan kemarin" Haura menggantungkan kalimat yang akan ia ucapkan, lalu menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan.
"Abi mengizinkan kak Zidan untuk datang ke rumah,"ucap Haura.
Bertepatan dengan Haura yang menyelesaikan ucapannya, Arzan dan tiga orang temannya datang dari sebalik tangga.
Haura menundukkan kepala sedangkan Arzan dan teman-temannya berjalan menaiki anak tangga menuju lantai berikutnya.
Sekilas Haura melihat Arzan melirik ke arah dirinya walau hanya hitungan detik dan itu berhasil membuat jantung Haura berkerja dibatas abnormal. Tidak hanya itu, Haura juga masih malu karena kejadian kemarin. Ingin rasanya Haura menenggelamkan diri saja di rawa-rawa jika mengingat kejadian itu.
Tanpa sepengetahuan Haura, ternyata Zidan pun melihat Azran yang menatap Haura serta Haura yang menundukkan kepala ketika Azran dan teman-temannya lewat.
"Ok, saya akan ke rumah kamu sabtu malam sehabis ujian,"ucap Zidan. Haura mendongakkan kepala saat ucapan itu terlontar.
Ha? Sabtu malam sehabis ujian? Sabtu depan dong?
Memang, hari senin besok ujian akhir semester ganjil akan diadakan di sekolah dan itu artinya liburan akhir tahun pun akan segera datang.
"Sabtu depan,kak?"tanya Haura memastikan.
"Iya, gapapa kan?"tanyanya.
"Gapapa, nanti aku bilang abi sama umi."
Zidan mengangguk sembari tersenyum dengan senyuman yang sangat tipis.
"Yaudah kalau gitu aku permisi dulu ya kak, assalamu'alaikum,"pamit Haura pada kakak kelasnya itu.
"Iya, wa'alaikumussalam,"balas Zidan. Setelah itu Haura beranjak dari sana begitupun dengan Zidan.
🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumimu Dalam Diam {TERBIT}
Novela JuvenilJika kata tak mampu mengungkapkan sebuah rasa maka doa lah yang menjadi jalan tempuh untuk mengungkapkan semuanya. Mengadukan namamu pada Sang Maha Cinta di sepertiga malam milikNya adalah cara terbaikku dalam mengagumi salah satu makhluk ciptaanNya...