Chapter 19

536 36 0
                                    

"Hahahaha, ternyata kamu takut nonton film horor hahaha." ledek Raka ketika ia dan Shaqila sedang menunggu makanannya.

Mereka menghabiskan waktu seharian di sebuah Mall. Dan ya mereka baru selesai menonton sebuah film horor, sekarang mereka sedang berada di Restaurant yang masih daerah Mall tersebut.

"Siapa sih yang takut? Orang biasa aja sih." dusta Shaqila dan mengerucutkan bibirnya lucu.

"Kalo gak takut kenapa tadi malah nutup mata pas filmnya udah mulai?" tanya Raka dengan menahan senyum.

"Tadi itu mata aku perih bukan takut."

"Masa? Terus kenapa tiba-tiba teriak pas setannya muncul?"

"Aku cuma kaget ternyata ada kembaran kamu."

Seketika Raka menatapnya tajam, Shaqila pun pura-pura tidak mengetahuinya. Tak lama kemudian makanan mereka pun datang.

"Oh ya, Sha. Kamu ada masalah apa sama Silvi?" tanya Raka kemudian menyuruput minumannya.

"Males ah bahasnya. Lagian itu masalah udah lama. Toh, sekarang Silvi udah gak mengganggu lagi." jawab Shaqila sambil menyantap makanannya.

"Oh, baguslah kalo gitu. Aku kira dia masih gangguin kamu. Awas aja kalo misalnya di— "

"Rakaaa!! Kamu ke mana aja? Aku kangen sama kamu." pekik seorang wanita yang langsung memeluk Raka.

Shaqila yang lagi makan pun tersedak dan buru-buru minum jusnya. Sedangkan, Raka awalnya terkejut namun setalah itu ia membalas pelukan wanita itu.

Membalas pelukannya!!

"Oh hai Gaby," sahut Raka membalas pelukannya. Sedangkan, Shaqila mengalihkan pandangannya. Ia gak mau melihat adegan yang berada tepat di hadapannya.

"Kamu gak kangen sama aku?" tanya Gaby dengan nada merajuk dan bergelayut manja di lengan Raka membuat Nafas Shaqila tercekat.

"Of Course." jawab Raka sambil tersenyum. Oh, Ini membuat Shaqila semakin menjadi.

Faiz ada aku di sini dan kamu masih bisa-bisanya seperti itu. Batin Shaqila

"Raka, dia siapa?" tanya Gaby dan menatap Shaqila sinis.

"Oh ya. Gaby, dia Shaqila. Shaqila, dia Gaby. Dan Gaby adalah mantanku." ucap Raka tanpa bersalah.

Bahkan dia gak mengenalkan aku sebagai pacarnya? Poor Shaqila.

Shaqila memaksakan untuk tersenyum dan mengulurkan tangannya ke Gaby. "O, Hai Shaqila."

Gaby menatap Shaqila sinis dan lama membuat Shaqila jengah. Dan setelah itu bukannya berjabat tangan dengan Shaqila, ia malahan melengos. Lalu, kembali bercengkrama dengan Raka.

"Raka kamu 'kan temenin aku jalan-jalan? Aku bosan." kata Gaby tanpa memerdulikan Shaqila. Dan bersandar di bahu Raka.

Sejak tadi Shaqila mati-matian menahan agar tidak menangis melihat adegan seperti itu, tanpa adanya penolakan dari Raka.

Tuhan, kuatkan hati hamba-mu ini. Lirih Shaqila dalam hati

"Raka," lirih Shaqila, ia menatap Raka.

"Iya, Sha?" tanyanya dengan tampang datar dan menaikan sebelah alisnya.

Oh, God! Dia berani bersikap seperti itu di depan bitch! .Umpat Shaqila

"Lo ganggu banget! Lo itu siapanya Raka sih? Ha?!" murka Gaby dan berdiri dari posisi duduknya.

Shaqila menarik nafas. "Lo mau tau gue siapanya? Gue itu—"  Shaqila melirik Raka yang sama sekali gak peduli. Bahkan dia hanya diam duduk sambil bersedekap dan menonton dengan ekspresi datar.

"Lo siapanya? Ha?!" bentak Gaby.

"Shut up, Bithcy!" balas Shaqila dan . . .

Plaaak !!

Satu tamparan mendarat mulus di pipi Gaby, membuat orang-orang yang di sekitarnya menatap kaget begitupun dengan Raka. Namun, ia tetap gak beranjak dari posisinya, Sedangkan Shaqila langsung pergi setelah menampar Gaby.

Fuck you Raka! - Umpat Shaqila dalam hati.

***

Shaqila berangkat ke sekolah lebih awal, dia gak mau kalo harus bareng sama Raka. Bahkan semaleman Raka tidak kasih kabar ataupun minta maaf kepada Shaqila.

Sedari tadi Shaqila menghela nafas berat, Ia menelungkup wajahnya di atas meja. Sama sekali gak bersemangat untuk sekolah. Ia melirik bangku sebelahnya masih kosong, Vina belum datang.

"Sha...." panggil Vina tiba-tiba dan menepuk pelan pundak Shaqila.

Shaqila mendongak dan tersenyum tipis. "Eh? Udah dateng lo?" tanya Shaqila.

"Baru banget sih, lo kenapa? Kok mata lo sembab gitu?"

"Emm bukan apa-apa cuma lagi ada masalah." jawab Shaqila mencoba tersenyum.

"Lo ada masalah apa, Sha? Kalo lo masih anggep gue sahabat, lo ceritalah ke gue." Vina menatap Nanar Shaqila.

"Si Fa—"

"Gue pinjem Shaqila sebentar." tukas Raka dingin ke Vina sambil menarik tangan Shaqila.

Vina menatap kepergian Shaqila dan Raka dengan tatapan heran. Vina  menepis pikiran buruk tentang hubungan mereka.

Raka membawa Vina ke Studio Music dan menghempaskan tangan Shaqila dengan kasar membuat Shaqila meringis kesakitan.

"Mau kamu itu apa, Sha?! Kamu mau menghindar dari aku, Iya?!" bentak Raka membuat Shaqila terlonjak kaget.

"A-aku gak bermaksud menghindar." jawab Shaqila gugup, Ia menunduk karna dia ketakutan melihat Raka yang udah murka.

"Kalo kamu gak bermaksud  menghindar dari aku, kenapa kamu dateng ke sekolah lebih awal dan gak kabarin aku?!" Raka terus membentak Shaqila.

Shaqila memberanikan diri untuk menatap Raka. "Harusnya aku yang marah sama kamu! Kenapa kemarin kamu diem aja Si Bit—"

"Gaby!" tukas Raka dengan dingin dan sepertinya dengan nada gak suka.

"Terserah kamu mau manggil dia apa! Tapi kenapa saat kemarin si Bitch itu bergelayut manja dan meluk kamu, kamu gak berontak atau menolak? Hah?! Kalo masih sayang sama dia yaudah sana balik aja lagi ke dia!" cerca Shaqila dengan mata yang berkaca-kaca.

Dengan satu gerakan Raka memeluk Shaqila disaat yang bersamaan Shaqila menangis.

"Aku gak suka kalo kamu manggil dia Bitch." kata Raka yang masih memeluk Shaqila

Shaqila melepaskan pelukannya dan menatap Raka. "Aku juga gak suka kalo kamu belain dia. Emang kenyataannya 'kan dia itu Bitch."

"Aku gak mau bahas ini." tandas Raka.

Shaqila tersenyum simpul. "Kamu masih ragu sama perasaan kamu sendiri." ucap Shaqila dan berlalu.

— TO BE CONTINUE —

Btw yang di mulmed itu ekspresi-nya Shaqila pas ketemu Gaby dan pas berdebat sama Raka , gaiz~~ 

Oh ya ngomong - ngomong nih ya, Jangan lupa Vomment ;)
Thankyou!

Shaqila ADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang