54.Amanah dari Sang Pencipta {REVISI}

377 33 2
                                    

"Bagaimana keadaan adik ipar saya dok?"tanya Aisyah pada dokter yang menangani Haura.

Dalam ruangan serba putih itu Aisyah dan Keira menemani Haura yang masih belum sadarkan diri. Sedang Raja dan Rendra menunggu di luar ruangan.

"Ibu Haura hanya kelelahan. Masa-masa awal kehamilan memang tidak boleh terlalu lelah dan banyak fikiran apalagi usia ibu Haura masih cukup muda karena rentan sekali keguguran,"ucap dokter tersebut.

"Hamil dok?"tanya Aisyah mengulangi.

"Iya bu, kehamilannya jalan tiga minggu."

"Saya akan membuatkan obat penguat kandungan serta vitamin untuk ibu Haura. Saya permisi dulu ya,"pamit dokter tersebut.

"Terimakasih dok,"ucap Aisyah. Dokter itu membalas dengan senyuman lalu berjalan keluar ruangan.

Aisyah mendekat kepada Haura lalu mengelus kepala Haura yang tertutup hijab. Ia merasa tak tega pada adik iparnya sendiri.

"Kak Aisyah, Haura,"ucap Keira saat melihat pergerakan kecil dari tubuh Haura.

"Ra,"panggil Aisyah.

Perempuan itu berusaha membuka mata, menyeimbangkan dengan cahaya yang terpancar dari atas sana.

"Aku kenapa? Kok bisa disini?"tanya Haura saat melihat pemandangan sekitar yang serba putih.

"Kamu pingsan tadi,"ucap Keira.

"Pingsan?," Keira mengangguk.

"Gimana? Ada yang kamu rasain gak?,"tanya Keira. Haura menggeleng. Badannya terasa baik-baik saja.

"Ra, apa Arzan tau?"tanya Aisyah tiba-tiba yang membuat Haura mengerutkan dahi, tak mengerti dengan ucapan kakak iparnya itu.

"Tau apa?," Haura bertanya dengan raut wajah bingung.

"Soal ini,"ucap Aisyah lalu memegang perutnya. Haura benar-benar tak faham dengan ucapan Aisyah.

"Apa kak? Haura tidak faham,"ucap Haura.

"Kamu gak tau,Ra? Kamu sedang mengandung. Ada sebuah nyawa dalam perut kamu,"Haura terkejut mendengar ucapan yang baru saja Keira katakan.

"Haura hamil? Apa iya?"Haura tak percaya.

"Jadi kamu juga tidak tau?," Haura menggeleng menjawab pertanyaan Aisyah.

"Ra, gimana bisa gak tau? Kamu gak ngerasa gejala orang hamil atau bagaimana? Atau kamu gak sadar kalau kamu telat datang bulan atau apa?,"tanya Keira beruntun.

Gejala hamil? Haura tak merasakan gejala apapun. Lalu telat datang bulan? Ah iya, Haura baru sadar ternyata ia sudah telat hampir sebulan ini.

"Aku baru inget kalau aku telat haid sebulan ini."

"Gejala-gejala hamil? Mual-mual atau ngidam segala macamnya kamu gak rasa?"tanya Keira. Dia seperti dokter kalau kaya gitu.

Haura menggeleng, "Aku gak ngerasa mual-mual atau apapun. Ngidam juga enggak. Beneran gak si aku hamil?," Haura masih tak percaya tapi matanya sudah berkaca-kaca mendengar ini.

"Beneran Ra. Dokter bilang sendiri. Suka gak percayaannya nih anaknya,"ucap Keira.

Haura menangis bahagia. Jika memang betul dirinya sangat-sangat bahagia. Allah menitipkan amanat yang luar biasa untuknya dan juga Arzan.

"Selamat ya Ra,"ucap Aisyah sembari memeluk Haura erat.

"Selamat bestie. Bentar lagi aku punya bestie baru,"ucap Keira ikut memeluk Haura. Jika di lihat-lihat mereka seperti teletubbies yang sedang berpelukkan.

Mengagumimu Dalam Diam {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang